Bagian 28 : Freezer Cemburu

6.4K 1.2K 151
                                    

28

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

28. Freezer Cemburu

Dua insan dimabuk asmara nampak sumringah sepanjang jalan menuju danau kecil di ujung taman yang terletak cukup jauh dari keramaian.

Es krim rasa cokelat dan vanilla menjadi jajanan favorit yang mereka bawa di masing-masing tangan. Yang membedakan hanya satu keresek warna hitam yang di dalam nya terdapat banyak jajanan lain.

"Ambilin sempol, dong." Iris meminta. Gadis itu masih setia menjilati es krim rasa vanilla kesukaan nya.

"Baik tuan putri." Azam langsung mengambil satu sempol dari dalam keresek yang ia bawa. "Nih,"

"Pegangin, ya." Iris menyerahkan es krim ke tangan Azam. "Jangan dimakan."

"Nggak." Jawab Azam singkat. Lelaki itu menoleh pandang ke sekitar. Banyak muda-mudi yang sibuk berfoto ria bersama pasangan masing-masing.

"Kak," panggil Iris.

Azam menoleh. Tangan lelaki itu terulur merangkul pundak Iris. "Hm?"

"Kalo gue manggil Kak Azam sama sebutan Mas boleh, gak?" Tanya Iris dengan kedua alis dinaikkan. Meminta persetujuan.

Kening Azam mengkerut. "Mas?"

"Iya, Mas Azam. Biar beda dari pens-pens nya situ. Kan kebanyakan pada manggil Kak Azam." Iris menjelaskan. "Tapi disingkat jadi .. Mazam aja. Biar ga terlalu krinj."

Azam makin tak faham. "Mazam itu apa?"

"Singkatan dari Mas Azam."

"Oh," sang lawan bicara mengangguk-anggukan kepalanya. "Boleh aja."

Iris tersenyum. "Owkey. Mulai sekarang, gue manggil Mazam."

"Mazam? Mama Azam?" Azam menggumam pelan nyaris tak terdengar. Kening lelaki itu mengernyit dengan tatapan bingung. "Mazam? Mas Azam?"

"Kenapa nggak Kazam aja? Singkatan dari Kak Azam." Azam memberi saran. "Takut salah tangkep. Ntar malah dikira Mama Azam. Mamanya Azam."

"Kazam? Kazam kadabra?" Iris tertawa. "Nggak, deh! Bagusan juga Mazam."

Menghela napas, pasrah. "Yaudah, terserah."

"Dih? Udah kayak cewek aja ngomong terserah-terserah. Mau ngikutin gue, ya?" Iris mengarahkan sempol yang sudah dia gigit setengah ke depan wajah lelakinya.

"Makasih." Celetuk Azam setelah ia melahap sempol yang Iris todongkan kepadanya. "Enak."

"Ck! Malah dimakan!" Iris mendumel. "Untung ganteng lo."

Azam tertawa kecil. "Kita duduk dimana?"

Iris mengedarkan pandang ke penjuru danau. Hampir semua tempat duduk santai disekitar sudah terisi oleh makhluk berakal lain kelamin. "Tuh, dibawah pohon sana aja."

Admirer Rúnda [Completed]Where stories live. Discover now