MR. Na [✔]

Mr. Na-2

Helaan nafas sedari tadi terus berangsur-angsur tak ada kata henti untuk menghela nafas, Renjun seperti sedang dikerjai oleh boss nya, namun kenyataannya tidak. Memang selama seminggu ini ia sangat sibuk, dihadiahi 2 minggu berada di negara tetangga membuatnya tidak memikirkan kertas-kertas penting itu.

Pangkal hidungnya ia pijat, merasa lelah berjam-jam terus berada didepan monitor. Renjun menyandarkan punggungnya pada singgasana yang menjadi tempatnya mengais uang selama 4 tahunan. Nyawanya serasa ingin lepas dari raganya, punggungnya benar-benar pegal bahkan untuk berdiripun rasanya tak mampu.

krek... krek

suara itu yang dihasilkan dari leher jenjang milik pria Huang kelahiran china itu. Ngomong-ngomong tentang dirinya, pria bertubuh mungil ini baru saja mendapat bonus dari setengah gajinya, jika kalian pikir gajinya setara untuk makan sebulan, kalian mengalami kesalahan besar. Sebab gaji yang diberikan pria Na itu bisa mencukupi hidup kalian setengah tahun bahkan lebih jika kalian hidup dengan gaya sederhana. Dan bayangkan saja jika ditambah dengan bonus yang diberikan, mungkin menjadi bawahan dari pria Na tidak membuat Renjun rugi sedikitpun, ia justru sangat bersyukur.

"sampai kapan kau terus menghela nafas dan meregangkan ototmu, Huang?" si pemilik kekuasaan akhirnya menyalurkan suaranya yang sedari tadi ia tahan, jika kalian tahu pria Na itu sering kali memperhatikan sekretarisnya. Kalian pasti memikirkan hal yang tidak-tidak saat kutebak? hell jawaban kalian itu tidak benar.

Pria Na itu mengawasinya karena memang makhluk disampingnya sangat indah, bukan hanya semata-mata ingin mengawasi si mungil. Siapa juga yang ingin melewatkan hal yang menarik seperti itu? bohong jika tidak ada yang tertarik dengan Renjun, si pemilik nama itu sangat cantik, matanya yang selalu memancarkan keindahan, jika kalian ingin melihat semesta. Maka lihatlah pria Huang itu. Ngomong-ngomong tentang tadi, itu bukan bualan semata nyatanya memang Renjun sangat indah dengan rupa bahkan hatinya.

"ah maaf, maafkan aku, aku sangat lelah seminggu ini seperti dikejar oleh pekerjaan" Renjun berdiri di samping kursinya, seperti hal biasa yang melekat pada dirinya. Ia selalu membungkukan badannya sebagai tanda menghormatan atau perminta maafan.

"tidak apa-apa, apa berlibur 2 minggu dariku tidak cukup untukmu?" tangan nya yang sedari tadi memegang mouse itu kini beralih menopang dagunya, tatapannya membuat si mungil salah tingkah sendiri. Ia berani bersumpah jika ia jatuh cinta kepada mata berpupil hitam legam itu.

"ti-tidak, itu sangat cukup bahkan lebih dari cukup" Renjun mengalihkan tatapannya, ia tidak berani untuk menatap mata indah itu. Dirinya takut jatuh semakin dalam kepada pria di hadapannya ini.

"ah begitu, baiklah lanjutkan bekerja. Hari ini kau tidak usah lembur biar diriku saja" Renjun tidak ingin membatah, siapa juga yang akan membantah jika porsi waktu kerjanya dikurangi, walaupun hanya berbeda 4 jam dari waktu lemburnya, tetapi tetap saja ia begitu senang. Setidaknya selama 4 jam itu ia bisa berleha-leha di atas kasur empuknya, berlama-lama di kantor tidak baguskan? jadi meninggalkan kasur empuk yang sangat nyaman itu juga tidak bagus.

"baiklah, apa tuan ingin memakan sesuatu? sedikit lagi waktunya makan siang, biar kupesankan jika anda ingin" Renjun sebenarnya hanya basa-basi, namun ia juga lapar. Cacing-cacing di dalam perutnya sedang demo didalam sana membuat perutnya berbunyi berkali-kali, untung saja tidak terlalu keras. Jika terdengar mungkin ia akan meminta izin berlibur 3 hari dengan dalih sedang tidak enak badan. Well menghilangkan rasa malu itu sangat susah tau!!!terlebih pada atasannya sendiri.

"samakan saja dengan milikmu, Huang" Renjun mengangguk, dengan cekatan dirinya segera mengambil handphone boba keluaran terbaru. Ngomong-ngomong tentang handphone, itu juga pemberian dari Jaemin. Hampir semua fasilitasnya dari pria Na itu, dirinya memang terkenal sangat royal dikalangan para pekerja, namun dengan Renjun ia akan lebih royal.