Teras 6

2.1K 222 6
                                    

An:

Selamat hari Senin para pejuang rupiah!!!

Udah akhir bulan nih, gimana masih aman? Atau malah revisian terus?wkwk

Closingnya udah kelar?

Ada tim akunting juga di sini?

Coba dong komen kalian tim pelajar/mahasiswa atau tim pejuang rupiah?

Semangat yaa, besok tanggal 1!!! Ingat gajiannya aja biar semangat closingnya!!!

Happy Monday!!!



Two Masks

__________

Laporan ditolak, revisi meningkat, dan tentu saja kopi perlu ditambah, selamat menikmati lembur panjang


Semenjak diberlakukannya ketentuan untuk bekerja dari rumah di masa pandemi ini, total aku hanya tinggal di apartemen. Keseharian ku hanya disibukkan dengan virtual meeting, workout berdasarkan tayangan YouTube. Jika di kehidupan sebelum pandemi aku selalu menggunakan jasa laundry, tetapi tidak berlaku saat WFH. Aku kerjakan semuanya hingga membersihkan toilet. Satu lagi kegiatan baru selama WFH aku juga iseng-iseng membuat daily vlog, yang lebih banyak menayangkan vlog masak ala-ala. Yang terlihat hanya tangannya saja.

Hampir satu tahun hanya berjibaku seorang diri di apartemen. Bosan? Tentu saja. Bahkan aku merasa seakan hariku stuck di situ. Dari pagi ke pagi itu rasanya lama sekali. Hanya pemandangan melalui balkon sebagai hiburannya. Melihat hilir mudik ambulans yang mungkin sedang mengangkut pasien covid.

Kebijakan ganjil-genap saja sudah cukup membuat kesulitan untuk para pencari nafkah di Jakarta. Di tambah sekarang pemerintah memberlakukan PSBB sebagai bentuk pencegahan penularan lebih banyak. Kantor-kantor sudah banyak yang ditutup, salah satunya KAIA. Tempat beribadah, sekolah, tempat wisata, juga ikut ditutup. Cukup miris ketika setiap kali melihat berita di televisi yang menayangkan lonjakan pasien, hingga dampak-dampak yang dihasilkan selama pandemi ini.

Kini kantorku sudah mulai beroperasi dan tentunya dengan aturan yang ketat sesuai yang diberlakukan pemerintah. Dan di saat pertama kali kantor kembali dibuka, kesialan menimpa kami khususnya divisi akunting. Secepat itu Bu Nindi resign dan digantikan oleh makhluk paling tidak manusiawi semacam Pak Bos El. Laki-laki yang usianya sudah memasuki 34 tahun itu, sepertinya menjadi sosok yang paling dihindari seluruh penghuni kubikel di blokku.

Semalam aku menginjakkan kaki di apartemen tepat jam sembilan malam. Review yang dimaksud El dua hari yang lalu adalah review berulang yang melupakan waktu. Miris, semua terjebak dengan review yang tak kunjung usai. Meskipun mata kami sudah hampir diganjal korek, manusia itu tidak peduli dan tetap melanjutkan sambil mencoret beberapa hasil closing kami. Resivi kembali berlanjut di hari selanjutnya, dan review berakhir semalam. Sampai-sampai aku, Ana, Mbak Rara, dan Reynan menambah kopi berulang kali.

Laporan ditolak, revisi meningkat, dan tentu saja kopi perlu ditambah, selamat menikmati lembur panjang. Entah sudah berapa gelas kopi yang kuteguk agar mataku tetap kuat menghadapi tantangan.

"Lo semalam pulang naik apa?" Tanya Mbak Rara yang sedang melilitkan kerudungnya di leher. Seerat itu hingga aku yang melihatnya takut dia tercekik sendiri. Karena saking eratnya.

"Gue barengan sama Ana. Dia dijemput suaminya," jawabku sambil memoleskan kuas blush-on ke pipi.

"Lo An, jadi beliin kado teman anak lo?" Mbak Rara beralih pada Ana setelah kerudungnya selesai.

Teras Kota (Overheard Beauty)Where stories live. Discover now