END FOR US

12K 1.1K 238
                                    

Happy reading!
~~

Setelah sidang putusan itu berakhir, besoknya Gracia segera dibawa menuju Hydra Hospital. Tidak ada penolakan darinya, ia terlalu lemas untuk sekedar memberontak atau berteriak histeris.

Gracia hanya mengikuti kemana petugas akan membawanya. Di tengah perjalanan ia bertemu dengan Hanna, Gracia meminta ijin kepada petugas untuk berbincang sebentar bersama Ibunya.

Dengan tetap diawasi petugas, Gracia bersimpuh di hadapan Hanna yang masih terduduk di kursi roda. Tangannya terulur untuk menggenggam kedua tangan Hanna.

"Maa.."

Suara serak Gracia berhasil mengalihkan fokus Hanna. Hanna membalas genggaman tangan Gracia.

"Anak Mama, Gracia.."

"Iya ini Gre, Ma.. Mama udah bisa liat Gracia belum?" tanya Gracia karna pandangan Hanna yang masih belum bisa fokus kearahnya.

Hanna tersenyum, lalu meneteskan air matanya. "Samar-samar Mama udah bisa liat sayang.."

Hanna mengusap lembut pipi Gracia, ia bisa merasakan pipi Gracia yang lebih kurus dari sebelumnya.

"Gracia maafin Mama, ga seharusnya ini terjadi sama kamu. Cuma ini cara agar Mama masih bisa liat kamu"

Gracia menggeleng-gelengkan kepalanya, lalu tersenyum pada Hanna.

"Lupain aja, ini bukan salah Mama atau Gracia. Ini emang Gre aja yang lagi sial" ucap Gracia diakhiri dengan tawa yang ia paksakan.

Gracia melihat Hanna yang menangis terisak. Ia menghapus air mata yang mengalir di pipi Hanna, memeluknya sangat erat. Hanna tidak ingin melepaskan pelukan tersebut, karna ia merasa pelukan tersebut seperti sebuah perpisahan untuknya.

"Mama jangan nangis lagi ya.." ucap Gracia mengusap pelan punggung Hanna.

"Mama janji bakalan jenguk kamu-"

Gracia seketika melepaskan pelukannya, lalu menggeleng pelan.

"Ga perlu.. Gre bakalan baik-baik aja kok.."

"Mama ga punya siapa-"

"Gracia tau Mama ga punya siapa-siapa lagi, tapi jangan buat pengorbanan kak Beby sia-sia ya.. Kak Beby pasti sedih diatas sana ngeliat Mama yang tiap hari cuma jengukin Gracia.. Masih banyak kok kegiatan positif di luar sana yang bisa Mama lakuin."

Hanna menggelengkan kepalanya cepat. "Ga bisa Gre, Mama ga bisa ngelakuin apapun tanpa kedua anak Mama"

"Mama pasti bisa, Gre yakin."

Melihat Gracia yang menatapnya dengan memohon, membuat Hanna terdiam di tempatnya. Bagaimana anak sebaik Gracia harus bernasib buruk seperti ini?

"Gracia punya 2 permintaan.."

"Apa sayang?"

"Mama harus janji bakalan ngabulin permintaan Gracia?"

Hanna mengangguk cepat. "Mama pasti bakalan kabulin apapun permintaan kamu"

Gracia tersenyum sebelum menyebutkan permintaannya. "Pertama, Mama jangan nyimpen dendam sama Shani ya?"

Hanna sontak mengerutkan keningnya. "Kenapa? Dia yang buat kamu kaya gini! Kenapa kamu masih belain dia?"

"Gre ga belain Shani. Gracia cuma mau Mama ga usah berurusan sama Shani lagi. Gracia pengen Mama nikmatin hidup Mama tanpa harus nyimpen dendam sama Shani atau siapapun itu"

Pada akhirnya Hanna kembali menganggukkan kepalanya, menyetujui permintaan pertama dari Gracia.

"Kedua.. M-mama harus lupain Gre ya?"

CRAZY OVER YOU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang