Chapter 26

6.7K 963 11
                                    


🦋Happy Reading🦋





Dahulu kala, hiduplah seorang gadis cantik. Penduduk desa menyebutnya Si Tanpa Nama. Karena sejak dulu, tidak ada yang tau asal usulnya. Penduduk desa hanya mengetahui bahwa gadis itu sudah tinggal lama didalam hutan, sendirian.

Meskipun begitu, gadis itu sungguh baik kepada semua orang. Ketika ada penduduk desa yang tersesat didalam hutan, pasti dia akan menjadi pemandu untuk mengarahkan ke jalan pulang yang benar.

Karena kebaikannya, semua penduduk desa sangat menyayangi dan menghormati gadis itu.

Tetapi semua berubah dalam sekejap.

Kejadian yang tidak disangka mampu merubah segalanya.

Untuk pertama kalinya, kebencian telah tumbuh di hati Si Tanpa Nama.

Aeeri membaca satu persatu kalimat di dalam buku tersebut. Ada perasaan yang tidak bisa digambarkan kala membaca buku tersebut.

"Aeeri, kau kenapa?" tanya Bellona dari belakang.

Gadis berambut merah muda itu langsung menoleh ke belakang lalu menutup buku yang barusan di baca tadi.

"Aku sedang membaca buku, bukankah kau melihatnya tadi." jawab Aeeri.

"Aku tau, tapi buku apa itu?" tanya Bellona. Dia mendekat kearah Aeeri lalu melihat buku itu dengan lebih jelas. Tidak ada yang menarik, hanya terlihat usang dan sedikit kotor.

Mengabaikan pertanyaan dari Bellona, Aeeri malah mengelus sampul dari buku itu. Seolah-olah buku itu sangat berharga bagi Aeeri. Dia memperlakukannya dengan lembut.

"Kau ingat saat aku tersesat di hutan Nawkaw karena ulah Ginger dulu?"

Bellona mengernyit. "Ya, aku ingat. Memang apa hubungannya?"

Aeeri tersenyum. "Aku menemukan buku ini saat berusaha untuk mencari jalan pulang. Buku ini berada tepat di atas batu kecil yang berada di tengah-tengah danau,"

"Tak tau mengapa aku malah berkeinginan mengambil buku ini daripada mencari jalan untuk pulang. Setelah menghabiskan banyak tenaga, akhirnya aku bisa mendapatkan buku ini. Saat ingin membaca nya, aku dikejutkan oleh kedatangan penyihir Evemorny yang ditugaskan untuk mencariku."

Aeeri berhenti bercerita. Tatapan matanya seolah-olah ingin mengatakan sesuatu, tetapi dia mencoba menahannya.

"Aku berpikir untuk membaca buku ini kalau sudah sampai di asrama. Dan setelah membaca isi dari buku ini, aku mulai berpikir keputusan ku untuk mengambil buku ini ternyata tepat,"

"Karena kisah si Tanpa Nama inilah yang menjadi awal rencana besar ku ini."

"Kisah si Tanpa Nama?" tanya Bellona bingung.

"Aku malas menceritakannya. Kalau kau mau, kau bisa meminjam buku ini." Tawar Aeeri.

"AEERI! Tolong jelaskan dengan lebih terperinci. Semenjak kemarin, sikap mu semakin aneh!" kesal Bellona.

Im Not Side CharacterWhere stories live. Discover now