Part 11

146 37 5
                                    

Biasakan untuk menghargai karya seseorang dengan memberinya vote, biar authornya juga semangat. Karena menciptakan sebuah karya itu sulit.
.
.
.
.
.

"Seungri ..."

Hanya nama itu yang pertama kali Jiyong sebut saat dia baru saja membuka matanya. Bangun dari tidurnya beberapa hari terakhir. Kondisinya semakin membaik, luka sayat di perutnya juga mulai mengering.

"Yongbae-ah, kau lihat Seungri?"

Matanya mencari-cari keberadaan Seungri. Sudah kesekian kalinya Jiyong menanyakan perihal suaminya yang juga tak nampak sejak dirinya tersadar beberapa jam yang lalu.

"Aku juga tidak tahu," Yongbae berbohong.

"Ke mana dia? Apa ponselnya tidak aktif?"

"Jiyongie, sebaiknya kau istirahat dulu. Kondisimu belum pulih sepenuhnya," bujuk Top.

"Aku sudah sehat Hyung. Aku hanya ingin bertemu dengannya saja. Apa dia tidak merindukan aku?"

Top, Daesung dan Yongbae merasa serba salah sekarang. Mereka perihatin dengan Jiyong nantinya jika tahu suaminya pergi meninggalkan dirinya. Bahkan mereka telah menyiapkan skenario terburuknya setelah ini.

"Daesung-ah, apa dia tidak mengatakan padamu?" Jiyong masih saja belum puas jika dia belum menemukan jawaban atas pertanyaannya.

"Eh, ya Seungri hanya bilang ingin mengurus sesuatu," jawab Daesung sekenanya.

"Sesuatu? Apa itu?" Alis Jiyong menyatu.

"Entah, dia hanya mengatakan itu saja."

Srek

Pintu kamar terbuka. Jiyong sepertinya antusias tiap kali ada orang yang datang ke apartemen Siwon. Harapannya yang dia lihat itu Seungri, suaminya. Namun, kekecewaan kembali tersirat di wajahnya dan ketiga sahabatnya menyadari itu.

"Eoh, Oppa kau sudah sadar?" tanya Jennie cukup terkejut.

"Nona Kim? Ada apa kau ke sini?"

"Hanya menjengukmu saja," jawab Jennie menghampiri Jiyong. "Bagaimana keadaanmu?"

Jiyong merebahkan lagi kepalanya di bantal. Segelintir rasa kecewa dia dapatkan. Seperti biasa juga, Jiyong memberikan wajah datarnya pada Jennie.

"Seperti kau lihat. Kau ke sini dengan siapa? Apa Kai tidak mencarimu lagi?"

Jennie tersenyum kecut, sedangkan ketiga laki-laki lainnya melihat reaksi Jennie. Mereka paham betul jika Jiyong bukan tipikal orang yang tidak akan curiga.

"Aku bersama dengan pengawal oppaku. Kau jangan khawatir, Kai maupun Lucas tidak akan lagi mendekatiku," ucap Jennie.

"Uhm, bagus kalau begitu."

"Maaf, mengganggu acara reuni kalian," sela Siwon.

Dokter yang menangani Jiyong akhirnya datang, bisa dikatakan dia pulang ke tempat di mana dia tinggal. Apartemennya berubah menjadi rumah sakit dadakan untuk pasien khususnya.

"Siwon Hyung?"

"Hola, Jiyongie. Bagaimana keadaanmu? Sudah lebih baik?" sapa Siwon.

"Tidak lebih baik," jawab Jiyong dengan suara lirih.

"Kenapa? Bukannya sekarang kau sudah sadar lagi?"

Siwon bukannya tidak tahu alasan mengapa Jiyong menjawab seperti itu. Dia hanya ingin pura-pura tidak tahu. Sebenarnya Siwon juga tak setuju dengan tindakan Seungri. Namun, di sisi lain nyawa Jiyong hal utama untuk diselamatkan.

Silver Feather  (End)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin