2.) Lee Jeno

1.6K 180 1
                                    

Guru itu berdehem dan kembali melanjutkan Pelajaran.

Jeno masih diam di Tempat, yang benar saja! Ia sama sekali tak salah! Renjunlah yang terlambat bangun.

Ck!

Jeno segera keluar Kelas di ikuti oleh Renjun, Tanpa basa-basi lagi Ia berlari memutari Lapangan yang luasnya tak bisa di bilang kecil. Terlebih lagi Pelajaran Guru tersebut 4 Jam.

Renjun segera berlari mengikuti Jeno, membawa Tas yang masih berada di Pundaknya.

—47 Menit kemudian

Jeno masih terus berlari tanpa henti, Ia tak mengenal lelah. Lari segini pun belum ada apa apanya. Berbeda dengan si Huang, Ia nampak begitu lelah, bahkan tak jarang Ia terjatuh.

Brugh!

Jeno berhenti di Tempatnya, tanpa menoleh ke belakang.

"Ketiga."

"Apa maksudmu?" Tanya Renjun, Ia segera bangun dan menyusul Jeno.

Jeno berbalik, kali ini Ia menatap yang lebih Tua.

"Sudah ketiga kalinya Kau terjatuh, Huang"

Jeno tak bermaksud meledek, Ia tak memiliki maksud apapun mengatakan seperti itu. Jeno hanya kesal saja mengapa Renjun terus terusan terjatuh, padahal belum sejam.

"Lalu? Untuk apa Kau peduli? Kita bukan siapa-siapa. Kau dan Aku tak saling mengenal, kita hanya sebatas Teman Sekamar" Setelah mengatakan itu Renjun melanjutkan larinya.

"AKU BAHKAN DI HUKUM KARENAMU! AKU TAK BISA MENGIKUTI PELAJARAN KARENAMU!! DAN SEENAKNYA KAU BILANG SEPERTI ITU! Minimal tau dirilah!!" Ketus Jeno.

Renjun mematung, sementara Jeno berlari melewatinya, menyenggol pundaknya lumayan kencang. Untung saja Ia bisa menahannya, jika tidak mungkin Ia akan terjatuh untuk keempat kalinya.

"Padahal Dia sendiri tak memberitauku apa apa tentang Asrama ini!! Kesalahan besar Papa menitipkanku di sini!! Damn!" Gumam Renjun pelan.

Tanpa sadar Seseorang mengawasinya, dengan mata yang sipit, mungkinkah Ia orang China? Lelaki itu berukuran lebih kecil dari Jeno maupun Renjun, bisa di katakan jika Ia masih di bawah umur.

"Di hari pertama saja Ia sudah membuat ulah? Aku ragu Kau akan bisa bertahan dengan Murid di Kamar 452, Huang Renjun."

Anak itu lalu pergi dari sana.
________
4 Jam sudah berlalu, kini Jeno, Jaemin, Haechan berada di Kantin. Tak bersama Renjun. Toh, Mereka juga tak tertarik berteman dengannya.

"Aigoo kenapa keringatmu bercucuran Jenoyaa?" Ejek Haechan.

"Bukan urusanmu!" Balas Jeno, Ia tak mau menatap Haechan maupun Jaemin, membuat moodnya tambah hancur. Padahal masih pagi.

"Jujur padaku kenapa Kau bisa di hukum? Kau melakukan kesalahan? Atau ada seseorang? Aku sudah berteman lama denganmu, Jeno. Aku tau Kau bukan Orang yang suka membuat Masalah, apalagi jika itu bersangkutan dengan Nilai."

"Aku tahu itu Jaemin! Ini semua karena Renjun!! Aku membencinya" Ucap Jeno, sepertinya Ia benar benar membenci Renjun.

"Ahh, tak usah di pikirkan. Tak ada salahnya di hukum sekali, Jen. Lagipula Kau belum pernah di hukum di Asrama ini bukan? Semua Manusia juga pernah melakukan kesalahan, Tenang saja. Aku bersamamu" Ujar Haechan menepuk nepuk Pundak Jeno bermaksud memberi semangat.

Jeno tak menjawab, tak sengaja pandangannya beralih kepada seseorang yang sedang membawa Makanan, sepertinya Ia sedang kesulitan mencari Tempat duduk.

Mood Jeno kembali Hancur, Ia membuang muka ke arah lain, berusaha agar tak melihat Renjun.

KAMAR MU KAMAR KU || 00L NCT DREAM ✔Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt