Prolog

277K 21K 1K
                                    

Ratu mengepalkan kedua tangannya melihat laki-laki yang dicintainya berangkat kesekolah bersama gadis yang ia benci. Gadis yang sudah merebut semua perhatian dan kebahagiaannya. Matanya mengawasi kedua sejoli itu dari kejauhan. Lalu, ia tersenyum miring ketika gadis yang menjadi sumber penderitaannya melangkah sendiri menaiki tangga menuju kelasnya.

Dengan langkah cepat, Ratu mengikuti gadis itu dan langsung menariknya hingga ia berbalik menghadapnya. Gadis itu terkejut melihat Ratu. Ia memundurkan langkahnya kebelakang karena wajah Ratu sangat mengerikan saat ini.

"Kenapa? Takut?" Tanya Ratu.

"K-kak. " Lirihnya dengan tergagu.

"Tahu kesalahan lo apa?"

"A-aku.."

"Dasar gak tahu diri! Udah berani lo sekarang sama gue?!"

"Kak, aku-"

Plak!

Ratu langsung menampar gadis itu dengan sekuat tenaga. Nafasnya memburu, matanya sudah memerah karena menahan emosi yang sudah menguasai dirinya.

Ratu langsung menarik rambut gadis itu. Ia mencengkramnya kuat, sehingga gadis itu meringis kesakitan.

"Gue gak nyuruh lo ngomong." Desis Ratu.

"Sakit kak. Ampun, hiks.." Mohon gadis itu dengan lirih.

Mendengar permohonan dan lirihan dari gadis yang sedang ia bully, Ratu semakin brutal menyiksa mangsanya.

"Ampun? Sakit? Lalu gimana dengan perasaan gue? Lo pernah mikir? Udah berapa kali gue bilang, jauhi Zaky! Tapi apa yang lo lakuin? Lo malah melunjak dan semakin nempelin Zaky seperti lintah !" Ucap Ratu dengan penuh emosi.

Ia langsung menghempaskan kepala gadis yang ia bully itu kelantai hingga menimbulkan bunyi yang sangat kuat dan jeritan kesakitan bagi siapa saja yang mendengar dan melihatnya.

"Akh!"

"RATU!"

Teriakan seseorang yang menyerukan namanya dengan penuh emosi membuat tubuh ratu berhenti. Tubuhnya limbung kesamping saat laki-laki yang meneriaki namanya mendorong tubuhnya agar menjauh dari gadis yang ia bully.

"Putri, lo gapapa kan? Pipi lo kenapa" Tanya laki-laki itu khawatir. Lalu, ia mendekap gadis itu yang sudah menangis ketakutan.

Ratu yang melihat apa yang dilakukan kedua orang itu didepan matanya langsung mengepalkan kedua tangannya kuat. Ia menatap laki-laki itu yang kini sudah berdiri dan mendekatinya.

"Maksud lo apa hah?! Kenapa lo nampar Putri?! Udah berapa kali gue bilang sama lo, jangan pernah lo sentuh Putri! Dia pacar gue sekarang!" Teriaknya dan menekan kata pacar didalam kalimatnya.

Tubuh Ratu langsung mematung mendengar kata pacar keluar dari mulut laki-laki yang sangat ia cintai itu. Suaranya tercekat di kerongkongannya, nafasnya memburu menahan emosi dengan kedua tangan yang semakin terkepal kuat serta air mata yang sudah menggenang dipelupuk matanya.

"Pacar? Sejak kapan lo pacaran sama nih cewek lintah? Lo-"

"Jaga mulut busuk lo! Jangan pernah lo hina pacar gue dengan mulut kasar lo itu! Asal lo tahu, gue dan Putri udah jadian seminggu yang lalu. Dan lo, gue tekankan sekali lagi. Jangan pernah lo usik pacar gue. Terlebih, jangan pernah tunjukin wajah menjijikkan lo itu didepan gue dan Putri. Karena, sekali lagi lo berani melakukan itu, gue gak akan segan-segan ngasih lo pelajaran meskipun, lo adik dari teman gue sendiri." Ucapnya dengan dingin.

Jatuh sudah air mata yang sedari tadi ditahan oleh Ratu. Dengan emosi yang sudah memuncak, ia langsung menarik kembali rambut Putri yang berada dibelakang Zaky dengan membabi buta. Melihat itu, dengan sigap, Zaky melindungi Putri dan menariknya untuk masuk kedalam pelukannya.

