- d e l a p a n -

1.1K 138 8
                                    

Dari awal aku emang udah kasih tag mature di depan, alias tag konten dewasa nya udah ada.

Yang gak suka, cukup berhenti baca, dan cari bacaan yang lain aja. Jangan ngotorin lapak komentar di ceritanya Winona yaaaa 🙏

***

- d e l a p a n -

Salah satu teman dekatnya Arya yang bernama Raja serta istrinya yang bernama Sinta baru sempat menjenguk Winona saat Davira sudah berumur hampir tiga bulan.

Sepasang suami-istri itu tampak membawa cukup banyak bingkisan. Karena keduanya baru pulang dari luar kota untuk urusan pekerjaan.

Dari sanalah akhirnya Winona mengetahui kalau Sinta sering mengikuti ke mana pun Raja pergi, bahkan turut membawa Naura—anak mereka berdua. Lalu Sinta pun tak sengaja menyinggung perihal Arya yang nanti juga akan ditugaskan ke luar kota dalam kurun waktu yang cukup lama.

Tentu saja hal itu langsung membuat Winona merasa terkejut dan kebingungan. Karena ia tidak tahu kalau Arya akan segera berangkat ke luar kota. Lantaran pria itu tidak mengatakan apa-apa kepada dirinya.

Atau mungkin ... belum. Karena keberangkatan Arya ke Sumbawa juga masih cukup lama, yaitu sekitar 2 minggu lagi dari sekarang.

Namun, Winona yang sudah gatal ingin bertanya, langsung bertanya kepada Arya malam itu juga.

“Mas.”

“Ya?” Arya yang sedang memeriksa pekerjaannya di atas sofa yang terletak di dekat ranjang bayinya Davira, tampak langsung menoleh kaget ke arah Winona yang baru saja memanggil dirinya.

Sementara Winona yang masih berada di dekat pintu, belum mengatakan apa pun dan segera menutup kembali pintu kamarnya saat itu. Lalu ia pun segera melangkah masuk.

“Dua minggu lagi kamu mau berangkat ke Sumbawa ya?” tanya Winona yang saat ini sedang berjalan mendekati tempat duduknya Arya.

“Iya. Kamu tahu dari mana?” tanya Arya setelah berhasil menghilangkan keterkejutan dari raut wajahnya atas pertanyaan dari Winona barusan.

Winona lantas bergumam, “dari Sinta, tadi siang.”

Setelah itu, tidak ada lagi yang membangun obrolan. Karena keduanya sudah sama-sama terdiam, lalu Arya pun memilih untuk segera menyelesaikan pekerjaan di laptopnya sekarang.

Berhubung ia sudah mendapatkan jawaban sekaligus kebenaran tentang keberangkatan Arya ke Sumbawa, Winona pun langsung beranjak dari atas sofa yang tadi sempat diduduki oleh dirinya. Ia lantas memeriksa Davira meskipun ia tahu kalau putrinya itu baik-baik saja. Karena Davira tidak merengek ataupun terbangun dari tidurnya. Dan sepertinya anak itu memang tidak akan terbangun sampai beberapa jam ke depan. Karena popoknya tidak basah, dan perutnya juga sudah kenyang.

“Maaf, aku enggak bilang dari awal kalau aku udah mutusin buat ambil proyek di Sumbawa.”

Winona yang tahu kalau saat ini Arya sudah berdiri di belakangnya, sengaja tidak mengalihkan pandangannya ke mana-mana. Karena ia terus menatap wajah pulasnya Davira, dan sama sekali tidak menoleh ke arah Arya.

“Enggak apa-apa,“ balas Winona dengan suara pelan. Karena ia tidak ingin suaranya itu sampai menganggu Davira dan membuat anak itu kembali terjaga.

“Kamu marah?” Arya malah bertanya bengan bodoh, yang membuat Winona langsung berbalik dan menatap ke arah pria itu.

“Menurut kamu?”

“Aku pikir kamu enggak akan peduli dan akan merasa senang kalau aku pergi jauh. Cuma untuk sementara waktu kok.”

WinonaWhere stories live. Discover now