34

715 88 4
                                    

Senyaman tidak pernah luntur dari wajahnya. Bibir itu terus tertarik keatas membuat senyuman nan lebar. Senyuman itu adalah pertanda bawa dia sangat bahagia sekarang. Tidak ada yang bisa mendeskripsikan bagaimana kebahagiaannya ini.

"Jika mommy dan Daddy ku masih hidup tentu hal yang pertama ingin kulakukan adalah memeluk mereka. Kau tau, ini sudah sangat lama sekali setelah kejadian di hari itu aku kehilangan mereka,"

"Sampai sekarang aku memang tidak pernah melihat mereka lagi, tapi aku percaya bahwa mereka masih hidup. Aku yakin suatu hari nanti mereka akan datang, menemuiku, dan juga saudaraku yang lain,"

Ingatannya kembali mengingat saat Lim memberitahunya bahwa gadis itu, putrinya ternyata masih mengingat dirinya dan juga istrinya. Anak itu memang memiliki kemampuan insting yang hebat.

Hanya dia seorang diri yang mempercayai bahwa ia dan istrinya masih hidup. Sedangkan anaknya yang lain sudah tidak mempercayainya dan lebih memilih untuk ikhlas.

Sekarang, ia tengah berada di kawasan manusia. Memakai pakaian serba hitam serta kacamata hitam untuk menghalangi sinar matahari. Tujuannya datang ke dunia manusia adalah untuk memantau anaknya yang tengah menyamar dengan bersekolah disana.

Senyumnya kembali terbit melihat kedua anaknya, Jennie dan Rose tengah berjalan bersama sambil sesekali mengobrol. Setidaknya ia senang ketika melihat anaknya tidak lagi seterpuruk dulu saat kehilangannya dan juga istrinya.

"Hiduplah dengan baik. Mommy dan Daddy akan segera kembali jika sudah waktunya," Pria itu tersenyum.

"Pertahankan senyum itu anak-anakku,"

...

Jennie berjalan memasuki gedung besar itu bersama Rose dengan saling merangkul. Namun tiba-tiba matanya menyipit ketika melihat seseorang yang mencurigakan di area tempat parkir memperhatikan kearahnya dan Rose.

Jennie berusaha mengendus jika itu vampire atau bukan namun Jennie tidak bisa mengendusnya. Seseorang itu sepertinya menutup jalur penciuman dengan kekuatannya maka dari itu Jennie tidak bisa mencium bahwa itu vampire atau bukan.

"Jennie eonnie," Gadis bermata kucing itu tersentak dan mengalihkan tatapannya pada adiknya.

"Mwoya? Kenapa berhenti? Kajja, Suga oppa telah menunggu kita dengan yang lain," Jennie menganggukkan kepalanya dan membiarkan Rose menariknya tapi sekilas Jennie menoleh kebelakang dan terkejut ketika orang itu sudah tidak berada disana.

"Isange,"

Jennie telah sampai di ruangannya. Senyumannya terpancar ketika kekasihnya menyambut kedatangannya dengan senyuman hangat. Dengan segera ia berlari menuju kursinya dan duduk disana.

"Kamu berangkat lebih pagi dari biasanya," Ujar Jennie.

"Hem, aku ingin menyambut kedatangan kekasihku. Sebelumnya kamu yang selalu menyambut, tapi sekarang giliran aku yang menyambutmu," Pipi Jennie memerah lalu memukul dada kekasihnya pelan.

"Mwoya? Menggelikan," Jennie bergidik kemudian merubah duduknya menghadap depan.

Limario tersenyum memeluk tubuh Jennie dari samping sambil sesekali mencuri ciuman di pipi gadis itu. Jennie hanya membiarkannya. Sekarang ia tengah memikirkan siapa seseorang misterius yang mengintainya di depan tadi.

Limario yang merasa Jennie tidak menanggapinya seperti biasa mengerutkan alisnya. Pria itu menjauhkan tubuhnya dan bingung melihat wajah Jennie yang terlihat serius.

Vampire Love Story || JenlimWhere stories live. Discover now