Mindset!

2.3K 344 85
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Iya sih, aku suka heran sama orang yang berprinsip selama janur kuning belum melengkung. Memang gak ada aturannya di agama, kalau kita gak boleh menikung pacar orang. Bahkan pacaran aja gak ada ternyata.

Tapi, secara moral, kalau memang dia udah jelas gak sendirian, ya jangan di serobot. Gyan benar, kalau kita suka gak menghormati hubungan orang, nanti orang juga gak menghormati hubungan kita.

Gyan takut karmanya kena ke ibu, adik dan anak perempuannya? Yah memang gak ada satupun perbuatan di muka bumi ini, yang gak ada ganjarannya. Pantes mas Arya tobatnya gila – gilaan. Ternyata dia takut, karmanya menimpa Attaya kali, ya?

Walau gondok, ternyata kalau aku nikah sama yang lain, Gyan bakalan move on aja. Gyan mah gitu, terlalu realistis. Pantes dulu dia sempat nanggapin Lestari, ternyata karena dia memang merasa, gak perlu ganggu aku yang sedang bersama orang lain. Bagus sih, gak suka ganggu orang.

Tapi kan sebel, pingin dengar jawaban yang lain.

Kami akhirnya berbelok ke koin laundry yang aku dapat dari hasil googling ini. Tempatnya lucu, kayak laundry koin yang suka dilihat di film – film luar negeri gitu. Gyan mengangkat satu tas besar berisikan baju kotor kami.

Kami di sambut petugas yang menyambut kami ramah "Eh?" Dia menunjukku dengan sopan "Ini mbak selebgram itu kan, ya?" Tanyanya dan aku melirik Gyan yang udah nahan ketawa. Aku hanya nyengir canggung "Aku followersnya mbak Viola." Dia langsung meremas kedua tanganku sambil melompat girang.

"Aku suka banget, lihat review – review nya mbak Ola. Terus make up tutorialnya mbak Ola." Dia melirik Gyan malu – malu. Heh! Sleding nih ya!

"Ini... mas yang di foto nikahan mbak Viola kan? Oh ini lagi bulan madu, ya? Lah kok nyuci baju?" Tanyanya bingung dan Gyan masih nahan ketawanya sambil aku meliriknya kesal. "Iya, kami jalan darat. Jadi mau cuci baju dulu, biar gak banyak pakaian kotor." Jawabku dan dia melonjak – lonjak girang lagi.

"Endorsein doong. Gratis deh cucinya!" Pekiknya antusias. Aku melirik Gyan, karena aku tahu, Gyan pasti gak mau di foto. Aku meringis menatap mbak – mbak penuh harap ini.

"Mas Gyannya, gak suka di foto – foto gitu, mbak." Bisikku dan dia merengut. "Mas Gyannya sekilas aja gak apa – apa. Yang penting mbak Ola upload foto nyuci disini, sambil review. Ya? Please? Ini usaha pertamaku, aku masih butuh promosi." Mohonnnya.

Dia memang kelihatan masih muda banget dan tempat ini bagus banget walau gak terlalu besar. Tapi keren banget bisa usaha begini.

Aku melirik Gyan dan dia kayaknya juga dengar kalau gadis ini, butuh banget promosi. Gyan mengangguk dan aku tersenyum ke gadis di depanku ini "Oke. Boleh." Jawabku dan dia bertepuk tangan girang.

Aku dan Gyan selalu ingin bisa mensupport para pelaku bisnis lain, sebisa kami. Gyan gak segan naro flyer pembukaan toko, atau jasa – jasa apapun yang baru buka, di meja – meja coffeecoustic. Kata Gyan, rezeki gak akan ketuker. Jangan takut hanya karena promosiin bisnis orang lain yang mirip – mirip.

OLAGYAN ( BE US AGAINST THE WORLD )Where stories live. Discover now