Part 9 - Wasiat Sang Raja [Repost]

42.7K 2.8K 144
                                    

Nainanya ganti jadi Patel aja ya.. hihihi..

ini buat yang gak sempet kebaca full part wasiat sang raja. Aku bela-belain ngetik ulang loh... hiks..hiks..

Belum lanjut ya. Insyaallah hari minggu

@

Setelah kedatangan Zahra di kerajaan Persia terjadi banyak perubahan pada diri Bardia. Pangeran yang dulu biasanya hanya suka bermain-main dan bersantai tiba-tiba menjadi tertarik pada politik. Membuat semua orang terkejut, tetapi tidak untuk Dariush. Ia seperti sudah mengetahui maksud dan tujuan dari perubahan Bardia, meskipun begitu Dariush tetap mendiamkan hal itu.

Kyran yang memperhatikan hal itu pun merasa bingung dengan diamnya Dariush. Tidak biasanya Dariush mengabaikan tipu muslihat seperti itu, sudah jelas terlihat bahwa Bardia dikendalikan oleh Zahra, tapi Dariush seolah-olah buta dengan hal itu. Dia bahkan memberitahu Bardia semua soal politik di Persia, apa sebeanrnya yang sedang terjadi di kerajaan?

Tidak hanya itu saja, Zahra terlihat sangat berkuasa di kerajaan, ia bahkan menyingkirkan semua istri Bardia yang dahulu ke kediaman yang lebih kecil dari istana. Bardia sudah buta karena cintanya kepada Zahra, Kyran tidak tahu bagaimana hal itu bisa terjadi, apa yang membuat Bardia begitu tergila-gila kepada Zahra. Semua yang diinginkan Zahra akan ia penuhi, seolah-olah semua yang dilakukan oleh Bardia, dikendalikan oleh Zahra.

Hari demi hari sang raja semakin lemah, berbicarapun sang raja mengalami kesulitan. Untuk itulah, sebelum ia benar-benar tidak bisa lagi mengungkapkan apa yang ada di hatinya. Ia mengumpulkan seluruh menteri kerajaan beserta anak-anaknya untuk hadis di kamarnya. Bardia datang dengan didampingi oleh Zahra. Bukan hanya itu saja, Naina yang tidak pernah dibawa lagi masuk ke dalam kerajaan pun diharuskan untuk datang, tentu saja ada Kyran bersamanya.

Ada banyak dugaan mengenai situasi di kamar raja yang besar itu saat ini. Untuk apa Raja mengumpulkan semua orang-orang yang penting di Persia? Tentu saja untuk memberikan pesan terakhir, bukan?

Kyran menatap tubuh ringkih Dariush dengan ekspresi yang tidak terbaca, rasanya sulit mendapati rajamu yang dulu sangat kuat dan ia kagumi harus tergolek lemah karena penyakit yang menggerogoti tubuh kuat itu. Begitu juga dengan Naina yang sama sekali tidak bisa menutupi kesedihannya. Dua bulan berlalu, dua bulan juga ia semakin mengenal sang raja. Dariush terlalu sering berkunjung ke rumahnya, berbagi cerita dengannya, tertawa bersama dan bertukat pendapat yang dulu jarang sekali ia lakukan di Libya. Ia melihat adanya sosok seorang ayah terhadap Kyran. Karena itu, ia pun bisa merasakan betapa besar rasa sayang yang Dariush berikan kepada Kyran juga pada dirinya sendiri.

"Kalian aku panggil ke sini untuk mendengarkan pesan terakhir dariku." Suara King Dariush keras dan mantap, sama sekali tidak terdengar adanya nada lemah di sana. Ia mengerahkan seluruh tenaganya untuk berbicara saat ini.

Semua yang berada di ruangan itu menunggu dengan sabar pesan terakhir yang ingin disampaikan oleh King Dariush. Mungkin saja ini mengenai Bardia yang akan meneruskan tahtanya.

"ini mengenai raja selanjutnya," kata Dariush sambil menatap putra satu-satunya yang ia miliki, lalu berganti pada Kyran dan peringgi kerajaan yang lainnya. "Tentu saja, raja berukutnya akan jatuh pada putraku satu-satunya, pangeran Bardia."

Senyum terkembang di wajah bardia saat itu juga, ia melirik Kyran yang berdiri tidak jauh darinya. Lihatlah, sebaik apapun raja pada panglima perangnya. Tahta akan tetap jatuh padanya, satu-satunya pewaris kerajaan yang sah. Putra dari raja itu sendiri, bukan pelayan yang lahir dari rahim seorang pemerah susu sapi. Jika sudah menjadi raja, akan ia pastikan Kyran kembali pada profesi awalnya, yaitu memerah sapi, lalu Naina akan menjadi pendampingnya kelak.

WARLORD'S FATEOn viuen les histories. Descobreix ara