Part 4

140 36 24
                                    

Biasakan untuk menghargai karya seseorang dengan memberinya vote, biar authornya juga semangat. Karena menciptakan sebuah karya itu sulit.
.
.
.
.
.

"Richard!!" teriak Jiyong saat melihat tembakan terarah pada Richard.

Tembakan kedua tadi nyatanya meleset. Seungri juga sempat merunduk dan berlindung di balik dinding. Seungri tak terima karena tembakan tadi, dia membalasnya dengan menembaki Lucas. Itu dilakukan juga karena dia harus melindungi Jiyong.

"Hyung, cepat naik!"

Satu tangan Seungri mencoba membantu Jiyong naik ke atap. Jiyong sedikit kesusahan karena luka di lengannya. Dia juga harus segera pergi dari tempat itu karena Lucas petarung hebat juga penembak ulung.

"Kau tidak apa-apa?"

Jiyong bukan yang seharusnya mengkhawatirkan Seungri, tapi dia tak bisa tinggal diam saat tahu Seungri dapat serangan juga.

"Aku tidak apa-apa, kau yang seharusnya perlu dikhawatirkan," ucap Seungri.

"Oppa ... Oppa tidak apa-apa?"Jennie lantas menghampiri Jiyong yang telah berhasil naik.

"Tidak apa-apa. Richard segera bawa Nona Kim pergi dari sini," perintah Jiyong.

"Ayo, Nona," ajak Seungri.

Namun, sepertinya Jennie tidak rela meninggalkan Jiyong. Wanita itu masih bertahan di posisinya, tapi Seungri terus menarik lengannya agar segera bergegas.

"Jiyong Oppa, kita pergi dari sini bersama."

Seungri jengah dengan sikap menyusahkan Jennie. Laki-laki bermarga Lee ini juga agaknya kesal dengan bagaimana Jennie menatap Jiyong. Jika bukan karena dia kliennya, mungkin sudah Seungri tendang balik ke bawah.

"Nona, kau hanya akan menyusahkannya jika kita tidak segera pergi dari sini. Ayo!" tegas Seungri seraya menarik lengan Jennie lagi.

Yang dikatakan Seungri tidak sepenuhnya salah. Bukan juga karena dia kesal, tapi dengan adanya Jennie di dekat Jiyong maka akan membatasi gerak Jiyong. Dengan terpaksa juga Jennie menuruti Seungri. Wanita itu masih saja menyempatkan diri untuk menoleh ke belakang demi melihat Jiyong yang sedang menekan lukanya.

Jennie dan Seungri sudah berhasil masuk ke dalam mobil yang sengaja oleh Yongbae dibawa mendekat supaya jarak mereka tidak terlalu jauh. Daesung mencari-cari satu orang lagi yang belum datang.

"Kalian tidak apa-apa?" tanya Yongbae.

"Jiyong Hyung mana?" tambah Daesung, "suara tembakan tadi?"

"Lucas melepaskan tembakan dan Jiyong Hyung terkena tembakannya," jelas Seungri sambil sibuk melepaskan peralatan yang menempel di badannya.

"Bagaimana kondisinya?"

"Hanya lengannya yang terluka. Aku belum melihatnya dengan pasti," balas Seungri lagi.

Selang beberapa menit pintu mobil terbuka. Jiyong menampakkan batang hidungnya dengan keringat yang membasahi keningnya. Lengannya sudah membentuk aliran darah karena lukanya. 

"Oppa, kau tidak apa-apa?"

Jennie menjadi orang pertama yang menyambut kedatangan Jiyong. Daesung melirik pada Seungri yang tidak pedulikan ocehan Jennie. Seungri memilih merapikan peralatannya dengan kasar. Jiyong sendiri tak terlalu menggubriskan Jennie, dia lebih mencari Seungri. Ada perasaan lega ketika mendapatkan pujaan hatinya sudah di dalam mobil. 

"Cepat jalan!" perintah Jiyong seraya menutup pintu mobil.

Yongbae segera injak gas untuk menjauhi kejaran suruhan Lucas. Mobil melaju cukup kencang dan menghindari beberapa mobil di depannya agar lepas dari kejaran.

Silver Feather  (End)Where stories live. Discover now