"Ka, tarik adik lo! Gak guna lo sebagai kakak! Tega lo, biarin adik lo sendiri dikasarin dan dipermaluin didepan umum kayak gini sama teman lo?!" Ucap Fikar menyuruh Raka yang notabenenya adalah kakak kandung dari Ratu.

Namun, yang diajak bicara hanya diam dan menampilkan raut wajah datar dan dingin. Fikar menghela nafas melihat kalakuan dari temannya ini yang sama sekali tidak merespon apapun dari apa yang ia lihat dan apa yang ia katakan.

"Li, bantuin si Ratu. Gue takut kalau si Zaky kelepasan nya-"

Plak!

Raka yang melihat pemandangan didepannya langsung membalikkan tubuhnya untuk pergi. Namun, langkahnya terhenti saat tangan Fikar menahan bahunya.

"Woy, itu adik lo ditampar sama Zaky! Dan lo diam aja, hah?! Seburuk apapun kelakuan dia, dia tetap adik lo bangsat!" Teriak Fikar dengan emosi.

Namun, perkataan Fikar tidak diperdulikan oleh Raka. Ia melanjutkan langkahnya yang sempat terbenti dan memasukkan dua tangannya kedalam saku celana.

"Gue cuma mau ingatin satu hal sama lo, ka. Jangan sampai, lo menyesal dikemudian hari karena ketidakpedulian lo ini terhadap adik kandung lo sendiri. Kalau lo gak bisa menjadi kakak yang baik untuk dia, biar gue yang menjadi kakak untuknya." Ucap Fikar mengingatkan.

Perkataan Fikar mampu membuat langkahnya kembali terhenti, saat ia baru menginjakkan kakinya dilantai dasar menuruni anak tangga terakhir.

Dan, saat itu juga, teriakan seluruh murid mengalihkan atensinya bertepatan dengan jatuhnya seorang gadis yang terguling dari tangga dan tergelak tak berdaya tepat didepan kakinya.

Raka terdiam, tubuhnya langsung mematung dan tidak bisa digerakkan. Nafasnya memburu melihat gadis yang terjatuh dari tangga itu. Ia melihat wajah gadis itu yang ternyata adalah Ratu dan tak sadarkan diri dengan keadaan yang jauh dari kata baik.

"RATU!"

Teriakan dari Alana dan kedua temannya tak membuat Raka membantu Ratu. Ia tetap diam melihat darah yang mulai mengalir dari kepala adiknya itu. Lalu, ia melihat keatas. Disana, Zaky dan Putri menatap kearah adiknya dengan terkejut.

Ratu terjatuh dari tangga saat ia ingin mengejar Zaky dan Putri. Namun, kakinya terpeleset diujung tangga dan tubuhnya langsung jatuh dari atas sampai kebawah.

Fikar langsung menggendong Ratu dan berlari membawanya menuju parkiran dan masuk kedalam mobilnya bersama Ali.

Raka hanya diam melihat kedua temannya itu berlari terburu-buru dan melihat adiknya yang kini telah digendong oleh temannya.

Plak!

Raka terdiam saat merasakan pipinya terasa perih dan panas. Ia hanya diam ketika Alana menampar pipinya dan menerima makian dari teman adiknya itu.

"Brengsek lo! Gak punya otak dan gak punya hati lo! Lo gak pantas disebut kakak dengan ketidakpedulian lo terhadap adik kandung lo sendiri! Ingat! Jangan sampai lo menyesal dikemudian hari karena ketidakpedulian lo itu terhadap adik lo sendiri yang lo sia-siakan!" Teriak Alana sambil menangis dan langsung berlari menyusul Fikar dan Ali.

Setelah kepergian kedua temannya dan juga Alana yang membawa Ratu, Raka hanya bisa diam dan melihat darah segar yang masih berada dilantai. Ia menatap darah itu dengan pandangan datar dan dingin. Lalu, ia membalikkan tubuhnya dan langsung pergi meninggalkan tempat yang menjadi saksi bisu adiknya mengalami kecelakaan disekolah.

8 Februari 2022


Hai Readers kesayangan emak!!!
Jangan lupa follow Instagram emak juga ya 🤗

Instagram: rtan_04

[TERBIT] Ratu Antagonis Girl Where stories live. Discover now