Part 5 - Ceasefire

46K 3.6K 173
                                    

Sekalian baca.. sekalian denger lagu di multipedianya ya.. hehehe. Lagi lancar nih ide buat Kyran..

Sory for typos

@

Gemericik api dari kobaran api unggun mengiringi kegiatan malam di perkemahan itu. Para prajurit bersiap menyambut keberangkatan mereka besok pagi dengan membersihkan pedang, tameng dan senjata mereka yang lain. Besok mereka hanya akan menyerang dari daratan, tapi tidak menutup kemungkinan perkelahianpun tetap akan terjadi.

Tala, melakukan hal yang sama seperti yang lainnya. Mengelap pedangnya dengan minyak zaitun yang langka ketika Kyran duduk di sebelahnya.

"Kau tidak perlu ikut besok," ujar Kyran.

"Che? Kenapa?"

"Aku membutuhkanmu untuk menjaga Naina disini."

"Bukankah ada prajurit yang lain?"

Kyran menggelengkan kepalanya. "Aku tidak bisa meninggalkan Naina dengan prajurit yang lain. Kau tahu, semalam ada tiga laki-laki yang hendak menyerangnya. Aku tidak ingin prajurit yang lain nantinya menyerang Naina juga."

"Apa kau tidak takut aku akan menyerang putri Naina juga?"

"Apa kau seorang laki-laki?"

"Bukan."

"Kalau begitu, kau tidak akan menyerangnya."

Tala tersenyum mendengar betapa Kyran mempercayai dirinya. Beginilah Kyran, jika sudah memeercayai seseorang. Dia akan dengan sepenuh hati mempercayai, dan akan dibalas dengan kesetiaan dari yang dipercayai.

"Sebenarnya, aku ingin sekali ikut menghancurkan kapal-kapal itu. Tapi, jika kau memberiku tugas yang lebih penting, maka dengan senang hati akan kulakukan."

Kyran tersenyum. "Bagus. Pastikan dia terus berada di dalam tendanya."

"Bale."

Setelah memberikan amanatnya kepada Tala, Kyran pun bergegas ke tenda Naina. Wanita itu sedang asik menjahit sesuatu di atas saputangan berwarna merah magenta. Terlalu asik dengan apa yang sedang di kerjakannya, hingga tidak menyadari kehadiran Kyran di sebelahnya. Ketika ia terasadar pun lonjakan pelan tubuhnya tidak terelakkan.

"Kyran. Kau mengejutkanku." Naina menyentuh dadanya yang berdebar dengan sangat kencang.

Kyran tertawa. Yaa.. dia tertawa. "Maafkan aku, tadinya aku hanya ingin memperhatikan apa yang sedang kau jahit. Tapi, kau terkejut sendiri." Kyran mengusap pipi Naina, selalu tidak bisa tidak menyentuh Naina.

"Aku menjahit seekor kupu-kupu." Naina menunjukkan hasil sulamannya pada Kyran.

Kyran melirik sekilas kupu-kupu berwarna kuning itu lalu mengangguk. "Bagus."

"Kyran, apa besok kau akan pergi berperang?" Kyran diam, tidak menjawab pertanyaan Naina. "Maaf, aku tidak bermaksud ikut campur. Hanya penasaran."

Kyran tersenyum, menunduk ke wajah Naina hingga hidungnya bersentuhan di pipi Naina. Nafas Kyran yang panas pun berhembus di atas pipi Naina. Mereka begitu dekat. Naina memejamkan matanya, menunggu satu kecupan dari Kyran. Tapi, Kyran tidak kunjung menciumnya atau pun mengecupnya.

"Kami akan menyerang kapal gandum dari Mesir." Suara Kyran terdengar dekat di telinga Naina, karena Kyran sama sekali belum menjauh. Masih menempelkan hidungnya di pipi Naina.

Naina membuka matanya, pandangannya bertemu dengan mata Kyran, begitu dekat. "Berapa lama?" Naina mengulurkan tangannya ke jubah panjang Kyran. Berusaha mencari pegangan, jika sewaktu-waktu ia terjatuh. Merasakan itu, Kyran pun memeluk pinggang Naina.

WARLORD'S FATEWo Geschichten leben. Entdecke jetzt