Chapter 10 | Ulat🐛

2.7K 162 2
                                    

Mata Nara membelalak saat tiba-tiba perempuan yang diketahui Nara bernama Gita itu mencium pipi Rain, dan entah kenapa hati Nara terasa linu melihat itu. Nara masih terus memperhatikan mereka, mereka sempat diam dan berbincang beberapa saat sampai mata Nara semakin terbuka lebar dan mulut menganga ketika kini giliran Rain yang mencium pipi gadis itu dengan terlihat tulus.

Hati Nara semakin memanas, jika hanya Gita yang mencium Rain Nara masih bisa mentolerir karena mungkin dia menyukai Rain dan Rain tidak. Tapi lihat? Laki-laki itu membalas mencium gadis itu, bahkan terlihat tulus sekali. Mereka beneran pacaran? Rain menyukai gadis itu?.

"Waktu itu dia marah karena Revan menciumku, tapi lihat sekarang dia mencium gadis lain? Haish benar-benar brengsek" Nara bermonolog lagi.

Nara meremas semak-semak di dekatnya dengan napas menggebu, sampai tidak sadar bahwa di daun semak yang tengah Nara remas terdapat ulat bulu hitam, Nara yang tengah kesal dia tidak sadar bahwa saat dia meremas semak-semak itu ulat bulu itu juga ikut teremas hingga ulat itu hancur dan dalaman ulat itu muncrat dari tubuh ulat bulu tersebut.

Nara mengernyit saat merasakan sedikit basah di telapak tangan kanannya, Nara melirik pada tangannya dan membuka telapak tangan yang tadi terkepal pada rumput itu. Dan betapa terkejutnya Nara ketika melihat ulat bulu hitam yang sudah hancur di sertai cairan kental berwarna kuning kehijau-hijauan.

Detik itu juga Nara berteriak histeris dengan menjauhkan tangan kanannya darinya, Nara berteriak kencang dan melompat-lompat, hingga para pengunjung cafe menoleh ke arahnya, juga Rain dan Gita ikut menoleh pada arah Nara yang tengah teriak histeris itu.

"Nara" Gumam Rain ketika mendapati Nara tengah teriak dengan histeris.

"Mamah, mamah, iuw tangan aku, ulat itu, haaaa, mamah" Teriak Nara.

Mata Rain membelalak "Nara awas" Teriak Rain saat melihat sebelah kaki Nara merosot karena dia terus lompat-lompat hingga tak sadar dia menapaki tepian jurang kecil hingga tubuhnya ikut merosot pada hamparan kebun strawberry.

Rain segera menghampiri Nara. Nara terlalu terkejut hingga setelah merosot dia hanya bengong dengan tubuh terlentang di tanah yang miring. "Hah, pasti aku baru tersadar dari mimpi buruk" Gumamnya yang mengira tadi dia sedang tidur dan tentang ulat bulu itu pasti adalah mimpi buruknya.

"Nara, kamu tidak papa kan?" Seru Rain, membuat Nara tersadar bahwa yang tadi itu memang nyata.

"Huaaaaa jadi ini bukan mimpi?" Nara kembali menangis lalu menoleh pada telapak tangannya dan di sana masih ada sisa-sisa ulat bulu itu. "Mamahhhh ulatnya" Teriak Nara.

"Ulat?" Gumam Rain bingung.

"Tangan aku Rain, usus ulat itu muncrat haaaa aaa" Adunya.

Rain meraih tangan kanan Nara dan benar di tangannya ada ulat bulu yang sudah hancur. Rain meraba sakunya mencari sapu tangan, tapi sepertinya dia tidak membawanya kali ini.

"Pakai punya ku kak" Seru Gita menyodorkan sapu tangan miliknya.

"Teri-" Ucapan Rain terpotong.

"Tidak mau! Aku tidak mau pakai sapu tangan dia!" Teriak Nara lagi.

"Oke oke tidak usah pake sapu tangan Gita, ini sudah aku lap dengan tanganku sendiri" Ucap Rain menenangkan dengan mengelap telapak tangan Nara dengan tangannya sendiri.

AFFAIR (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang