Bagian 36

993 141 11
                                    

  Saat ini seokjin duduk di sebelah taehyung sambil mengenggam kedua tangan taehyung dan meletakkannya di pipi seokjin. Wajah taehyung sudah memerah karena menangis hebat tadi. Seokjin tidak tahu kenapa taehyung menangis histeris padanya tadi.

Apakah terjadi sesuatu pada taehyung saat seokjin tinggal di apartemen barunya? Seokjin mengusap kedua pipi taehyung secara lembut dan penuh dengan kasih sayang lalu berkata.

"Tarik nafas perlahan... Lalu buang. Coba hyung lakukan seperti yang kukatakan barusan, agar hyung bisa tenang" taehyung pun mengangguk. Taehyung menetralkan emosinya lalu menghirup udara lalu menghembuskan secara perlahan seperti yang seokjin katakan.

Setelah cukup tenang taehyung melepaskan kedua tangannya yang digenggam oleh seokjin lalu mengarahkan kearah wajahnya untuk menghapus air matanya dan mengusap wajahnya.

"Begini... Hyung ingin mengatakan hal yang akan membuatmu sakit lagi jin. Tapi hyung mohon, maafkan hyung. Hyung juga tidak tahu tentang hal itu. Hyung sudah mencarinya dan hyung menemukan fakta itu kemarin. Ini hyung membawa sebuah dokumen dan data tentang dirimu" taehyung memberikan data berisi profil dan lain lainnya.

"I- ini hyung, aku t- tidak mengerti..."

"Kau, anak kandung sahnya shownu samchon jin"

"Mwo...?" Seokjin tidak percaya hal itu. Kenapa dia anaknya shownu. Bukankah anaknya shownu itu irene. Kenapa dia adalah anak kandung shownu? Seokjin merasa dadanya sesak dan kepalanya pusing.

"Hyung tahu kau pasti tidak akan percaya kan, tapi hyung bisa membuktikannya. Didalam data data itu ada penjelasannya. Dan kau harus tahu, irene adalah adik kandungmu jin. Kandungmu" seokjin mengeluarkan kertas yang ada di amplop cokelat tersebut lalu membaca dengan tangan yang gemetar.

  "T- tapi darimana hyung tahu? Dan i- ini kim jisoo, si- siapa...?" Tanya seokjin dengan suara yang gemetar dan lirih. Taehyung yang melihat wajah seokjin yang sudah total memerah langsung memeluk seokjin.

"Hyung tidak berbohong padamu saeng. Hyung melakukan semua ini agar kau bisa bahagia dan tidak menderita lagi. Jika kau tidak percaya, tidak apa. Hyung sudah melakukannya untukmu"

"Bu- bukan itu hyung... A- aku hanya me- merasa du- dunia tidak suka padaku hyung. Aku selalu diliputi rasa kebencian dimana mana. A- aku tidak pernah merasakan kebahagiaan se- selain memilikimu hyung. Hyung yang aku punya sekarang. A- aku tidak butuh siapapun. Aku tidak perlu tahu dia, karena dia aku seperti ini" seokjin menghela nafas nya berusaha untuk tidak menangis. Tapi sungguh menahan tangis itu sangat sesak.

"Pantas saja selama ini samchon sangat membenciku. Apa karena ini? Dia tidak mau kalau aku tahu, dia adalah appa kandungku? Tapi sekarang aku tidak butuh itu lagi. Yang ku butuhkan sekarang hanya hyung dan jungkook. Kalian yang aku punya sekarang"

"Apa kau marah pada hyung, jin...?" Seokjin menggelengkan kepalanya lalu tersenyum pada taehyung.

"Aku tidak bisa marah bahkan membencimu hyung karena hyung adalah malaikat ku. Aku tahu, didalam lubuk hati hyung yang paling dalam hyung tidak membencikukan. Dan satu fakta lagi, aku tidak membunuh appa hyung. Aku sudah berulang kali mengatakan hal -..."

"Hyung tahu, bukan kau yang melakukannya. Hyung sedang mencari tahu tentang hal itu. Dan hyung menemukan jika orang yang membunuh appa kita, bukan orang sembarangan. Dan itu ada sangkut pautnya dengan halmonie di masa lalu"

"Halmonie...?"

"Nee... Hyung takut, jika hyung mencari tahu tentang hal ini, kau bisa terluka jin" seokjin menghela nafas lalu mengusap pipi kanan taehyung.

"Hyung jangan khawatir, aku bisa jaga diri. Ada jungkook juga. Aku dan dia sedang sibuk belajar bela diri. Jika terjadi sesuatu kami bisa melawan dan aku akan melindungi hyung jika ada orang yang berani melukai hyung"

"Aigoo... Dongsaeng hyung sudah dewasa dan juga tampan ya..."

"Hyung aku merasa ini ada di mimpi. Aku bahagia karena hyung menyayangiku dan tidak membenciku. Tidak sia sia aku melakukan itu dan membuat hyung luluh"

"Nee, Hyung juga harus melupakan itu karena itu bukan perbuatanmu. Ohh ya, kamu kapan kemoterapi?" Pertanyaan taehyung membuat seokjin terdiam. Jika menyangkut urusan itu, seokjin tidak bisa berkata kata.

Tiba tiba dering ponsel milik seokjin. Seokjin langsung melihat siapa yang meneleponnya dan ternyata jungkook.

"Nee yeoboseyo jungkook ah..."

"Hikss hikss... Jin hikss..."

"Hei, kau kenapa? Apa kau terjatuh dari kasurmu la-..."

"Jimin hikss... Jimin, jin hiks..."

"Apa jungkook ah? Jangan membuatku takut"

"Jimin, kecelakaan..."

Ucapan jimin seperti sambaran petir yang mengenai tubuhnya. Seokjin total mematung dan tidak sengaja menjatuhkan ponselnya dan untungnya ditangkap oleh taehyung.

"Ada apa jin? Hei hei... Yaaa!!!" Seokjin langsung bergerak gelisah dan menatap taehyung.

"Hyung, ayo ke rumah sakit, SEKARANG!!!"

"Ada apa memangnya? Jangan panik saeng. Panik tidak akan menyelesaikan masalah."

"Jimin kecelakaan hyung hiks..." Taehyung terkejut mendengar berita ini. Bukankah jimin berada di mansion kenapa bisa? Taehyung memeluk seokjin lalu mengecup dahinya.

"Ayo kita ke rumah sakit, sekarang"

"Ayo kita ke rumah sakit, sekarang"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
KESABARAN SESEORANG ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang