29

2.3K 199 35
                                    

Sorry for typo:)

Sorry for typo:)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Seo Johnny"

"Dia adalah ayah kandung Jaemin."

Yuta menundukkan kepalanya dalam-dalam. Ia menangis lagi.

"Ibu kandung Jaemin, Ten... meninggal dunia setelah melahirkan Jaemin. Maka dari itu, Johnny sangat membenci Jaemin. Ia kehilangan istrinya dan ia menganggap Jaemin sebagai pembawa sial dalam kehidupannya."

"Jaemin disiksa dan tak pernah mendapat kasih sayang. Bahkan untuk mendapat sepiring makanan pun Jaemin harus mendapat siksaan dari Johnny."

"Jaemin juga bercerita pada kami, kalau Johnny pernah mengurungnya selama 12 hari di dalam gudang... tanpa makan dan minum."

"Johnny menyiksanya... entah secara fisik, maupun secara mental."

"Jaemin berhasil kabur saat itu... dan Johnny membiarkan. Karena ia sangat membenci Jaemin. Akhirnya, kami menemukan Jaemin di tempat penjualan barang rongsokan. Saat itu ia berusia 6 tahun. Kami membawanya pulang ke rumah dan merawatnya. Setelah mendengar cerita darinya, kami memutuskan untuk mengadopsinya."

"Walaupun saat itu Jaemin masih kecil, tapi ia mengingat dengan jelas apa yang Johnny lakukan padanya. Ia bahkan ingat bagaimana Johnny mencaci maki hingga memukulinya hingga pingsan."

Winwin hanya diam. Ia bahkan tak mampu berbicara, apalagi jika ia harus menceritakan masa lalu Jaemin.

"2 minggu setelah kami mengadopsi Jaemin, ia sakit parah dan kami membawanya ke rumah sakit. Begitu lama ia dirawat di rumah sakit karena banyak sekali luka ditubuhnya."

"Saat itu aku sempat menghubungi Johnny, tetapi ia mengatakan Jaemin adalah seonggok sampah yang tak pantas untuk disayangi. Aku ingat dengan jelas perkataannya... dan sampai sekarang aku masih sangat membencinya karena mencaci anaknya sendiri sebagai sampah."

Yuta menyeka air matanya. Mengingat betapa berat masa lalu Jaemin membuat dirinya begitu lemah.

"Tetangga di sekitar rumah Jaemin dulu juga berkata kalau Jaemin sering di kunci di luar rumah. Ia dibiarkan kepanasan atau bahkan kehujanan. Jaemin bahkan sering tidur di jalan karena Johnny mengunci semua pintu."

"Mereka mengatakan bahwa Johnny sangat kejam. Ia seperti orang yang sakit jiwa ketika menyiksa Jaemin."

Yuta berusaha untuk kuat. Jaemin sekarang sudah baik-baik saja bersamanya dan Winwin. Ia tidak akan membiarkan orang sebusuk Johnny menyakiti putranya lagi.

"Jaemin tidak sekolah dan dia selalu dijadikan pembantu di rumahnya sendiri. Ia harus membersihkan rumah yang ukurannya tidak kecil. Ia juga harus menerima setiap hukuman dari ayahnya... walaupun ia hanya melakukan kesalahan kecil. Seperti... menumpahkan air bekas mengepel. Johnny akan mencambuk dan mengurungnya di gudang seharian."

"Kepergian Ten membawa pengaruh besar bagi hidup Johnny. Aku tahu dia terpukul karena kepergian istrinya. Tapi bukankah ia harus bersyukur karena masih memiliki seorang anak? Ia kaya dan tentu dapat merawat anaknya dengan baik. Tapi sepertinya ia lebih mementingkan ego nya."

Doyoung mendengarkan cerita Yuta dengan seksama. Sesekali menepuk bahu Yuta agar tenang. Doyoung tahu... sulit bagi Yuta dan Winwin untuk membangun semangat hidup Jaemin setelah ia menderita bertahun-tahun lamanya.

"Saat berusia 4 tahun, Johnny memberinya susu yang sudah basi. Setelah itu membiarkan Jaemin kesakitan setelah meminum susu itu. Ia sangat ingin membunuh Jaemin... tapi 'sayangnya' Jaemin adalah anak yang kuat."

"Aku bahkan tak tega memukul seorang anak kecil. Tapi kenapa ia bahkan tega menyiksa anaknya sendiri?"

"Kau tahu dokter... bahkan Jaemin pernah berkata kalau ia masih menyayangi Johnny. Ayah kandungnya yang sudah menyiksa dan hampir menghilangkan nyawanya."

"Sampai sekarang aku masih tak mengerti. Kenapa ada orang sekeji itu?"

Winwin melanjutkan...

"Dokter... aku sebagai Ibu Jaemin merasa telah gagal menjadi orang tuanya. Mungkin aku tidak menyiksanya seperti ayah kandungnya dulu. Tapi..."

"...aku benar-benar merasa gagal menjadi orang tua. Aku bahkan tak tahu apa yang sedang putraku alami... dan dengan bodohnya aku menganggap putraku selama ini baik-baik saja setelah apa yang pernah ia alami."

Winwin merasa dirinya sangat bodoh. Sekuat apapun Jaemin, ia pasti mengalami situasi dan kondisi yang tidak baik. Bertahun-tahun disiksa oleh ayahnya dengan kekerasan, pastinya membuat mental Jaemin lemah.

"Saya tahu... tapi setidaknya sekarang kalian sudah mengetahuinya, bukan? Kalian bisa memulai semuanya dari awal dan menjaga Jaemin dengan baik. Saya yakin, kalian bisa melakukannya. Selama ini Jaemin sangat bahagia saat bersama kalian, Tuan. Saya yakin, cepat atau lambat keadaan Jaemin akan membaik."

"Saya tahu ini sulit. Tapi saya pasti akan membantu, Tuan. Jaemin sudah seperti seorang adik bagi saya. Karena saya juga pernah mengalami apa yang Jaemin rasakan. Namun bedanya, orang tua saya bercerai dan saya diperbudak oleh Ibu saya. Saya sangat mengerti, mental Jaemin pasti sudah rusak. Maka dari itu kita harus membantunya, Tuan."

"Tuan Yuta dan Tuan Winwin tidak perlu sungkan. Saya akan selalu siap membantu. Apapun akan saya lakukan agar Jaemin sembuh."

"Kami sangat berterima kasih dokter Doyoung. Terima Kasih atas kerja kerasmu selama ini. Tanpamu, kurasa Jaemin sudah memilih untuk mengakhiri hidupnya sejak lama."~Doyoung tersenyum tipis mendengar ucapan Winwin.

"Jaemin sangat berhak untuk diberikan pertolongan, Tuan. Dia anak yang istimewa..."

"Benar... Jaemin sangat istimewa."

"Dokter... Ada hal yang ingin kutanyakan. Mungkin saja kau tahu mengenai hal ini."

"Apakah... Jaemin pernah bercerita tentang Jeno? Atau..."




















"Haechan?"




Sorry for typo:)

❗UPDATE KALO UDAH 50 VOTE!❗

Kak Nono |Nomin|Where stories live. Discover now