GENRE : TEENFICTION
--- TAMAT ---
Warning ⚠️ : Toxic Relationship, Trust issue, emotional abuse, quarter life crisis, red flags, broken home.
Rate : 17+ (mengandung kata-kata kasar dan tindakan menyimpang anak remaja)
[▪︎▪︎▪︎]
Ini tentang Sarah yan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
_____
Sarah : "Aku akan daftar di UI."
Gadis itu mengetik pesan kepada Aiden setelah menimbang lama.
Tring ...
Aiden langsung membalas chat gadis itu, padahal Sarah tidak berharap Aiden membalasnya langsung karena dia tau Aiden sedang ada pertemuan dengan rekan kerja Ayahnya.
Aiden :"Benaran Yang?"
Sarah tersenyum melihat balasan dari laki-laki itu, Sarah tau selain UI hanya kampus luar negri yang Aiden sukai.
Sarah :"Iyah."
Aiden :"Kalau begitu kita akan mendaftar besok bagaimana. Aku akan bayarin semua biayanya Bi."
Sarah terdiam, inilah yang tidak gadis itu suka, bergantung dengan orang lain terutama dengan Aiden.
Sarah :"Tidak, aku punya uang kok."
Aiden :"Uang dari mana?"
Sarah :"Beasiswa dan bantuan pemerintah."
Aiden :"Kamu gak bohongkan?"
Sarah :"Enggak."
Sarah tidak mendapati jawaban dari Aiden lagi, karenanya Sarah lebih memilih untuk kembali belajar, gadis itu kembali membuka buku-bukunya.
Kalau dia mendapatkan beasiswa penuh maka dia hanya akan meminjam kepada Ayah Reza uang untuk praktek nya saja, dengan begitu lebih mudah bagi Sarah untuk kembali membayar pinjamannya itu.
Baru saja beberapa menit membuka buku ponselnya kembali bergetar, gadis itu buru-buru mengambil ponselnya dan mendapati Arkan, Kakaknya Geri sedang menelpon gadis itu.
"Hallo Kak."
"..."
"Apa? Iyah Sarah kesana sekarang juga."
Laki-laki itu memberitahukan Sarah bahwa Geri sedang ada di rumah sakit sekarang, kondisinya kembali drop lagi.
Gadis itu buru-buru mengambil jaket dan tasnya dan segera keluar dari rumah panti itu untuk segera menghampiri Geri di rumah sakit.
----
Aiden memang senang dengan keputusan Sarah itu, hanya saja dia masih ragu dengan ucapan Sarah yang bilang dia punya uang.
Laki-laki itu kembali melihat ponselnya, Aiden menelpon salah satu orang suruhannya.
"Satu bulan ini, apa saja kegiatan Sarah?" tanya Aiden setelah telponnya tersambung.
