Mr. Na-4

3.9K 398 5
                                    

Sudah terhitung pria bermarga Huang itu berjalan bulak-balik tanpa arah, kuku jarinya ia gigit dengan tangan yang saling menopang dibagian dada, hari ini menurutnya hari yang sial untuknya. Jamuan makan malam keluarga besar Na itu malapetaka untuknya. Kenapa ia bisa bicara seperti itu, karena jujur ia mendatangi acara makan malam bersama keluarga Na itu bukan hanya sekali-dua kali, ia sudah mengunjungi kediaman rumah berisikan anggota keluarga Na itu sudah puluhan kali.

Dirinya begitu kecil untuk di sandingan bersama Jaemin, pria berparas tampan itu terlalu sempurna untuk menjadikan dirinya sebagai partner untuk makan malam disana. Walaupun sudah sangat mengenal Renjun tetapi si kecil itu terus saja merasa dirinya kurang, ia hanya seonggok manusia kecil di tengah ribuan uang yang sedang berjalan.

Keluarga Na itu terdiri dari 3 anggota, ketiga nya sudah memiliki istri dan anak, bahkan anaknya rata-rata sudah ingin memasuki jenjang pernikahan, contohlah seperti Na jaemin. Pria kelahiran agustus itu menjadi cucu ke 5 yang sudah seharusnya menikah dan memiliki keluarga kecil, namun tolakan yang selalu didapatkan dari keluarga Na itu. Jaemin selaku si empu hanya bisa undur diri jika keluarga besarnya sudah membicarakan tentang dirinya. Pun Renjun harus mengikuti pria Na itu pergi.

"hey ayolah Renjun!! sampai kapan kau terus mondar-mandir seperti itu? jika kau terus seperti itu maka lebih baik kau kembali ke ruanganmu"

Renjun selaku si empu memandang temannya dengan tatapan memohon, dirinya sedang pusing bahkan enggan sekali untuk bertemu pria Na itu, namun yang ia dapatkan Haechan-selaku temannya-hanya mengomeli dirinya. Renjun mendesah kasar, sepertinya mau tidak mau ia harus menerima ajakan dari pria kelahiran agustus itu. Lagi pun siapa yang akan berani menolaknya?.

"Haechan, bisakan aku meminta tolong denganmu?- tersirat wajah memohon bak anak anjing yang sedang membutuhkan pertolongan, Haechan selaku pemilik nama menghela nafas. Huftt apalagi yang sahabatnya ini inginkan?

"baiklah ada apa?" Sandaran kursi khas orang kerja itu menumpu banyak beban, selain punggung yang terasa pegal ada pun beban pikiran yang ditumpu disanah. Haechan si pria berkulit tan itu adalah bagian dari perusahaan Na ini, posisinya sangat berpengaruh diperusahaan ini, tugasnya walaupun hanya berkekeliling mengontrol kantor tetap saja penting. Ia bergabung di Na.Crop saat setelah setahun Renjun bergabung disana. Keduanya menjadi akrab karena beberapa laporan hasil controlling yang Haechan lakukan harus melapor pada Renjun, yang dimana jabatannya adalah seorang sekertaris pria bertubuh tinggi itu.

"tolong carikan aku jass yang cocok untuk diriku, hari ini kau kan tidak terlalu sibuk" Renjun mengalungkan tangannya di leher si empu, dari arah belakang dagunya ia tumpu di bahu lebar milik Haechan. Dirinya butuh istirahat sungguh ia sangat lelah dengan semuanya.

"baiklah akan aku carikan, bonusku jangan lupa" kalungan dari leher itu mengencang membuat si empu terbatuk akibat lehernya yang terasa tercekik itu, perlahan setelah Haechan mulai memukul main-main tangan nya barulah ia mulai mengendurkan kalungan tangan itu.

"hais baiklah-baiklah, aku hanya bercanda. Kau nih kenapa menjadi sangat sensitif huh? jangan-jangan kau....

Haechan dengan sengaja menggantungkan kalimatnya, membuat si empu penasaran bukan main, "jangan-jangan kenapa?"

Raut teman seperkantorannya itu sangat serius, membuat dirinya sibuk menunggu jawaban yang keluar dari lambium yang sedikit tebal itu, Renjun menatapnya dengan serius, binar matanya begitu ketara menginginkan sesuatu yang terucap dari sanah.

Rasa antusias pun hilang terganti wajah kesal, hidungnya yang bangir itu ia kerutkan dengan bibir tipis yang dikerucutkan, dirinya sebal!!! sungguh. Haechan baru saja menjahilinya....

MR. Na [✔]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