Childish

1.8K 192 11
                                    

Ini sudah panggilan ke 10 yang terlihat di ponsel Jennie. Namun dia tetap mengabaikannya.

"Baby.. Why you're so childish?" Rosé yang jengah melihat kelakuan temannya itu akhirnya berbicara.

"Who? Me? Childish??" Jennie pun nampak tak terima dengan komentar si perempuan yang lebih tinggi.

"Yea, you. So fckin' childish," Tambah Lisa dengan nada meledek.

Jennie hendak memukul pundak kekasih sahabatnya itu dengan buku yang ada di mejanya. Dengan reflek yang cepat, untung saja Lisa mampu menghindarinya.

"Listen to me, Jennie. Lo jeles sama Kak Tiff karena dia angkat telpon Jisoo semalem? Yang jelas jelas loh ya.. Selama disana, Jisoo emang tinggal sama dia.. Dia milih tinggal sama tuh cewek karena dia mau ngirit. And uangnya tuh dia save buat balik kesini, sesering mungkin.." Panjang Rosé menjelaskan.

"Bukan cuma itu sih. Dia tuh gak ngabarin gue seharian loh kemarin.. Pagi doang dia bilang udah sampe tempat sekolah barista nya. That's it! Salah emang gue nyariin dia?" Jennie memberikan pembelaan.

"Silih iming giwi nyiriin di'i?" Ledek Lisa yang berbalas pelototan mata dari Jennie.

"Please deh Jen... Lo kayak baru kenal Jisoo. You know her.. Luar dalam. Luar baju dan dalam baju," Lisa kembali meledek dengan gestur tangannya yang tidak bisa diam.

"LISA!" Bentak Jennie kesal.

"Alright sowwy. Tapi beneran deh, lo tau Jisoo.. Kalo lagi turn into something, dia bakal fokus banget sama hal itu. Sampai dia bisa, sampai dia mahir. Plus.. Pasti dia sibuk bantu urus persiapan cafe itu buka," Jelas Lisa.

"Ya tapi segitu sibuknya sampe gak bisa ngabarin gue lagi gitu?" Jennie jelas tidak mau kalah.

"Well.. Now she's not busy. But you ignore her call," Balas Rosé santai.

"Nah! Pinter banget emang ayang aku.." Lisa yang setuju dengan komentar pacarnya itu terlihat bangga.

Jennie langsung diam. Lagi, Rosé benar.

"Okay. Gue bakal bales chat nya aja," Kata Jennie setelahnya.

"Okay, Mrs. Right," Timpal Lisa.

*****

Sementara di tempat lain, Jisoo masih terlihat panik. Mencoba menghubungi Jennie.

Dia tau, Jennie bukan tipikal orang yang akan mendiaminya kalau kesalahan Jisoo masih bisa ditolerir. Jennie akan memilih ngomel dibanding diam seperti ini.

Pagi ini Jisoo dikagetkan dengan dirinya yang sudah berada diatas kasur. Padahal seingat dia, semalam dia tengah membuat list peralatan cafe di meja makan rumah Tiffany.

Kemudian dia baru ingat kalau dia sempat dibangunkan oleh bosnya itu dan pindah ke kamar. Lantas dia kembali tidur dengan pulas.

Kemarin adalah hari yang melelahkan bagi Jisoo. Entah karena banyak yang dia kerjakan, atau karena dia terlalu fokus terhadap hal baru yang tengah dijalaninya kini.

Sampai tadi saat alarm di ponselnya berbunyi, Jisoo baru sadar. Dia mengabaikan pesan dan panggilan dari Jennie sedari siang. Padahal dia berjanji akan mengabari Jennie lagi.

Habis sudah pikirnya. Sampai siang ini, Jennie belum juga mau membalas apalagi mengangkat telpon darinya. Dia sudah mencoba menghubungi Lisa, menanyakan apa Jennie baik-baik saja? Dan syukurnya, Jennie baik-baik saja. Hanya tengah sibuk karena mata kuliah yang cukup menyita atensinya.

"Ya kan lo sama Jennie sama aja.. Kalo lagi fokus, gak bakal bisa diganggu," Ujar Lisa yang seolah memberi sindiran juga terhadap dirinya.

Tapi kata Lisa, nanti Jennie akan membalas pesannya. Kapan? Ya hanya Jennie dan Tuhan yang tau.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 02, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

That's Should Be Me | JENSOOWhere stories live. Discover now