______________________________________
HAPPY READING
DON'T FORGET THE ☆
______________________________________🌻🌻🌻
Sebuah mobil sedan berwarna hitam berhenti sempurna di pelataran parkir salah satu kedai kopi ternama yang mengusung warna hijau sebagai ciri khasnya. Seorang pria muda berkacamata dengan setelan kerja lengkap keluar dari sisi kemudi mobil. Dia melangkahkan kedua kaki panjangnya memasuki kedai kopi itu demi memenuhi perintah sang atasan yang sedang duduk bersandar di bangku belakang mobil.
Zegalaksi Jovan Gautama
Itulah nama atasan dari Alden, laki-laki berkacamata tadi yang merupakan seorang personal assistant sekaligus orang kepercayaan Zega. Zega merupakan seorang direktur utama salah satu perusahaan terkemuka di bidang perhotelan yang bernaung di bawah nama Gautama Group. Meski usianya baru menginjak dua puluh delapan tahun, tetapi tidak membuat Zega merasa rendah diri, terlebih dengan status yang kini dia sandang.
Lahir dan besar di keluarga Gautama membuat Zega dianugerahkan status terhormat sebagai salah satu pewaris Gautama Group. Lihat saja, di usianya yang baru kepala dua, Zega sudah diangkat menjadi seorang direktur utama meskipun jabatan tertinggi masih tetap dipegang oleh Ayah dan Kakeknya. Namun itu sudah menjadi sebuah pencapaian yang luar biasa, bukan?
Menjadi salah seorang Gautama membuat Zega tidak pernah merasakan kekurangan sedikit pun. Segala hal yang dia ingin dan butuhkan akan selalu dia dapatkan dengan mudah. Tetapi sepertinya hal itu tidak berlaku untuk kisah percintaannya.
Di usia yang hampir menginjak kepala tiga, Zega bahkan belum pernah menjalin hubungan dengan satu wanita pun. Ada. Tetapi hanya hubungan satu malam yang menjadi hiburannya selama ini. Zega juga tidak tau kenapa dia masih belum menemukan wanita yang menarik hatinya. Meskipun dia sadar, tanpa perlu bersusah payah sekali pun akan ada banyak wanita yang rela mengantri demi mendapatkan dirinya.
Kedua mata Zega yang berwarna coklat tua itu bergerak lambat ke kiri dan ke kanan memandang layar ipad yang ada digenggaman tangannya. Deretan tulisan berbahasa asing itu tidak menghilangkan kefokusan Zega yang masih setia membacanya.
Sinar mentari yang sedari tadi mencoba untuk masuk ke dalam mobil perlahan menghilang membuat kegiatan Zega terintrupsi sejenak. Zega menolehkan kepalanya ke samping kanan tepat ke arah jendela mobil yang ada di sisinya. Zega menaikkan sebelah alisnya ketika melihat siluet seorang wanita muda berdiri tegak di sisi mobil. Dari tempatnya duduk Zega bisa melihat dengan jelas tangan kiri wanita muda itu yang memegang sebuah paper bag dari kedai kopi yang ada di depannya ini.
Zega memerhatikan wanita muda itu mengeluarkan sebuah lip tint dari dalam crossbody bag yang menggantung menyamping di bahunya. Wanita muda itu mendekatkan wajahnya ke jendela mobil Zega. Tangan kanannya terangkat ke udara untuk membuka tutup lip tint lalu mengarahkan tutup lip tint itu ke bibir mungil miliknya yang terlihat menggoda.
Satu kata yang bisa Zega gambarkan untuk wanita muda itu. Cantik. Wanita muda itu terlihat cantik sekali di mata Zega. Bukan hanya cantik, Zega juga merasa wanita muda itu terlihat menggemaskan dengan sebuah dress putih selutut yang dipadukan dengan oversized denim jacket. Lihat saja tubuh mungil wanita itu tampak tenggelam dengan oversized denim jacket yang dia pakai. Zega tersenyum miring saat membayangkan bagaimana rasanya memeluk tubuh mungil itu.
Pasti akan terasa sangat menyenangkan.
Zega memerhatikan wanita muda itu yang masih serius memoleskan lip tint di bibir mungilnya. Entah mendapatkan ide darimana, dengan sengaja Zega menurunkan jendela mobil yang sukses membuat wanita muda itu tersentak kaget.
“Ck. Bentaran dulu Om, saya masih mau ngaca. Naikin lagi dong Om jendela mobilnya” ujar wanita muda itu menahan kesal.
Zega memandang datar wanita muda yang menarik perhatiannya itu. Sejak kapan wajah kelewat tampannya ini disandingkan dengan wajah Om-Om. Hello. Zega ini masih berada di usia dua puluhan. Belum cocok untuk dipanggil Om. Lagipula wajah tampannya ini masih bisa bersaing dengan wajah pria-pria muda di luar sana.
“sejak kapan saya menikah dengan Tante kamu. Minggir sana. Jendela mobil saya bukan tempat untuk kamu ngaca”
Wanita muda itu menatap kesal pada Zega. “dih sewot amat sih jadi orang. Chill aja Om. Sering marah-marah bisa bikin darah tinggi loh, apalagi di umur Om yang udah tua ini. Take it easy. Anyway, thanks buat jendela mobil Om”
Setelah mengatakan itu, wanita muda itu melangkah perlahan menjauh dari mobil Zega. Zega terkekeh saat melihat wanita itu berjalan sambil menghentak-hentakkan kakinya kesal. Zega tentu paham kalau wanita muda itu tengah menahan kesal kepada dirinya yang dengan sengaja menurunkan kaca mobil di saat wanita itu tengah asyik bercermin di jendela mobil Zega.
Alden yang baru saja masuk ke dalam mobil dibuat terheran-heran dengan Zega yang terkekeh sambil memandang lurus ke luar jendela mobil. Ada apa gerangan. Baru sepuluh menit sejak dia pergi dan sudah ada hal menarik yang terjadi di sini.
“find out all about her ”
Usai memberikan perintah mutlak kepada Alden, Zega menyeruput kopi yang baru saja diberikan oleh Alden kepadanya. Sebuah senyum miring tersungging di bibir Zega kala mengingat pertemuannya dengan wanita muda tadi. Zega pastikan akan mendapatkan wanita muda itu bagaimana pun caranya. Karena apa yang sudah membuatnya tertarik maka harus menjadi miliknya.
Milik Zegalaksi Jovan Gautama.
Wait for me, Bunny
🌻🌻🌻
____________________________________
SEE YOU IN THE NEXT CHAPTER
DON'T FORGET THE ☆
____________________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Sunshine
RomanceKehidupan Hazel yang damai seketika berubah setelah pertemuannya dengan dua orang pria tampan, Naja dan Zega. Hazel tidak tau apakah dirinya harus merasa beruntung atau sial bertemu dengan mereka. Di satu sisi Hazel merasa nyaman dengan segala perla...