Bab O9 ; Road to Vampire Castle

1.1K 165 11
                                    

Sorry for typo...
~Happy Reading~


















Persiapan Renjun sudah sepenuhnya selesai, rombongan kereta itu hendak berangkat dengan Jeno yang ikut mengantarkannya. Belum sempat Jeno menaiki kereta itu dari kejauhan dirinya mendengar suara lantang Mark memanggil namanya sembari berlari.

Jeno menoleh dengan enggan, matanya melirik Jaemin yang menyuruhnya untuk menyelesaikan masalah mereka. Mau tak mau Jeno berdiri dengan wajah tertekuk malas, mau apa lagi beta satu itu.

"Jeno, kumohon dengarkan aku kali ini." Ujar Mark dengan suara tersengal sehabis berlari.

"Kali ini apa lagi Mark? Belum puas kau dengan keputusan ini huh?" Jeno berujar dengan suara dingin dan siratan nada mengejek di akhir kalimatnya.

"Tidak, bukan seperti itu Jeno. Kali ini aku datang untuk meminta maaf darimu. Aku tau, aku sudah kekanakan dan begitu egois. Tanpa aku sadari bahwa kau juga berada di posisi yang sama seperti ku." Mark menunduk, menyesali hal bodoh yang dilakukannya kemarin.

Jeno hanya diam, melihat Mark yang kini menundukkan kepalanya setelah membungkuk meminta maaf darinya. Jeno sebenarnya bukan tipe serigala pendendam, hanya saja Mark memang keterlaluan.

"Cih, kau dengan mudahnya meminta maaf setelah mendebat ku kemarin Mark? Kau sedang bercanda? Kau pikir aku akan memaafkan mu begitu saja?" Ucapan Jeno begitu dingin, dengan mata yang menusuk tulang. Bahkan tanpa sadar aura dominasi Jeno menguar dengan bebas.

Grekk...

Suara pintu kereta kuda yang dibuka lebar, menampilkan Jaemin dengan postur tubuh bak pangeran negeri dongeng lengkap dengan jubah merah darah khas vampire miliknya.

"Berhenti Lee Jeno, bagaimana pun juga dia adalah Beta di Pack milikmu. Beri saja dia hukuman sebagai balasan rasa maaf mu itu. Dan cepatlah selesaikan, karena kita akan segera berangkat." Jaemin berujar panjang lebar, tubuhnya begitu angkuh keluar dari kereta kuda itu lengkap dengan arogansi yang menguar.

"Cih, ya baiklah Na." Jeno beralih kembali menatap Mark setelah atensinya teralihkan sejenak oleh Jaemin tadi.

Mark mengangkat kepalanya, menatap mata Jeno yang kini sedingin es itu dengan waspada. Bagaimana pun juga Mark hanya Beta di Pack Corona ini, dirinya juga tak akan mampu melawan aura dominasi Jeno yang begitu menekan. Ingatkan Mark untuk berterimakasih pada Raja Vampire itu nanti.

"Hm, jika kau memang bersikeras. Maka kau akan ku hukum sebagai tindakan tak tau diri mu kemarin Mark."

"Akan ku terima segala hukumannya Alpha."

"Baiklah jika itu sudah menjadi tekat mu, hukuman mu adalah mencari bunga teratai merah yang hanya tumbuh di hutan tandus yang terletak di tengah hutan mati. Jika kau tak mampu maka jangan harap kau bisa mendapat maaf ku Mark Lee."

"Hu-hutan mati?" Ucap Mark dengan gugup.

Siapapun tau bahwa kawasan hutan mati adalah wilayah paling berbahaya meskipun itu untuk makhluk luar biasa seperti serigala dan vampire.

"Bagaimana? Kau tak sanggup?"

Tapi Mark sudah membulatkan tekadnya, Mark tak ingin berlama-lama bermusuhan dengan adik sepupunya itu lebih jauh.

"Baiklah, aku sanggup. Dan kau harus menepati ucapan mu Alpha Lee Jeno."

"Tentu saja Beta Mark Lee, seorang Alpha tak akan pernah menarik kata-katanya kembali."



















----o0o----

















"Diamlah Na, dan tak usah ikut campur." Jeno hanya mendengus sesaat sebelum mendudukkan dirinya di bangku dalam kereta.

"Haha, santai Jeno. Aku hanya tak habis pikir dengan hukuman mu, yang lebih layak ku sebut hukuman mati." Jaemin tertawa mengejek ke arah serigala di depannya itu dengan lantang.

