Rendez-vous Cauchemardesque

2.4K 194 6
                                    


Rendez-vous Cauchemardesque = kencan mimpi buruk

Regi menguatkan mental untuk menghubungi Mathias. Untung saja pria itu tidak marah. Dia memaklumi kalau Regi merasa canggung dan gugup saat bersama dirinya tempo hari. Mathias juga tidak menolak ketika Regi mengajak mereka kencan sambil makan siang.

Regi sudah datang lebih dulu di restoran Maison Jean-Pierre di kawasan Montmartre . Dia memilih tempat ini setelah mendapat rekomendasi dari Maya. Regi  sempat stalking Instagram Mathias yang menunjukkan kalau daerah ini merupakan tempat favoritnya.

Lagi-lagi Mathias datang telat. Regi gelisah menunggu. Dia khawatir pria itu mendadak membatalkan.  Namun, untuk mengirim pesan pun Regi takut. Dia hanya menunggu dalam kepanikan. Menghitung detik demi detik yang terasa berjalan begitu lambat.

"Regi, ma cherié," sapa Mathias sambil memberikan ciuman di pipi.

Regi tersenyum lega. Tanpa sadar dia melirik ke arah arloji. Mathias telat nyaris satu jam. Kekhawatirannya menguap begitu pria itu memberikan ciuman. Serta merta Regi membalas mencium pipi Mathias. Perasaan bangga menyusup dalam dada. Dia sudah lebih luwes dan tidak gugup lagi ketika menyentuhkan bibirnya pada pipi pria itu.

"Mathias," balas Regi dengan senyum lega. "Aku pikir kamu enggak jadi datang."

"Pardon, aku sempat ketiduran," ucap Mathias dengan enteng. "So, jadi kita kencan lagi," lanjut Mathias  sambil mengedipkan mata. Pria itu merapikan rambut yang sudah rapi dengan jemari tangan.

Regi tersipu malu. Dia masih belum berani menatap mata Mathias namun sekarang dia tidak segugup tempo hari.

"Maaf aku waktu itu aneh banget," sahut Regi.

Mathias tergelak.

"Aku tahu. Kamu suka banget sama aku kan? Banyak gadis yang gugup kalau ketemu aku. Padahal aku enggak gigit lho," ucap Mathias dengan nada percaya diri.

Regi ikut tertawa. Mathias memang penuh percaya diri. Dia berharap memiliki setengahnya saja dari rasa percaya diri pria itu.

"Kita pesan apa? Semoga mereka punya makanan organik dan gluten free," ucap Mathias ketika pelayan menyerahkan buku menu.

"Aku rasa ada," ucap Regi yakin.

Regi menyiapkan baik-baik kencan hari ini. Dia tahu Mathias menjaga makannya. Selalu yang organik dan glutten free. Kafe ini pun Regi pilih karena terkenal punya menu yang sesuai dengan selera Mathias.

"Aku pesan chicken grill dan salad," ucap Mathias.

"Aku pesan Le Pâte de campagne dan salad," ucap Regi.

Mathias mengangkat alis dan menatap Regi seolah-seolah dia memesan ayam hidup-hidup untuk dihidangkan di atas meja.

"Ada pesanan lain? Dessert?' tanya pelayan itu, lagi-lagi menoleh ke arah Mathias.

"Non, merci," jawab Mathias.

Regi merasa ragu. Dia sebenarnya tergiur  memesan  dessert tarte tatin dengan  satu bulatan es krim vanila di atasnya tetapi dia tidak mau dianggap sebagai perempuan rakus. Regi ikut menggelengkan kepala.

Ketika pelayan berlalu Mathias menyorongkan tubuh ke arah Regi dan bertanya dengan suara pelan," Kamu makan pâte (campuran daging dengan hati yang dihaluskan)?"

"Enak, lho. Nanti kamu bisa coba," cetus Regi.

"No, thanks. Aku enggak ngerti kenapa orang Prancis suka makan jeroan. Mengerikan," tukas Mathis menampilkan raut geli macam sedang ditawari makan ulat bulu mentah.

Love Rendezvous in Paris (Completed)Where stories live. Discover now