🏫 | Part ⁰⁴ : Odd

168 38 1
                                    

Sesuai janji yang Yeonjun janjikan pagi tadi, ia kini sudah berada di depan rumah milik Soobin. Ia berjanji akan menjemput Soobin mulai dari sekarang, sampai Soobin yang meminta untuk pergi sendiri dengan temannya atau meminta Yeonjun untuk tidak mengantarnya lagi.

Sudah kurang lebih lima belas menit Yeonjun menunggu, akhirnya orang yang ia tungg-tunggu pun keluar. Tak lupa, Yeonjun mengaca terlebih dahulu pada spion motor, takut gak ganteng. Ia pun menoleh kembali pada Soobin yang sedang berpamitan pada keluarganya itu, yang Yeonjun Yakini itu adalah ibunya dan juga neneknya.

Setelahnya, Soobin pun berjalan hendak keluar dari rumahnya. Matanya terus menatap ke bawah, tak ingin bertatapan dengan Yeonjun. Takut katanya. Malu sih, bukan takut. Setelah menutup gerbang rumahnya, ia pun menyapa terlebih dahulu yang lebih tua. "H-halo kak..." ucapnya gugup.

Membuat Yeonjun terkekeh. "Halo Bin, nih pake helm." Ucapnya smebari memberikan helm. Melihat Soobin yang membawa dua tas, satu tas punggung dan satu tas jinjing, ia pun mengambil alih kembali helm lalu memakaikannya pada kepala Soobin. Setelah itu, ia mengambil tas jinjing yang sedang digenggam Soobin dan ia simpan di bagian motor depan.

Soobin yang diperlakukan tanpa seperizinannya pun terkejut. Yeonjun dengan tiba-tibanya bertindak semua hal itu tanpa aba-aba dan tanpa izin darinya. Merasa tak sopan dan tak mau merepotkan Yeonjun lebih banyak, ia pun mencoba mengambil tas jinjing yang sudah digantung itu.

Namun Yeonjun lebih Cepat, ia menahan tangan si manis dan menatapnya sembari tersenyum. "Udah gak papa, tas kamu simpen situ aja." Ucapnya. "Udah, ayo, cepet naik, nanti telat." Lanjutnya lagi.

Soobin mengerjapkan matanya sebentar, lalu mengangguk. Menaiki motor dengan buru-buru, cukup membuat Yeonjun terkejut. Badan Soobin cukup besar ya, jadi ya wajar aja kalau dia kaget.

"Udah siap?" tanya Yeonjun setelah dirasa Soobin sudah tidak banyak gerak.

Soobin mengangguk malu-malu. "E-eum, udah." Ucapnya pelan.

Dan lagi, tanpa aba-aba, Yeonjun menarik kedua tangan Soobin yang ia simpan di bagian handle motor yang terletak dekat dengan jok belakang. Ia lalu menyimpan tangan besar Soobin pada pinggangnya. "Pegangnya sini aja, jangan ke belakang." Ucapnya cukup keras, takut tak terdengar oleh Soobin.

Soobin pun malu-malu mengangguk. Wajahnya memerah padam. Kalau gak ada helm, Yeonjun pasti ngetawain dia karena lucu. Mana panas lagi, pen cepet-cepet nyampe aja deh rasanya.

"Pegang yang erat ya." Ucap Yeonjun dan tanpa menunggu respons Soobin, ia melajukan motornya menuju sekolah.

༶•┈┈ Accident ┈┈

"Nanti pulang bareng lagi ya?" ucap Yeonjun pada Soobin.

Soobin yang baru turun dan baru membuka helm pun mengerjapkan matanya. Ia tak mendengar jelas ucapan Yeonjun tadi. "K-kenapa kak...?"

Yeonjun yang melihatnya gemas, ia mencubit pelan pipi Soobin. "Nanti pulang bareng." Ucapnya dan membuka helmnya.

Soobin ber-oh ria lalu mengangguk. "Boleh, kalau kakak gak keberatan tapi." Ucapnya lalu terkekeh pelan.

Membuat Yeonjun lagi-lagi gemas. "Gak keberatan kok, udah sana, kamu duluan aja." Ucap Yeonjun dan diangguki oleh Soobin.

"D-duluan ya kak..." ucap Soobin pelan, dan diangguki oleh Yeonjun. Soobin pun kini berjalan menjauh dari parkiran, dirinya sesekali melirik pada Yeonjun. Seperti menunggu seseorang. Namun tak lama, ia melihat bahwa ada temannya yang datang mendekatinya, itu Taehyun. ia pun kini sudah tidak penasaran lagi tentang kenapa Yeonjun Memilih menunggu terlebih dahulu di parkiran.

AccidentWhere stories live. Discover now