Chapter 3 | Mungkin Awal

4.8K 240 2
                                    

Rain kembali ke lantai acara resepsi, sebagian tamu masih ada di sana, dan sebagian yang lain mungkin sudah pulang, karena ini juga sudah cukup malam.

Rain menghampiri ayahnya juga pria paruh baya yang sudah jadi mertuanya sekarang.

"Bagaimana Nara?" Tanya Dion. Ia sedikit khawatir mengingat kejadian beberapa menit lalu tentang menantunya itu.

Rain mengangguk bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan "Tadi dia sempat menangis, tapi barusan aku menyuruhnya istirahat"

"Hm, iya sebaiknya Nara istirahat dia pasti lelah setelah melakukan acara ini" Lanjut Dion lagi, Rain mengangguk.

"Rain, aku benar-benar minta maaf atas apa yang terjadi malam ini" Ucap Ardan kali ini penuh sesal, tapi sesungguhnya dia juga tidak bisa menyalahkan putrinya terlebih kejadian tadi juga merupakan kecelakaan.

"Tidak perlu minta maaf om, dia istriku sekarang, lagipula itu hanya kue" Jawab Rain dengan senyum.

"Tidak salah memang aku menikahkan kau dengan putriku" Kata Ardan lagi menepuk pelan bahu Rain.

"Dan putraku beruntung mendapatkan istri secantik Nara" Imbuh Dion.

"Yasudah sebentar ya, aku mau menemui Fahmi dan Syakia dulu" Ucap Dion pada Rain dan Ardan yang di balas anggukan oleh mereka.

°°°

"Assalamualaikum, hey apa kabar" Dion menyodorkan tangan pada Fahmi.

Fahmi menjabat uluran tangan Dion meski dengan raut datar, percayalah Fahmi belum bisa sepenuhnya melupakan perbuatan laki-laki itu begitu saja "Waalaikumsalam" Hubungan mereka memang sudah lama membaik, tapi ya gitu tetap saja masih ada kecanggungan.

Setelah menjabat tangan Fahmi, Dion beralih menatap Syakia kemudian tersenyum yang di balas senyum juga oleh Syakia, membuat Fahmi mendelik. Dion yang sadar Fahmi mendelik dia buru-buru menjawab.

"Tenang saja, aku sudah menikah sekarang" Ucapnya sembari menunjuk Amira yang tengah mengobrol asyik bersama ibu-ibu arisannya.

19 tahun yang lalu Dion menikah lagi, ketika usia Rain baru 6 tahun. Butuh dua tahun untuk Dion move on dari Syakia, meskinya dia tidak bisa sepenuhnya menghilangkan perasaannya, tapi sekarang dia sudah punya Amira. Amira yang kepribadiannya berbanding terbalik dengan Syakia.

"Oh ya, terimakasih karena sudah datang ke sini" Ucap Dion ramah.

"Hey, ini resepsi pernikahan anakku tidak mungkin aku tidak datang" Sahut Syakia.

"Anakku juga" Imbuh Fahmi. Dion terkekeh. Ia tahu, baik Syakia atau pun Fahmi memang sangat menyayangi Rain, terlebih mereka tidak memiliki anak laki-laki.

"Oh ya, bagaimana keadaan menantuku setelah kejadian tadi?" Tanya Syakia khawatir.

"Tidak papa, Rain sudah mencoba menenangkannya" Jawab Dion.

"Syukurlah, aku sangat khawatir" Sambung Syakia.

Dion terseyum "Lalu, apa kalian akan menginap?" Lanjutnya.

"Tidak Dion, kami akan pulang sebentar lagi, kau lihat gadis yang duduk di sana dia sudah terlihat mengantuk" Tunjuk Syakia pada Shafa yang tengah menopang kepalanya dengan tangan yang bertumpu pada meja dia terlihat nundutan.

Dion kembali terkekeh kecil "Putrimu masih terlihat cantik bahkan ketika dia tengah mengantuk berat seperti itu"

Syakia tersenyum ikut memandangi putrinya yang memang sangat cantik.

"Tapi lihat putrimu yang lain, dia masih terlihat asik mengobrol dengan teman-temannya" Tunjuk Dion lagi pada Sarah.

"Iya, putriku yang satu itu memang pandai berkomunikasi, hingga dia punya banyak teman" Jawab Syakia.

AFFAIR (Completed)Where stories live. Discover now