Bab 6 The Queen's Love

13 1 0
                                    


Beberapa waktu lalu, sebelum Prince Svart tewas dalam tugas ....

Awalnya Brun tidak tahu mengapa Ratu Himmelen terasa sangat membenci dirinya. Sejak hari pertama kedatangannya di Alfheim, Bunda Ratu tak pernah tersenyum kepadanya. Berbeda sekali saat Prince Svart datang ke Istana Alfheim. Dia disambut dengan suka cita oleh sang Ratu.

Brun ingat saat itu dia sedang menemani Putri Lilla di Hall Art memainkan harpa kesayangannya. Brun bertugas mengiringinya dengan piano. Mereka berdua tenggelam dalam alunan irama klasik favorit mereka seja kecil tiba-tiba Blå datang bersama seorang temannya yang berkulit pucat. Dia berwajah tampan dan berbadan tegap khas putra mahkota kerajaan.

"Hi My Little Lilla, how are you?" sapa Blå sambil memeluk erat adiknya.

Lilla buru-buru menjauhkan harpanya agar tidak tersangkut oleh baju zirah Blå. Brun pun ikut terkaget dan menghentikan permainan pianonya.

"Kamu sudah kenal dengan kawanku, Prince Svart 'kan?"

"Hemn," sahut Lilla seraya berdiri dan mengangguk sekilas.

"Hi Brun, My Bro," sapa Blå sambil mendekap sahabat kecilnya itu. "Thank you, ya. Kamu selalu jagain My Little," lanjutnya.

"Oh, ya. Kenalkan, ini Prince Svart dari Kerajaan Vanaheim. Svart, come!"

Svart sedang sibuk memperhatikan Lilla yang terlihat sangat cantik di balik harpanya. Brun merasa tidak senang dengan hal itu.

"Ini Brun, sepupuku, sahabat terbaikku."

"Svart. Senang bertemu denganmu." Dia mengulurkan tangannya.

"Brun," sahutnya sambil menjabat erat tangan Svart dengan suatu rasa yang tertahan.

Akhirnya dia melihat secara langsung Pangeran Svart yang waktu itu hanya bisa dilihatnya dari balik rumpun Hyacinthus. Brun dapat mendengar dentuman dada Svart yang menandakan bahwa dia sangat mendambakan Lilla. Brun makin membenci pria ini.

"Hey, kamu main piano rupanya. Boleh aku pinjam sebentar?"

"Oh, ya. Silakan." Brun menyahut kikuk, seraya berdiri menepi.

Jari-jari Svart yang sangat anggun menari indah di atas tuts piano. Sebuah persembahan lagu klasik yang sangat memukau dimainkan sempurna dan diakhiri dengan sebuah senyum manis. Lilla sempat terpana bahkan sampai menghentikan permainan harpanya. Seketika Brun menyesal mengapa selama ini dia memainkan piano dengan setengah hati hanya untuk mengiringi Lilla.

Prok! Prok! Prok!

Tiba-tiba suara tepuk tangan dari Bunda Ratu yang baru saja memasuki ruangan, menghentikan semua bunyi suara yang ada.

"Selamat, Prince Svart, permainan pianomu sungguh luar biasa," ucap Bunda Ratu sambil menatap ramah kepada tamunya itu.

Svart yang sedang dipuji merasa bangga, dia bangun dari duduknya dan mengangguk sekilas kepada Bunda Ratu.

"Ah tidak, Yang Mulia. Saya hanya iseng," sahut Svart merendah.

Sementara Brun perlahan mundur, atas isyarat Aunt Månen. Hanya dia yang mengerti apa yang dirasakan Brun saat itu.

"Saya permisi dulu, sudah waktunya memberi makan Hjort," ucap Brun sopan sebelum meninggalkan kamar, dia terpaksa menggunakan rusanya Lilla sebagai alasan.

"Blå gimana kalau Prince Svart kita minta duet dengan Lilla pada saat pesta ulang tahunnya, nanti?" Pertanyaan Bunda Ratu itu sempat menghentikan langkah Brun, yang baru saja melangkah di balik pintu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 06, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Begin AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang