My Friend My Love - Part 3

19 8 0
                                    


-Tok...Tok...- Dinda tengah berdiri sembari mengetuk-ngetuk pintu kamar Reza.

Tak butuh waktu lama Reza pun keluar membuka pintu kamarnya.

"Din.. kenapa..?" tanya Reza tersenyum tipis.

"Lo dipanggil Papi gue tuh" balas Dinda datar.

"Mmm... emang ada apa Din? gue bikin kesalahan yah.. atau..?" tanya Reza kembali dengan nada sedikit canggung.

"Gak tau Za, mending lo cepet-cepet nemuin Papi gue tuh di ruang tamu"

"Ya.. yaudah Din gu... gue segera kesana" sahut Reza sedikit gugup.

"Mmm.. lo keliatan gugup, lo takut yah Papi gue kenapa manggil lo? udaah gausah takut, gue temenin lo kok ketemu Papi gue.." ucap Dinda dengan nada menyemangati Reza.

"Kenapa yah.. Papinya Dinda manggil aku, apa jangan-jangan Papinya Dinda udah mulai keberatan kali yah aku tinggal di rumah ini.. yaudah deh kalau aku harus keluar dari rumah ini sekarang juga aku sudah siap.." batin Reza sedikit menunduk sedih.

"Hey-hey.. Reza.. kok lo malah jadi sedih gitu sih? Papi gue gak bakalan apa-apain lo kok, udah gak usah takut nemuin Papi gue, kan semalam lo udah tau Papi gue itu orang nya kek gimana, dia seneng kok lo tinggal di rumah ini.."

"Eh.. iya-iya Din, maaf tadi gue ngelamun yah?" celetuk Reza sedikit terkejut.

"Hihihi pake nanya lagi, iya-iya. udah ah, ayo." pekik Dinda sedikit terkekeh.

Dinda dan Reza pun berjalan ke arah ruang tamu untuk menemui Pak Ahmad.

________________________________

"Pi, nih Reza"

"Malam Om.." ucap Reza sedikit menunduk sambil tersenyum menemui Pak Ahmad.

"Ah malam juga na Reza.., boleh Om bertanya sesuatu sama kamu?, tapi kamu jangan tersinggung yah.. karna Om hanya ingin tau dan kenal kamu lebih dalam saja, karna sekarang kan kamu sudah tinggal di rumahnya Om.." balas Pak Ahmad dengan nada berwibawah.

"I..-iya Om.., tentu saja boleh..." jawab Reza tersenyum sedikit gugup.

"Ya sudah, ayo duduklah.."

Dinda dan Reza pun duduk bersebelahan.
_

___

Beberapa menit kemudian Reza pun telah menceritakan tentang kisah pahit kehidupannya, dan itu membuat Pak Ahmad merasa sangat kasihan dengannya, karena Reza yang masih berusia 18 tahun itu harus mengalami kehidupan yang begitu rumit.


Iya, Reza sudah putus sekolah sejak kelas 3 SMP karena kisah silamnya saat tawuran dulu, ya. Bisa dibilang Reza dulu anak yang cukup nakal, hobinya adalah tawuran dan kebiasaannya saat bersekolah dulu sering bolos dan terlambat, dan itu membuat kedua orang tua Reza kecewa dan selalu memarahinya hingga selalu Reza di banding-bandingkan dengan kakak sematawayangnya dan anak-anak tetangga yang lain, hingga akhirnya Reza memutuskan untuk tidak mau bersekolah lagi, dan menjadi anak yang malas-malasan dan nganggur di rumah saja, dan itu tambah membuat kedua orang tuanya sangat marah dan kecewa hingga selalu berkata yang membuat hatinya sakit, namun ternyata..? hah sungguh tidak terduga, karena selalu mendengar itulah membuat Reza menyesal dengan ulah dan sifat kesalahannya yang dulu sampai Ia bertekat untuk berubah, Ia ingin menjadi orang yang baik dan lebih baik, Ia sedih dan menyesal karena selalu membuat kedua orang tuanya marah dan kecewa dengannya, dan tidak bisa membuat mereka bangga dengannya. Maka itu setelah satu tahun sudah Ia berhenti mengejar pendidikannya, Ia meminta maaf dan berpamitan kepada kedua orang tuanya dan memohon doa restu untuknya merantau di kota ini, yaitu dari Bandung ke kota Jakarta untuk merubah nasibnya agar membuat kedua orang tuanya sedikit bangga dengannya, dan siapa yang bisa tau dengan takdir seseorang?, ternyata Reza bisa sukses juga, Ia bekerja dan terus bekerja hingga akhirnya Ia mendapatkan modal untuk usaha berdagang pakaian-pakaian di sebuah pasar di kota itu sampai laris besar, hingga Ia bisa menyewa sebuah ruko dan menjadi pengusaha kecil yang cukup sukses, dan itu membuat kedua orang tuanya terharu dan cukup bangga atas kesuksesan anaknya yang dulu mereka anggap tidak bisa menjadi apa-apa itu, namun lama semakin lama waktu berjalan, sifat Reza berubah kembali, Ia sudah malas-malasan lagi dan menganggap enteng usahanya, Ia tidak fokus lagi dengan usahanya karena terpengaruh oleh pergaulannya yang berada di kota ini, Ia memiliki banyak teman-teman yang ternyata hanya memanfaatkannya dan selalu datang kepadanya disaat mereka memerlukan sesuatu saja dari Reza, karena itulah Reza terjatuh, kesuksesannya berubah menjadi nol. namun Reza tidak menyalahkan siapapun, Reza berpikir bahwa ini adalah kesalahannya sendiri, walaupun sebenarnya itu semua karena pergaulan yang di milikinya yang mampu membuat kesuksesannya itu bangkrut dan gagal total. Reza menangis, Ia merasakan putus asa dan kegagalan yang sangat terdalam dan tak ada siapapun yang bisa menghiburnya.

My Friend My LoveWhere stories live. Discover now