Que Sera Sera!

3.4K 440 269
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Sepanjang jalan aku tuh mikir, kenapa ruwet amat sih?

Harusnya tuh aku ber flower-flower kan ya masih di gilai mantan yang ternyata beneran gila? Tapi kok aku malah mumet. Kalau cewe-cewe lain udah dongak karena mantan masih inget coklat kesukaan dan rela ngebeliin sampai nganterin. Udah lah harga coklatnya hampir 3juta amatan.

Walau 3juta itu receh buat Miko, tapi tetap aja. Dia udah bukan siapa-siapaku dan bisa-bisanya mampir Godiva dan beli itu, buat aku.

Aku malah jadi resah gelisah, kayak udah di kabarin bakalan ada tsunami datang. Ini kepala rasanya kayak udah nyala aja alarm tanda bencananya dan aku harus segera evakuasi.

Yang gak tahu mau evakuasi kemana.

Kalau di pikir-pikir, aku selalu ketemu laki-laki bermasalah. Atau memang pada dasarnya setiap orang itu bermasalah? Mungkin di mata mereka, bahkan Gyan sekalipun aku sendiri juga bermasalah?

Bima bermasalah dengan ketakutannya gak kelihatan kayak tentara. Padahal tentara jelas gak mungkin kelihatan kayak penari latar kan? profesinya jauhnya aja udah beda banget. Tapi Bima effort banget mempertahankan wibawanya. Yang setelah aku pikir-pikir, some people were not born with natural power and charisma. Walau badan segede Bima sekalipun, mungkin memang Bima bukan tipikal orang yang bisa punya aura sekuat itu. Dan dia effort banget buat itu, saking takutnya di pandang gak punya wibawa jadi perwira. Padahal Bima cukup menjadi perwira yang bisa meng-influence orang banyak dengan kerendahan hati dan cara kerja yan baik, juga bisa.

Miko? Miko jelas punya issue dengan emosinya. Emosinya banyak di kurung orang tuanya. Bukan soal gak boleh marah, karena nyatanya Miko pemarah. Parah. Miko gak boleh hidup pakai hati. Padahal, nyatanya Miko ternyata se fragile itu. Dia akhirnya jadi orang ganteng, kaya, sukses, pintar bahkan genius.... tapi bingung. Jiwanya ruwet dan bingung.

Dan aku gak nyangka Miko itu penganut azas kutunggu jandamu. Harusnya kemarin aku cek lagi Porsche Cayenne nya ada tulisan itu gak di kaca belakang atau bumper belakang. Apa di karet tutup roda kayak di truk-truk gitu? Kaget lho saya.

Dan suamiku sendiri apa? Aku seenaknya menilai mantan, sampai lupa suamiku sendiri gimana? Kenapa justru kacau balau di pilihan terakhirku, disaat aku berhasil lolos dari toxic relationship sebelumnya? Apakah aku memang orangnya atraktif banget ya sama yang bau-bau keracunan gini? Kok gak bisa kayak orang-orang, habis babak belur eh dapatnya suami yang adeeeeeemmm banget, berasa mandi di bawah air terjun di Puncak.

Gyan, satu yang aku rasakan dari Gyan. Gyan dari muda urusan hidupnya udah cari duit. Walau bukan orang susah, bahkan bisa di bilang anak orang kaya raya karena warisan almarhum itu, begitu aku tahu jumlah sungguh mak jeleger besarnya. Tapi Gyan, entah saking tobatnya atau saking paranoidnya? Dari muda sudah mindset nya hidupnya harus siap-siap.

OLAGYAN ( BE US AGAINST THE WORLD )Where stories live. Discover now