PROLOG

105K 4.5K 253
                                    

Hai.. mau coba-coba bikin cerita keluar dari Fanfiction. ^^

** Cerita ini hanya fiksi belaka, tidak ada unsur ketersengajaan atau menghina pihak-pihak tertentu.

~ooo~

Kyran menginjakkan kakinya di tanah kelahirannya seraya menghembuskan nafasnya bangga. Persia, ia dilahirkan di bangsa ini oleh ibunya yang hanya seorang pemerah susu yang letakanya jauh di perbukitan. Tidak ada yang menarik dari dirinya ketika masih kecil,ia hanyalah bocah kurus yang selalu berkelahi karena memperebutkan sepotong roti.

Berkelahi adalah hobinya sejak kecil, ia suka perkelahian, haus akan pertempuran, meskipun itu hanyalah pertempuran kecil yang melibatkan dirinya dengan orang-orang yang bertubuh lebih besar darinya. Entah apa yang merasukinya, sejak kecil ia sudah sangat ingin menaklukkan apapun. Ketika ia kalah jumlah atau memang kalah karena tubuhnya terlalu kecil, Kyran akan berlatih sendiri hingga tubuhnya kuat dan mampu mengalahan para pemuda yang bertubuh besar.

Ketika remaja, belum genap berusia 16 tahun, ia sudah mendaftarkan dirinya menjadi seorang prajurit. Ibunya menangis memintanya untuk berhenti dari niatnya menjadi seorang prajurit. Namun sayangnya, tekatnya sudah bulat. Seluruh pemuda di kota, baik yang bertubuh besar dan kecil sudah ia kalahkan, ia ingin pertempuran yang lebih nyata, ia ingin menaklukan bukan hanya pemuda-pemuda yang lebih kuat, tapi ia ingin memenangkan sebuah peperangan.

Pada usianya yang ke 18 akhirnya ia dibawa ke medan peran, dengan mengikuti perintah panglima perang saat itu ia berada pada barisan ke 95, Tentu ia menghapal urutannya saat itu. Masih terlalu kecil untuk berada digaris depan. Tapi, itu tidak membuatnya kecewa, karena ketika pertempuran dimulai ia berlari dengan sangat kencang untuk tiba digaris depan.

Dari sekian banyak prajurit yang kelelahan, Kyran masih berdiri tegak di tempatnya setelah itu. Sang Raja yang saat itu memimpin peperangan merasa takjub dengannya. Pemuda yang masih sangat muda, tidak takut berperang dan terlihat sangat kuat dengan kedua tangannya yang kekar. Sang Raja merasakan adanya ketertarikan kepada pemuda itu. Sejak saat itu, ketika pulang dan pergi berperang Kyran berada tepat di sebelah sang raja.

Tidak pernah dalam hidup sang ibu akan bermimpi bisa melihat putra yang ia beri nama Kyran Jahangir, yang berarti Tuhan Penakluk dunia itu akan benar-benar menjadi seorang penakluk akan benar-benar menjadi sang penakluk dengan menjadi panglima perang diusianya yang ke 20 saat itu. Sudah banyak terdengar beritanya bahkan diseluruh Negeri, bahwa Kyran satu-satu putranya memenangkan peperangan tidak hanya sekali. Menyatukan tiga bangsa agar tunduk pada Persia dan meskipun sering terdengar berita sang panglima mati atau kalah di medan perang tidak pernah terbukti kebenaranya. Berita hanyalah berita, Kyran selalu pulang dalam keadaan utuh, meskipun darah dan luka dimana-mata, Kyran selalu pulang dengan membawa kemenangan.

--

Memasuki pelataran istana, Kyran disambut ramah oleh beberapa prajurit yang menjaga di setiap pintu. Senyum terkembang di wajahnya ketika melihat Bardia, sang pangeran yang konon katanya akan menjadi raja dikemudian hari.

"Kyran." Bardia merentangkan kedua tangannya melihat Kyran, perhatiannya yang sedang bersama selirnya langsung teralihkan ketika melihat sang pahlawan.

"Pangeran Bardia." Kyran menyambut pelukan sang pangeran dengan hangat. Inilah yang membuat Kyran berbeda, disaat orang-orang harus membungkuk atau berlutut ketika bertemu dengan pangeran atau raja, Kyran malah mendapatkan perlakuan istimewa dengan menerima pelukan hangat.

"Kau datang tepat waktu sekali." Bardia tersenyum cerah.

Kyran menangkap adanya sesuatu dari kalimat itu, bukan tentang peperangan pastinya jika sang pangeran sudah tersenyum penuh arti seperti itu. "Apa aku melewatkan sesuatu?" tanya Kyran.

WARLORD'S FATEWhere stories live. Discover now