Mr. Na-6

4.5K 391 31
                                    

Setelah mendengar pernyataan itu, Renjun memejamkan matanya, ia menolehkan wajahnya untuk memandang laki-laki yang masih sama posisinya. Senyuman kecil dibibirnya kian mengembang saat mata keduanya saling memandang, rona pipi yang menghiasi pipi yang sedikit gembil itu menambah kesan cantik untuk Renjun.

Jaemin selaku penikmat pemandangan ini,tersenyum. Dirinya tak ambil pusing tentang apa yang akan nanti diucapkan oleh Renjun, penerimaan atau penolakan. Dirinya tidak peduli, yang ia pedulikan kini hanya menatap wajah Renjun yang sedang merona jauh lebih dekat dari sebelumnya.

"kamu cantik sekali, Renjun" manik tajam itu kini sedang terbinar menatap mata rubah yang dipenuhi banyaknya bintang didalamnya, ucapan frontal yang begitu saja keluar dari mulutnya tak diidahkan olehnya. Jaemin membiarkan mulutnya itu, karena dengan ucapannya yang tidak disengaja mampu membuat rona itu kian menambah. Jaemin menyukainya.

"terimakasih pak" si empu yang baru saja dipuji segera memutuskan pandangannya, ia lebih dulu untuk kembali ke posisi semula, wajahnya yang menunduk untuk menutupi rona merahnya. Renjun-nya sedang malu.

Jaemin enggan menaruh harapan, namun melihat Renjun yang malu dan gelagapan hanya karena di pandangnya membuat harapannya kini meningkat. Dirinya terlalu pede jika dibilang ia sangat yakin bahwa Renjun juga menyukainya. Namun kembali lagi dengan Renjun, pemuda itulah yang mengambil keputusan.

.

.

.

20 menit masih dengan posisi yang sama, keduanya tidak ada yang berbicara untuk memulai semuanya, memasuki topik yang baru saja ditinggalkan, Renjun sedang berfikir dan tentu saja rona nya masih terlihat sama ditempatnya. Begitu pun dengan Jaemin, ia pun sama hanya diam dan menikmati hangatnya tubuh Renjun, ditambah dengan wangi dari cekuk leher pemuda yang lebih muda darinya.

Pahanya yang mulai kebas tak Jaemin pedulikan, ia rela jika Renjun masih ingin berada di pangkuannya untuk 1 jam kedepan. Apapun ia lakukan untuk si mungil yang berada di dekapannya ini. Jaemin menyukainya, menyayanginya, mungkin bahkan mencintainya.

"pak Jaemin, saya mau pak mendampingi anda lebih lama dari sebelumnya, saya juga ingin berada disamping bapak apapun keadaannya, mempunyai keluarga kecih bahkan putra maupun putri yang akan melengkapi kita, saya siap untuk menjadi teman hidup bapak"

Renjun kini membalikan badannya, menghadap lelaki yang akan menjadi pasangannya itu, Renjun bahagia. Baru saja ia ingin menyerah untuk tidak terlalu berharap dengan pria dihadapannya ini, namun apa yang ia dapat sekarang ia sangat bersyukur tidak mengikuti saran dari temannya itu.

Senyuman lebar dari bibir tipis yang jarang sekali tersenyum kini menampakan gigi kelincinya, Jaemin. Pemuda kelahiran agustus itu segera mendekap tubuh yang lebih kecil darinya. Kepala dengan surai yang wangi bunga lavender itu kini ia sandarkan di dadanya begitupun dengan kecupan yang terus ia layangkan.

"Renjun, terimakasih. Terimakasih kamu sudah menerima saya, saya sangat bahagia. Maafkan saya terlalu lama untuk memastikan perasaan saya terhadap kamu"

Jaemin semakin mengeratkan pelukannya, ia pun terus merapalkan kata "terimakasih" kepada pria asal China ini. Renjun yang herada dilingkup hangat dan nyamannya hanya mengangguk, ia pun bahagia.

.

.

.

3 bulan sudah mereka menjadi sepasang suami istri, tidak sedikit juga yang masih tak percaya seet melihat kemesraan mereka. 2 bulan yang lalu setelah pria Na itu menyatakan perasaannya, Jaemin maupun Renjun dengan terang-terangan membagikan kemesraan di sosial media mereka berdua. Riuhnya komentar bahkan menjadi sorotan untuk beberapa minggu kedepannya.

MR. Na [✔]Where stories live. Discover now