23 - Bazar Sekolah

148 148 119
                                    

"Biasakan sebelum membaca ditabok dulu bintangnya"

Sudah? Makasih

Happy Reading!

°°°

"Perhatian kepada seluruh siswa-siswi untuk dapat berkumpul di lapangan sekolah, terima kasih," suara pak Bayu begitu terdengar keras hingga sampai ke beberapa kelas.

Hana yang tengah konsentrasi dalam belajar ikut mendecak sebal. Ia paling tidak suka jika ada yang mengganggu nya dalam pembelajaran. Sifat rajin dan ketekunan gadis itu sudah mendarah daging sejak lahir.

Sedangkan, Gavin tidak peduli dengan usulan barusan. Ia berpikir itu hanya informasi yang tidak penting dan membuang buang waktunya saja.

Semua siswa dan siswi sudah berhamburan keluar kelas, tidak sedikit yang sudah berbaris rapi di lapangan sekolah tersebut.

"Vin, nggak baris?" tanya Rian mengejutkan Gavin yang tengah melamun.

"Gue lagi males aja kalo lagi baris, soalnya gue punya darah rendah, buat gue cepet pusing," jawab Gavin dengan memijit kening nya.

"Oh git-" Keberadaan Aceng sungguh mengejutkan dirinya yang berada di samping Gavin.

"Bangsul! Ngagetin aja lo ah!" Rian mengelus dadanya yang naik turun.

"Lebay lo! Gavin, ikut baris yok!" ajak Aceng dengan begitu antusias.

"Ehm-" belum selesai melanjutkan bicara, Aceng langsung menarik tangan Gavin secara paksa untuk ikut dengan nya. Rian ingin menghalangi, tetapi Aceng sudah lebih dulu mendahului nya.

Suasana lapangan sudah mulai penuh dengan segerombolan siswa-siswi yang berbaris rapi. Hana berada di barisan paling depan, karena tinggi gadis itu hanya 150 cm. Jika Alvian, berbaris di bagian paling belakang, dikarenakan cowo tersebut memiliki tinggi 170 cm. Membuat siswa pada merasa minder jika berdekatan dengan Alvian.

"Baiklah jika sudah berkumpul semua di lapangan, bapak akan memulai nya," usul pak Bayu diiringi William yang berdiri di samping pria paruh baya tersebut. William menjadi salah satu siswa yang paling dibanggakan oleh semua guru di SMA tersebut. Gelaran ketua OSIS di dirinya berhasil mengharumkan nama sekolah.

Bahkan kepala sekolah saja sudah menaruh kepercayaan penuh terhadap William. Maka itu ia harus menjaga kepercayaan itu agar tidak rusak. Apresiasi nya patut dibanggakan.

Menjadi ketua OSIS tidaklah mudah seperti apa yang kalian kira. Dirinya harus membuat laporan sana sini, mengerjakan beberapa kegiatan yang sungguh melelahkan, menjaga keamanan sekolah agar senantiasa berjalan lancar, dan siap menerima konsekuensi yang akan datang.

"Assalamualaikum anak anak!" seru pak Bayu.

"Waalaikumsalam, pak!" jawab siswa-siswi serempak.

"Mumpung di sekolah kita jarang sekali mengadakan kegiatan, jadi bapak ingin kalian mempersiapkan beberapa bahan dan kerajinan untuk dibawa esok hari. Besok hari kita akan mengadakan bazar sekolah, rancangan nya sudah bapak susun, hanya kalian yang membawa beberapa kerajinan atau makanan untuk dijual. Karena sekolah lain datang untuk mengunjungi sekolah ini,"

"Sebagai sambutan manis, bapak ingin mengadakan bazar sekolah. Bisa dimengerti anak anak?"

"Bisa pak!" jawab siswa-siswi penuh antusias.

Teenage Love!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang