56. Takdir Allah

1.9K 166 86
                                    

Assalammu'alaikum :)💙

Bismillaahirrahmaanirrahiim..
Vote dan komennya ya kawan❤💙
Selamat membaca :3

#mulmed • Rapuh-Opick

😊😊😊

Selesai berkunjung ke makam Marwa beberapa jam yang lalu, kini Raihan bersama Aletta dan Alifa sama-sama duduk tenang di sofa ruang tamu. Saat di pemakaman tadi, Raihan sudah meminta izin kepada Mamanya dan juga Rasya agar Alifa ikut tinggal bersamanya sementara waktu.

"Sholat yuk," ajak Raihan kepada dua wanita di sampingnya.

Alifa mengangguk patuh, sedangkan Aletta malah terlihat bingung sendiri.

"Emang udah adzan ya?" tanyanya sontak membuat Raihan dan Alifa sama-sama beristighfar dalam hati.

Raihan bangkit dari sofa, diikuti dengan gerak tangannya yang meraih benda pipih di pangkuan Aletta.

"Makannya jangan HP an terus, sampai adzan nggak denger. Kebangeten."

"Heh! Bawa sini nggak?!" amuk Aletta, membuat Alifa yang berada di sampingnya tertawa kecil menonton tingkah pasutri itu.

"Nggak. Sholat dulu, baru nanti aku kasih."

"Ya elah, tadi tu aku ngechatt Berly, niatnya mau ngajakin main kesini kapan-kapan, tapi ternyata ponselnya nggak aktif. Last seennya aja sekitar tiga hari yang lalu, gimana nggak khawatir coba kalau ada apa-apa sama dia?"

"Kuotanya abis mungkin," jawab Raihan. "Nanti coba di hubungin lagi, sekarang kita sholat jama'ah dulu."

Perintah dari Raihan yang sepertinya tak lagi bisa di protes membuatnya terpaksa menurut. Aletta berjalan mengekori dua manusia itu sambil menggerutu sebal. Padahal ajakan Raihan itu baik, dirinya hanya mau membiasakan Aletta agar selalu melaksanakan sholat tepat waktu.

Selesai sholat Dzuhur berjama'ah dan berdoa bersama, Raihan menawarkan ajakan makan siang kepada dua wanita itu. Dan keduanya kompak menggeleng karena belum merasa lapar. Alhasil daripada menyia-nyiakan waktu, Raihan mengajak mereka mengaji bersama. Hitung-hitung sekalian menagih hafalan Aletta yang sudah berjanji kepadanya.

"Eh kamu, mau setoran Al-Mulk kapan?" Raihan menunjuk ke arah Aletta dengan nada bicara sedikit berbeda dari biasanya.

Aletta mencebik kesal, ia kemudian duduk di depan Raihan dengan perasaan tak karuan. Wajah Raihan terlihat dingin dan menyeramkan. Bukan lagi Raihan yang selalu ramah senyum, dan lembut.

Entah kenapa, ia sendiri bingung kenapa Raihan jadi seperti ini.

Di sisi lain, Alifa juga menaqror sendiri hafalannya yang sudah di dapat selama ini. Sesekali ia meminta Raihan menyimaknya bersamaan dengan Aletta yang masih terus mengulang-ngulang hafalannya karena banyak di temui kesalahan.

"Besok di ulangin lagi," ujar Raihan enteng.

"Semua?!"

"Iya."

Aletta spontan melebarkan kedua matanya. "Buset, masa iya semuanya si?! Terus tadi percuma dong!"

"Nggak ada ngaji yang percuma. Siapa saja membaca satu huruf dari Al-Qur'an, maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipatnya. (HR. At-Tirmidzi)."

Raihan mengusap kepala Aletta dengan lembut. "Jangan pernah menyerah selama kamu memperjuangkan kebaikan."

Seketika bola mata Aletta berkaca-kaca. Terlihat jelas jika selama ini hanya Raihan yang selalu bertutur lembut dalam menasehatinya. Aletta segera merengkuh Raihan tanpa sadar ada Alifa di sekitar mereka.

My Love Teacher [LENGKAP]✔️Où les histoires vivent. Découvrez maintenant