Bab 11 ; Who's are you?

608 68 5
                                    

Sorry for typo...
~Happy Reading~
















Kelopak mata lentik itu kembali mengerjap, tempias cahaya temaram yang berada disisi sudut ruangan cukup membantunya untuk melihat dengan pasti. Sepasang mata berwarna merah darah itu kembali terpejam cepat, cahaya lilin di sudut ruangan membuat matanya serasa di tusuk ribuan pedang.

Menyakitinya dengan telak hingga kepalanya ikut terasa berputar sesaat. Matanya kembali dia buka dengan perlahan, menyesuaikan pandangan kaburnya dengan kamar yang kini ditempatinya.

"Dimana aku?" Suara lirih dan serak itu menguar dengan gamblang di setiap sudut ruangan.

Tangannya bergerak perlahan untuk menyentuh kepalanya yang terasa begitu pusing sekarang. Dia mencoba duduk dengan susah payah, tubuhnya terasa begitu luruh lemas. Matanya mulai memandang di sekitarnya kini. Ruangan dengan nuansa mewah khas bangsawan membuatnya terkejut.

"Jangan lagi." Suara sarat ketakutan itu kian membuatnya terpuruk.

"Tidak, jangan ruangan dia lagi. Aku ingin pergi sekarang juga." Nada suara dengan getaran takut itu terdengar dengan jelas meskipun lirih.

Srakk...

Di bukanya selimut tebal berwarna merah darah itu dengan cepat. Kaki lemasnya dia coba untuk menopang beban tubuhnya yang entah kenapa terasa begitu berat.

Srett...

Langkahnya sedikit terseret dengan tangan yang setia bertopang pada tembok tebal disisi kanannya kini. Dengan cepat kakinya mencoba menggapai ke arah pintu besar berukiran indah di depannya.

Grekkk...

Suara pintu yang terbuka dengan susah payah membuatnya sedikit senang. Dirinya tidak ingin lagi terjebak, tidak untuk kesekian kalinya. Hingga rasa senang itu malah membuatnya semakin terkejut kecewa sekarang. Bukannya keluar dari kamar mewah itu, dirinya malah terjebak di ruangan lain yang tampak seperti taman buatan.

Matanya memicing kala melihat sebuah ranjang indah yang kini terletak di depan matanya. Kakinya kembali melangkah dengan pelan, mata merahnya menelisik dengan pasti.

Melihat dengan segala raut iba, seorang lelaki rupawan tengah tertidur lelap di ranjang mewah dengan aura yang janggal.

"Siapa kau?" Hanya satu kalimat itu yang terlontar sebelum siluet lelaki yang di kenalnya menangkap tubuhnya yang seakan terasa ringan sekarang.

"Renjun!" Suara husky itu berteriak lantang membuat Renjun tersadar akan rasa linglung nya sesaat.

Srett...

Grepp...

"Na Jaemin?" Renjun berseru dengan lirih, tubuhnya di peluk erat oleh Jaemin sekarang.

Seakan dirinya akan menghilang begitu saja.

"Ya, aku disini sekarang. Kau tidak perlu takut Love." Jaemin begitu khawatir dengan matenya itu.

Rasa gelisah, takut dan traumatis membuatnya tak tenang. Jaemin langsung mencari Renjun dengan kalut saat dia tak bisa menemukan Renjun di kamar miliknya. Hingga pintu ruangan penghubung itu terbuka dengan lebar seakan memberikan petunjuk padanya mungkin saja Renjun pergi ke arah sana.

Secepat kilat Jaemin menangkap tubuh limbung kekasihnya dengan wajah khawatir yang begitu terlihat jelas.

"Ini menakutkan, ku pikir aku terjebak lagi. Ku pikir aku hanya bermimpi bertemu dengan mu dan Jeno. Ku pikir aku hanya berkhayal tentang adik-adik ku." Racau Renjun dengan suara serak tertahan miliknya, membuat Jaemin kembali merasa tersayat.

Half of You - NorenminWhere stories live. Discover now