Sungguh Jaemin sangat menyukai menggodanya, bahkan membuat Jeno marah adalah sesuatu yang menyenangkan untuk di lakukan.

"Cih, bukan urusan mu. Jadi tutup mulutmu sebelum ku koyak dengan brutal di sini."

"Cih, dasar serigala temperamental."

Dan kereta itu pun melaju dengan cukup cepat, mengingat hari sudah menjelang malam. Meninggalkan sesosok Mark yang hanya menatap rombongan itu dari jauh dengan raut wajah sendu.
















----o0o----



















Malam dingin khas kawasan Artiknus menyapa rombongan itu dengan ciri khas nya. Angin malam dingin yang ditemani cahaya redup rembulan, membuat suasana hutan es abadi itu semakin mencekam. Ciri khas vampire begitu melekat pada setiap daerah yang mereka tinggali. Begitu dingin dan sunyi, hingga pikiran liar bisa membuat siapapun menjadi gila disini.

Dan Jeno tak menyukainya tentu saja, bagi serigala berdarah hangat sepertinya tempat dingin seperti ini sangat menggangu. Bukan masalah jika itu hanya tentang suhu wilayah, hanya saja dirinya tak begitu menyukai tempat sepi semacam ini.

Grekk...

Klang...

Suara nyaring itu membuat Jeno mengintip sebentar dari celah tirai kereta, matanya melihat gerbang tinggi besi yang menjulang dengan kokohnya. Di baliknya terlihatlah sebuah Castle dengan susunan batu pualam sebagai dasar dindingnya. Atap-atap runcing dengan jarum berbentuk salip itu seakan memberi sinyal bahaya dengan sangat. Terlebih lagi warna gelap yang begitu mendominasi membuat Jeno enggan melirik lebih jauh.

Srakk...

Di tutupnya tirai kereta itu dengan cepat, jarak dari gerbang utama menuju Castle memang terlihat sedikit jauh. Jadi lebih baik Jeno tak usah melihat dataran gelap itu lebih dari ini. Pemandangan hitam pekat itu hanya membuat dirinya merasa tak nyaman.

Bahkan insting membunuhnya sudah sedari tadi ditahannya untuk tak menunjukkan gigi di wilayah ini.

Mata Jeno menatap teduh ke arah tubuh Renjun yang kini masih setia berbaring lelah di depannya. Di tariknya selimut bulu itu lebih tinggi hingga mencapai dada Sang Mate. Mungkin saja kan Renjun kedinginan karena suhu di wilayah ini.

Grekkk...

Kereta kemudian terlihat berhenti, Jaemin turun lebih dulu dari kereta ini. Mungkin Jaemin harus menjelaskan kenapa ada serigala Alpha yang kini tengah berada di dalam kereta rombongannya.

Jeno hanya bisa berdiam diri di dalam kereta, sebelum Jaemin memanggilnya untuk keluar. Karena sangat tidak sopan jika dirinya tak di persilahkan oleh Sang Tuan rumah tapi masuk begitu saja.

Melihat dari tata cara tradisi vampire yang sudah berabad-abad tentang undangan kesopanan. Membuat Jeno untuk menghormati hal itu juga, karena bagaimanapun hanya Jaemin harapan terakhirnya untuk kesembuhan Sang Mate.

"Kumohon cepatlah sembuh Darl, semoga kau bisa cepat pulih di tempat ini. Aku akan sebisa mungkin mengunjungi mu dengan cepat nanti." Jeno mengusap lembut surai sang mate dengan lembut.

Mata sendu Jeno menatap Renjun dengan perasaan gelisah, karena sebentar lagi dirinya mungkin akan sedikit sulit untuk menemui sang mate. Karena sejatinya vampire adalah musuh alami bagi serigala sepertinya. Jeno hanya bisa berharap bahwa Jaemin benar-benar memegang perkataannya tentang kesembuhan Sang Mate.























***
To be Continued...

Don't forget Vote and Comments Readers-nim!


















Author note ;

Hai reader's-nim, gimana masih mau d lanjutin nggak ni cerita nya??

Kalo masih mau di lanjut, vomen kalian semangat gue...

Karena jujur aja ni cerita mentok :V

Hahaha....

Moga aja msih mau baca cerita gaje gue

With love you—ro

Half of You - NorenminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang