22. Pasar Malam

18 5 0
                                    

"Ternyata itu adalah pelukan terakhir dari dia untukku."

Happy Reading ;)

Ujian telah berakhir. Walaupun hanya ujian tengah semester, tapi semua siswa dan siswi di buat pusing oleh soal-soal ujian yang disajikan. Baru ujian tengah semester, bagaimana nanti jika ujian nasional? Di pastikan banyak murid yang gila.

Setelah ujian biasanya akan tenang karena mereka tidak perlu pusing-pusing memikirkan ujian lagi. Tapi, berbeda dengan siswa disini. Mereka akan di landa ketakutan karena menunggu hasil rapot keluar. Jika hasilnya dia atas rata-rata mereka akan tenang-tenang saja. Tapi jika terbalik? Kelar hidup lo.

Silla tampak tenang sampai menuggu hari pembagian rapot tiba. Berbeda dengan teman-teman yang lainnya yang sudah was-was dari jauh-jauh hari, karena takut hasilnya tidak memuaskan.

"Ujian tengah semester boleh selesai. Tapi ntar ujian hidup menunggu di depan sana." Ujar Mimin yang kini tengah duduk dan berkumpul di depan lorong kelas.

"Ini baru tengah semester. Tapi soal kayak ujian kelulusan anjir." Timpal Miko. Dan mendapat respon setuju dari yang lainnya.

"Tenang aja. Udah biasa gw kalo nilai anjlok." Ucap Toni santai.

"Ya lu santai. Uang jajan lo di potong, kan gw yang rugi nanti." Protes Tini.

"Itu udah jadi tugas lo sebagi adik kembaran gw Tin." Ucap Toni sambil merangkul Tini. "Sebagai adik kembaran yang baik, lo harus bantuin abangnya disaat kesusahan. Ya gaes ya?!" Lanjut Toni sambil menaik turunkan alisnya di akhir kalimatnya.

"Tapi lu mah susah mulu tiap hari." Ucap Tini sambil menoyor jidat Toni, lalu menjauh dari Toni dan bersembunyi di balik badan Mimin.

"Eh anjir adik laknat lo." Geram Toni sambil mengarahkan telunjuknya pada Tini.

Semua yang menyaksikan perdebatan kedua adik kaka kembar ini hanya bisa tertawa. Sudah biasa jika sedang berkumpul seperti ini, pasti ada saja yang mereka berdua ributkan.

"Aji kenapa?" Tanya Silla pada Aji yang sedari tadi seperti sedang menahan rasa sakit dan terus memegang perutnya. "Ada yang sakit?" Tanya nya lagi memastikan.

Aji menggeleng sambil bergerak menghadap ke arah Silla.

"TIARAAA!!" Teriak Aji saat membalikan badan dan mendapati Tiara yang baru saja keluar dari kelasnya.

Semua yang tengah berkumpul dengan Aji sontak mengalihkan pandangannya mengikuti Aji.

Aji langsung berjalan menuju ke arah Tiara dan meninggalkan teman-temannya. Silla hanya bisa tersenyum melihat Aji menghampiri Tiara.

"Karena persiapan sweetseventeen Aji. Tuh anak jadi sering bareng Tiara ya?!" Ujar Miko.

"Ya wajar aja sih. Kan Tiara yang urus dekor sama acara." Jawab Silla.

"Lo ga cemburu Sill?" Tanya Mimin sambil duduk di sebelah Silla.

"Ngapain Silla harus cemburu? Silla cuma sahabatnya Aji. Bukan pacar."  Jawab Silla bohong. Silla sangat berharap Ia bisa menjadi pacar Aji.

"Lo ga ada rasa gitu Sil?" Kali ini Tini yang bertanya. "Kan kalian tuh udah deket dari lamaaa bangett. Masa diantara kalian ga ada yang nyimpen rasa gitu?"

"Kita saling sayang. Kita udah kayak kakak dan ade. Jadi kalo Aji mau deketin siapapun, itu haknya Aji. Silla ga bisa larang Aji. Dan Silla ga bisa paksa Aji buat selalu ada di samping Silla." Jawab Silla dengan mimik wajah yang tenang dan biasa saja. Tapi tidak dengan hatinya yang sudah menangis di dalam sana.

Antara Kita¿?Donde viven las historias. Descúbrelo ahora