Sebelas

1.1K 69 6
                                    

Silakan mendengarkan lagu di atas sembari membaca chapter ini. Terima kasih. 🤍

Keira mengamati Amanda yang sedang terbaring lemah di kasur dengan tatapan khawatir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keira mengamati Amanda yang sedang terbaring lemah di kasur dengan tatapan khawatir. "Udah, Kei. Gue gak papa."

Eric yang sedang bersandar di pintu hanya bisa mengamati dua insan tersebut dalam keheningan. Ketika Keira menoleh ke arahnya dan menggelengkan kepala kecil, Eric langsung memalingkan wajah. "Sepertinya, hari ini kita gak bisa pergi, Ric. Kak Amanda sakit...."

Sontak, Eric langsung melihat Amanda yang kini juga menatapnya dengan tatapan membunuh. Seakan-akan sedang berbicara melalui tatapan mata, laki-laki itu mendelikkan kedua matanya. Mulut Amanda sudah terbuka kecil, ingin mengumpat tanpa suara, tapi langsung tertahan ketika Keira sudah menoleh ke arahnya lagi. "Gue gak papa, beneran, Kei. Kayaknya sih gue salah makan."

"Lo makannya rakus banget, sih...." gerutu Eric dari belakang. Hari ini adalah ulang tahunnya. Dan sudah menjadi kebiasaan untuk makan bersama di setiap hari ulang tahun keluarga. Eric menggelengkan kepala, pura-pura tak habis pikir dengan Amanda dengan memberikan wajah menghakimi. Yang langsung saja dibalas dengan tatapan mematikan oleh kakaknya sendiri.

"Ric...." Keira menoleh ke Eric lagi. "Kita lebih baik menunggu Kak Amanda sehat dulu aja ya."

"Jangannn," Amanda langsung bersuara cepat. "Gue udah pesan tiketnya. Kalau hangus kan eman, Kei..."

"Iya, tapi, Kak Amanda kan sakit... Percuma dong. Masa kita senang-senang, tapi Kak Amanda sakit gini?"

Dalam hati, Amanda meringis. Kenapa gadis di depannya ini naif sekali.... Dan sayangnya, kenapa domba sebaik Keira bisa dipertemukan dengan Eric yang selicik ular....

"Gue gak papa, beneran. Sumpah dah. Paling bentar lagi, udah sembuh. Udah gak papa."

Keira menoleh ke Eric lagi, seakan-akan meminta tolong kepadanya untuk mendukungnya tidak jadi pergi. Tapi laki-laki itu hanya menaikkan bahunya. Dengan santai, Eric berbicara, "Kalau kamu gak mau, gak papa."

"Beneran?" tanya Keira yang langsung membuat Eric terdiam sementara, kemudian beralih menatap Amanda dengan tatapan penuh tuntutan.

Cepat, Amanda semakin melancarkan aksi pura-puranya demi keberhasilan rencana yang sudah disusun oleh Eric. "Keira... please. Hari ini kan Eric ulang tahun. Kita kan udah ngerencanain ini dari minggu lalu. Masa iya, cuma karena gue, kalian gak jadi pergi?"

"Bukan kami, tapi kita, Kak," ucap Keira langsung meralat. "Rencananya kan gue, Eric, dan Kak Amanda. Kak Amanda gak bisa ikut, jadi...."

"Gue gak papa, suerrrrr. Astaga, Kei."

"Kalau gitu kenapa Kak Amanda gak bisa ikut?"

"Masih lemes, Kei...." Amanda pura-pura membuat suaranya menjadi selirih mungkin. "Palingan besok udah baikan. Udah sana, kalian pergi. Gue mau me time. Jarang-jarang kan, gue bisa me time tanpa ada penganggu." Sengaja, Amanda menyematkan nada menyindir di akhir kalimat.

The Day We Love Each OtherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang