Part 16

4.5K 565 107
                                    


Dont forget to click the star button

Enjoy~

***

Shani memijakkan kaki di gedung tempat fashion show yang diselenggarakan oleh Calvin Elvano untuk menampilkan koleksi terbaik dengan brand miliknya. Setelah berbulan lamanya show yang digadang-gadang menjadi fashion show termegah di Indonesia ini direncanakan, akhirnya hari ini pun bisa terlaksana. Fashion show ini menjadi fashion show yang paling ditunggu-tunggu baik oleh orang-orang yang berkecimpung di dunia fashion maupun yang memiliki minat di bidang ini. Calvin yang terkenal dengan ide kreatifnya bukan hanya terkait baju rancangannya namun sampai dengan tema venue untuk pagelaran fashion inipun dipersiapkan dengan matang.

Untuk model yang dipilih juga tidak sembarangan. Calvin juga ikut andil dalam memilih model yang terbaik dan sudah memiliki pengalaman hingga kancah international agar bisa menampilkan yang terbaik. Shani sendiri yang awalnya ingin mengikutsertakan Gracia melalui koneksinya jadi berpikir dua kali. Ia merasa Gracia masih belum pantas untuk menjadi salah satu runway model di fashion show ini. Dari pengalaman saja dia masih kurang, apalagi bersanding dengan mereka yang memiliki nama besar. Ia tidak mau jika wanita itu nantinya jadi bulan-bulanan banyak orang karena tidak sesuai ekspektasi.

Shani dengan wajah datar yang selalu ia tunjukkan terus berjalan melewati sekumpulan orang yang mencoba mendapat perhatiannya, mengabaikan sapaan mereka tanpa lirikan sekalipun. Beberapa orang yang awalnya berdiri ataupun berjalan didepannya juga buru-buru meminggir agar tidak mengahalangi jalan Shani. Segitu pentingnya seorang Shani sehingga orang-orang sangat segan dengannya.

Sesampainya di ruangan tempat acara berlangsung ia langsung mencari tempat duduk yang sudah di siapkan untuknya. Mata Shani menajam saat mengetahui siapa yang duduk di sebelah kursinya. Dalam hati ia merutuki siapapun yang mengatur tempat duduknya, bisa bisanya orang itu berpikir bahwa tidak masalah jika ia dan Nino, musuh bebuyutannya duduk bersebalahan. Apa mereka tidak takut jika acara ini akan rusak akibat pertengkaran mereka berdua.

Ditambah lagi ada Okta disebelah Nino. Jika bukan karena rasa hormatnya kepada pemilik acara ini, sudah dipastikan Shani akan melenggang keluar dari sini. Namun tidak mungkin ia melakukan itu, jika kakeknya tau pasti orang tua satu itu akan memarahinya karena berlaku tidak sopan di acara rekan terdekatnya. Mau tidak mau ia duduk ditempat yang disediakan sambil berusaha mengabaikan manusia yang paling ia benci di muka bumi ini.

"Eh ada Mba Shani. Sendirian aja nih? Pacarnya mana?"

Nah kan. Baru beberapa detik ia duduk di samping lelaki ga jelas satu ini, sudah diganggu saja. Bukan Nino namanya jika tidak mencari cara untuk membuatnya jengkel.

"Padahal gue pikir lo kesini sama Gracia. Soalnya tadi gue gak sengaja ketemu dan pengen nyapa cuma udah ilang dianya." Tanya Nino walaupun dia sudah di-abaikan tadi.

Hah? Gracia? Shani sama sekali tidak tau kalau dia datang kesini. Lagian bagimana bisa dia diundang? Bahkan orang penting di dunia fashion sekelas Anin saja tidak mendapatkan undangan. Okta yang bersama Nino pun ia yakin bisa datang kesini hanya sebagai pendampingnya Nino bukan di undang langsung oleh staff Elvano. Jadi tidak mungkin kan kalau mereka mengundang Gracia langsung? Berarti seseorang mengajaknya kesini. Tapi siapa?

"Lo salah liat kali. Dia gak mungkin di undang kecuali pergi sama gue. Dan gue datang kesini cuma sendiri." Bantah Shani masih tidak percaya dengan omongan Nino.

"Enggalah, orang jelas-jelas itu Gracia kok. Lo juga liat kan ta?"

Okta mengangguk merespon pertanyaan Nino, "Kayanya sih iya."

APPAREL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang