3. Pentingnya beretika

3.8K 328 128
                                    

Assalammu'alaikum bestie ^^
Selamat baca yah semoga suka ^^
Ambil yang positif, buang yang negatif ^^

Nabi SAW juga bersabda, ''Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam. Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya. Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya." (HR. Bukhari).

•••••

Aletta berdiri di depan cermin dengan pakaian ala kadarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aletta berdiri di depan cermin dengan pakaian ala kadarnya. Gadis itu enggan mengenakan pakaian sopan untuk menghormati tamu yang datang.

"Heh, pakai baju yang bener!" seru Regan setelah membuka pintu kamar Aletta.

Gadis itu berdecak kesal. "Ck. Emang tamunya siapa si? Penting banget gitu?!"

"Ya seenggaknya lo pakai baju yang tertutup, jangan oblong-oblong gitu!"

Aletta merotasikan bola mata seraya mengambil gamis hitam besar milik Mama, beserta hijab stellannya yang panjangnya sampai lutut.

"Pergi sana lo! Letta mau ganti baju!"

Aletta mendorong pintu kamarnya, membuat seseorang di balik pintu itu meringis kesakitan saat kakinya terjepit.

"Wehh sialan! Kaki gue bego!"

"Biarin! Wleekk!"

Grepp

Pintu berhasil tertutup rapat, membiarkan Regan kesakitan di luar sana.

"Istighfar ya Allah punya abang gitu," gumamnya sembari memijit pelipis berkali-kali. Benar-benar melelahkan!

Regan berjalan pincang menuruni tangga akibat denyut kakinya yang masih terasa sakit.

Pria itu menundukkan kepala setelah melihat tamu di depannya.

"Bentar ya, Aletta lagi ganti baju, Mama sama Papa sebentar lagi turun hehe," ujar pria itu kepada orang tua di depannya.

"Iya nak Regan, nggak papa kok." balas pria tua itu.

Regan tersenyum, dirinya memilih duduk di sebelah pemuda sepantaran dengannya.

"Adek gue gimana di sekolah?" bisiknya pelan.

Yang di tanya mengernyit sejenak. "Adek lo Aletta Bridella Permata kan?"

"Nah, iya."

"Namanya agak susah ya," ujar pria itu sedikit terkekeh.

Regan langsung mengangguk setuju. "Orangnya aja susah, maklum lah adek gue otaknya menceng hehe,"

Belum lama berbincang-bincang, Mama dan Papa sudah turun dari tangga dengan pakaian rapi, tetapi Aletta belum juga memunculkan batang hidungnya.

"Wah, Pak Satya, lama tidak berjumpa Pak," ucap Arya menepuk bahu pria tua itu lalu bersalaman.

My Love Teacher [LENGKAP]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang