Chapter 18 : Rahasia Aiden

61 9 2
                                    

--- Chapter 18 ---

--- Chapter 18 ---

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

_____

"Huftt ..." Sarah menghembuskan napasnya sambil melihat laptop itu ragu.

LOLOS!

tulisan itu berhasil membuat Sarah memekik kegirangan. "Ahkk ... aku ke terima di UI." katanya menyimpan laptopnya itu dan buru-buru memeluk Mita yang ada disampingnya.

"Yes." kata Reza tersenyum sumringah.

Namanya juga lolos masuk ke Universitas itu. Kerja kerasnya selama ini tidak menghianati hasil.

Sarah mengalihkan pandangannya kemudian memeluk Reza spontan. Laki-laki itu tertegun, ini kali pertamanya Sarah memeluk kembali laki-laki itu setelah remaja. Terakhir kali gadis itu memeluknya saat mereka masih di taman kanak-kanak dulu.

Gadis itu melepaskan pelukannya dan kembali terlihat gembira melihat layar komputernya. Sarah tidak menyadari kalau sekarang Reza kehilangan akalnya dan hanya menatap gadis itu sambil meraba dada yang berdebar keras.

Mita menyadari perubahan ekspresi dan gerak tubuh laki-laki itu. "Sakit lo?" tanya Mita mengalihkan perhatian.

Reza langsung menggelengkan kepalanya.

Sarah kembali melihat laki-laki itu. "Wajah mu merah. Beneran sakit." kata Sarah meraba dahi laki-laki itu yang langsung di tepis oleh Reza.

"Gu ... gue pulang duluan." kata Reza langsung berdiri dari duduknya.

"Lah dia kenapa?" kata Sarah terlihat sangat kebingungan dengan tingkah sahabatnya itu.

Mita hanya menghela napas. "Entahlah." Gadis itu mendapatkan firasat kalau ini akan menjadi sesuatu yang menakutkan di masa depan.

----

"Aiden gak di kelas?" tanya Sarah melihat tidak ada Aiden di sana.

"Mungkin di tangga atau di atap, Aiden dan teman-temannya tidak ada di sini." kata salah seorang murid yang ada di sana.

Sarah menganggukan kepalanya mengerti. "Makasih yah." ucap gadis itu sambil berlenggang pergi dari sana.

Sarah menuruni tangga dan dia tidak melihat ada kumpulan geng Aiden di sana atau pun di lorong kelas.

Gadis itu menghela napas, anak-anak kelas tiga memang sudah sekolah bebas, mereka ke sekolah hanya untuk mengambil izajah mereka saja dan menunggu pengumuman lainnya bila ada.

Sarah kembali menaiki tangga berjalan menuju atap sekolah. Tempat itu sangat luas dan memang sering di kunjungi beberapa orang.

Sebelum membuka pintu Sarah tidak sengaja mendengar percakapan Aiden dan teman-temannya yang terdengar sangat rancu di telinganya.

BETTER DAYSWhere stories live. Discover now