58. Lima puluh delapan

2K 187 113
                                    


Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.
Bismillaahirrahmaanirrahiim.

: Part cukup panjang ya! Enjoy!

NB : Dua atau satu part lagi, cerita ini berakhir, yeay!!

HAYOOO UDAH VOTE BELUMMM??
EM EM EM.... SEMOGA YG VOTE + KOMEN DIBERI KEMUDAHAN DALAM SEGALA HAL OLEH ALLAH SWT, AMINNN🤲

****

Di sepertiga malam, saat rembulan menyinari alam, menjadikan suasana yang tentram, saat-saat dimana semua orang lelap dalam tidurnya, Aletta bahkan sama sekali tak bisa memejamkan matanya. Gadis itu mencari ketenangannya sendiri dengan melaksanakan sholat tahajjud, lalu mencurahkan segala isi hatinya kepada sang pencipta. Masih teringat betul dalam benaknya, pernyataan pahit yang terlontar dari suster beberapa menit yang lalu.

Dalam doanya, ia terus memohon agar Allah SWT tidak merenggut lebih dulu nyawa suaminya. Tanpa di sadari, Aletta terus menitikkan air mata saat ia tengah menikmati do'a-do'anya. Ada penyesalan yang dirasakan setelah sadar jika selama ini ia jauh dari Rabb-Nya. Kemana dirinya selama ini? Kenapa di saat ia mendapat suatu masalah, musibah, baru ia mau mendekatkan diri kepada Allah SWT.  Padahal, Allah selalu ada untuk hambanya setiap waktu, tapi diri kita sendirilah yang selalu menjauh dari-Nya. Sering kali kita melupakan-Nya saat terbuai oleh kenikmatan dunia yang bersifat sementara.

Seorang ustadz pernah menjelaskan, jika kita mendapat suatu musibah, suatu masalah, suatu ujian, itu berarti kita diberi kesempatan untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik. Dengan cara berhusnudzon kepada Allah. Aku tergantung prasangka hambaKu kepadaKu. Jika saat kita mendapat musibah, dan kita merasa lelah lalu berfikir mungkin Allah tidak suka melihat kita bertaubat, maka Allah juga akan memperlakukan kita sesuai apa yang kita prasangkain.

Begitu juga sebaliknya, jika kita berhusnudzon dan menjadikan masalah yang kita alami adalah bentuk kasih sayang Allah agar kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi, maka Allah juga akan memperlakukan kita sesuai apa yang kita prasangkain.

Selesai berdoa, Aletta merasakan keheningan menyapa sekitarnya. Ia baru menyadari jika hanya dirinyalah dalam masjid ini. Bukankah tadi ada sebagian manusia berpakaian serba putih dalam masjid ini? Bahkan selama ia sholat dan berdoa, ia masih bisa merasakan jika mereka ada di sekitarnya. Tapi sekarang? Aletta menggeleng cepat, ia tidak boleh berfikir aneh-aneh. Jika mereka memang bukan sejelas-jelasnya manusia, setidaknya ia tidak merasa terganggu dengan kehadiran mereka.

"LET! ALETTA!"

Teriakan agak cempreng bersahut dari luar masjid. Aletta segera melipat mukenanya, lalu bergegas keluar, menemui si pemanggil.

"Rasya? Lo nga—" kalimatnya terpotong saat gadis berambut hitam keunguan mendekatinya dan memancarkan sebuah senyuman.

"Khusyuk banget ya doanya? Alhamdulillah manjur, detak jantungnya kak Raihan kembali lagi."

"Ha?!"

Rasya kembali mengangguk. "Iya, baru aja. Makannya gue langsung cari lo, dan untung aja langsung ketemu disini."

Saking kagetnya, Aletta sampai berkali-kali menepuk-nepuk pipi Rasya. Takut-takut ia kembali bermimpi seperti saat itu.

"Udah-udah woi! Lo nepuk pipi gue berasa nampar elah!" kesal Rasya lalu menggenggam tangan Aletta.

"Mau ketemu suami lo kan?"

Aletta mengangguk antusias. "Mau lah! Ya kali nggak."

"Oke, let's go!"

****

"Alhamdulillah, Pak Raihan udah normal lagi detak jantungnya," ujar Berly memberitahu Shaka yang duduk di sebelahnya.

My Love Teacher [LENGKAP]✔️Where stories live. Discover now