Extra Chapt : After Married > 1

8.5K 1.2K 156
                                    

Extra Chapt : After Married < 1 >[ Hari Pertama Setelah Menikah ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Extra Chapt : After Married < 1 >
[ Hari Pertama Setelah Menikah ]

Hari silih berganti, tahun demi tahun ikut berganti pula. Tepat ketika usia Iris sudah menginjak sembilan belas tahun pasca lulus dari masa putih abunya juga telah terdaftar di salah satu universitas Jakarta, Azam mengajaknya pergi ke rumah.

Bukan ke rumah Iris, melainkan ke rumah keluarga Bratanadipta. Berniat mengenalkan calon istrinya secara resmi sekaligus melakukan pendekatan supaya Iris tidak kaget dengan tingkah laku absurd keluarganya.

Setelah melewati proses adaptasi, pendekatan dan pengenalan cukup lama, Azam akhirnya mempersunting Iris di masjid dekat rumahnya.

Hari itu, kedua insan yang hendak memadu kasih, terlihat sumringah dan bahagia. Seolah hari itu lah yang mereka tunggu-tunggu sejak dua tahun atau tiga tahun yang lalu.

Ngomong-ngomong soal Azam, lelaki itu naik jabatan menjadi manajer di perusahaan sang ayah. Sembari bekerja, Azam juga menyambinya dengan kuliah.

Dan soal Alan selaku adik kandung dari Azam, cowok tengil itu sudah menyunting Elma lebih dulu. Jadi istilahnya, Azam telah terlangkahi sang adik.

Seusai acara akad dan resepsi, sang mempelai laki-laki merenggangkan otot leher juga punggung nya sebelum merebahkan diri di kasur.

Hari ini adalah hari melelahkan namun terkesan bahagia dan haru yang dia lalui.

"Udah mandinya?" Azam bertanya kepada Iris. Istrinya.

Iris mengangguk samar. Mata gadis itu seakan tak bisa diajak untuk terbuka. Tanpa mengeringkan rambut juga berganti piama, Iris langsung ambruk ke ranjang dengan posisi telungkup.

Azam tertawa. "Hey, sayang."

"Hmm .." Iris menggumam. Tenaga dia sudah habis terkuras. Kedua kakinya seakan mati rasa karena berdiri seharian menyalami para tamu undangan.

"Rambutnya di keringin dulu."

"Gamau." Iris menggeleng. "Ngantuk."

Menghela napas. Azam lalu menarik kedua pundak Iris supaya badan nya terangkat dari kasur. Dengan sekali tarik juga gerakan, Azam langsung memangku Iris.

"Ck! Ngapain, sih?" Iris bertanya, kesal. Posisinya sekarang berhadapan dengan sang suami, dengan posisi dipangku.

"Gaboleh manja-manja'an sama Istri sendiri?" Azam mengusap-ngusap punggung Iris, mesra.

Iris mengalungkan tangan nya pada leher Azam. "Tuan muda, saya tidak berniat melakukan hubungan nganu. Karena badan saya sudah letih dan ingin segera istirahat. Oleh karena itu, jangan bertingkah mesum."

Azam tertawa. Dia dekatkan hidung mancung nya pada hidung Iris. "Oh, jadi belum siap? Yaudah, gapapa."

"DIH! YAUDAH GAPAPA APAAN?!" Iris menoyor pelan kepala Azam. "Eh, eh, maaf. Nggak sengaja."

Admirer Rúnda [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang