11.) Let Me Go

1K 119 0
                                    

Setelah memakan Kue buatan Renjun, Jaemin segera pergi ke Rumah Sakit untuk menemani Jeno. Sudah seharian ia tak bertemu dengannya. Jaemin itu selalu bertemu dengan Jeno setiap hari.

Tapi itu dulu, Jaemin kurang yakin jika Jeno akan tetap berada di Asrama. Jeno itu kecelakaan, Ia takut Orang Tua Jeno akan membawa Jeno pulang dan menyekolahkannya di Sekolah biasa.

Jaemin kini sudah sampai di depan Kamar rawat Jeno.

Jaemin menghembuskan nafasnya

"Jeno, kau harus mengerti. Ini demi kebaikanmu."

Jaemin terdiam sesaat. Terdengar suara dari dalam kamar Jeno, Jaemin tau itu suara siapa. Suara Tuan Lee.

Jaemin menghentikan langkahnya sebentar, Ia akan menguping sebentar. Tunggu, Jeno.. Tak akan di keluarkan dari Asrama kan?

"Appa, Jeno tak mau. Jeno tak mau di keluarkan dari Asrama Neo, Jeno mau terus bersama dengan Nana dan Echan." Kali ini yang berbicara adalah Jeno.

Hati Jaemin menghangat mendengar itu, Ia terharu. Jeno tetap membela Temannya ketika berhadapan dengan Tuan Lee. Jaemin tersenyum tipis, kepahitan pasti Ia akan rasakan.

"Jeno, kau harus menuruti perkataan Appamu, ini demi kebaikanmu." Nyonya Lee berusaha meyakinkan Jeno.

"Tidak ada penolakan, Jeno. Ini demi kebaikanmu, Appa akan melakukan apapun demimu, demi kesehatanmu."

"Dan Appa kira jika Aku sehat Aku akan bahagia? Lebih baik Aku menghabiskan waktuku bersama Orang yang membuatku bahagia. Appa, se-sehat apapun aku, Aku akan tetap sakit, tak ada manusia abadi di dunia ini."

Entah mengapa Jaemin meneteskan Air mata mendengar itu, air mata itu terjatuh tanpa seizinnya.

"Jeno.. Kau sudah berjuang." Batin Jaemin, ingin sekali Jaemin masuk ke dalam dan mengatakan bahwa Jeno tak perlu melakukan hal sejauh itu.

Ceklek

Tuan dan Nyonya Lee baru saja keluar dari kamar rawat Jeno. Mereka cukup terkejut ketika melihat Jaemin yang terdiam di depan pintu.

"Lho? Jaemin? Kau di sini? Sejak kapan? Ayo masuk dan temui Jeno." Ujar Nyonya Lee.

Sementara Tuan Lee hanya diam saja, Ia juga membuang muka enggan menatap Jaemin.

'Hehe, Iya, Tante. Kalau begitu, Jaemin masuk dulu ya." Jaemin lalu membungkukkan badan dan masuk ke Kamar rawat Jeno.

Nyonya tersenyum melihat Jaemin. Ia berterimakasih karena sudah membuat Putranya sebahagia itu, sampai-sampai tak mau di pisahkan dari Mereka.

"Terimakasih, dan maaf jika Aku memisahkan Kalian. Ini semua demi kesehatan Putraku."





Jaemin melihat Jeno yang sedang menghapus Air matanya. Jaemin tau, Jeno pasti menangis tadi.

Jaemin pun menghampiri Jeno, dan mengelus pundaknya bermaksud memberi semangat.

"Jeno-yaa, kau harus sembuh!"

Jaemin tersenyum, itupun senyum palsu. Jujur, Ia juga sedih melihat Jeno menangis, terlebih lagi mengetahui jika faktanya adalah Jeno yang akan pergi untuk perawatan.

Jeno menggeleng.

"Aniyeo. Jaemin, aku tak ingin meninggalkan Kalian. Appa dan Eomma jahat! Mereka memisahkanku dengan kalian!"

"Jeno, dengarkan aku. Mereka melakukan ini juga demi kebaikanmu. Tidak ada Orang Tua yang jahat, semua Orang Tua berusaha melakukan yang terbaik untuk Anaknya." Jelas Jaemin masih meyakinkan Jeno jika semua akan baik-baik saja.

KAMAR MU KAMAR KU || 00L NCT DREAM ✔Where stories live. Discover now