17 • Pacar ya?

7.8K 670 58
                                    

happy reading


—o0o—

Untung jatuhnya sama kamu, jadi biar sampai gila sekalipun, nggak akan pernah aku sesali. Karena kamu adalah jatuh yang akan selalu ingin aku ulangi.

—o0o—

Suara dentuman musik DJ langsung menyambut kedatangan Malven. Cowok dengan permen karet blueberry dalam mulutnya itu segera melangkah masuk, dia membiarkan aroma alkohol mengusai indra penciumannya.

"MAL, WOI JAMAL! SINI!" Thomas meneriaki Malven sembari melambaikan tangan tinggi-tinggi.

"Malven, bego!" Jeremy menggeplak kepala Thomas yang salah sebut nama.

Mata Malven memicing berusaha memastikan jika itu adalah teman-temannya. Lampu remang serta kelap-kelip ini berhasil menurunkan daya pengelihatan Malven. Setelah memastikan jika itu adalah Thomas, barulah Malven berjalan mendekat.

Sampai di sana, Malven langsung mendudukkan dirinya tepat di antara Thomas dan Fathan. Sudah banyak botol-botol beling berisikan minuman beralkohol di hadapan mereka saat ini.

"Lama banget lo?" tanya Jeremy setelah menenggak minumannya.

"Biasalah habis debat dulu sama bonyok," balas Malven ikut mengangkat satu botol lalu meminum minuman tersebut.

"Debat Mulu heran gue, nggak capek apa?"

"Capek, tukeran keluarga aja mau nggak?" tanya Malven balik membuat Fathan refleks tertawa.

"Nggak deh, makasih," katanya. "Mental gue masih kayak tahu basi soalnya."

Sontak mereka tertawa. Kelimanya lalu sama-sama menikmati malam itu. Mereka mabok bareng. Bahkan Jeremy sudah keluyuran di lantai dansa, mencari mangsa tante-tante kaya raya katanya. Biasanya, kalau sudah begitu pulang-pulang Jeremy dapat banyak uang. Malven sendiri masih setia pada tempatnya, cowok itu beberapa kali dihampiri oleh wanita-wanita malam yang ada di tempat tersebut, hanya saja Malven tidak tergoda kali ini. Malven yang masih sadar lebih memilih untuk memperhatikan foto-foto Aleta yang dia tangkap tadi saat di taman.

Thomas dan Fathan sibuk terus minum sambil memperhatikan sekitar, mengobrolkan hal random di bawah alam bawa sadar keduanya. Mabok berat kedua sahabat Malven itu.

Alva sendiri hanya minum sedikit kali ini, dia kemudian menggeser duduknya untuk mendekat kepada Malven. Menyadari pergerakan Alva, buru-buru Malven mamatikan ponselnya.

"Ck, apa sih lo dekat-dekat?"

"Bucin," kata Alva.

"Suka-suka gue." Malven mengambil kembali botol minumannya yang kemudian ditahan oleh Alva.

"Jangan terlalu mabok, ntar repot gue. Thomas sama Fathan udah teler, Jeremy gue pikir juga sama, cuma kita yang oke, ntar kalau lo teler juga lihat aja nggak bakalan gue tolongin. Gue tinggal kabur!" ujar Alva dengan begitu tega. Memangnya siapa yang mau nyeret keempat orang itu nanti? Alva tidak sudi.

Malven menghela napasnya, urung minum sebab ucapan Alva yang ada benarnya. Cowok itu lalu melirik Thomas dan Fathan yang sudah ngelantur-ngelantur nggak jelas.

MALVEN ALVITO [Sedang PO]Where stories live. Discover now