ayang, ini part satu

426 136 187
                                    

1. Dikira aku OG apa?

Mantan memang gak baik lagi, tapi... mengikhlaskannya dengan lapang dada dalam satu hari itu bagaimana?

•••

Suara air yang mendidih mampu membuat mata cantik ini membukakan kelopaknya yang indah. Biar aku kasih tau Besttai ciri khas seorang Febi. Jangankan suara air mendidih suara cicak jatuh kelantai aja aku langsung bangun dari mimpiku yang indah.

Iya Besttai, aku orangnya mudah bangun. Jadi... nggak perlu repot-repot buang duit buat beli alarm, beduk, panci serasa petir buat ngebagunin. Cukup ngebisikin begini; sayang... bangun. Seratus persen, mataku melek saat itu juga dan kesadaranku terisi sepenuhnya.

Dan kalian semua percaya? Penghantar opening itu hanya gurauan saja.

Skip! unfaedah beuutt.

Sebelum menerawang seisi kamar aku menggerutu dalam hati.

Piye iki, notif pesan aja udah kek terompet sangkakala. Gimana nada deringnya?

Tanganku meraba benda yang sedari tadi bergetar. Mataku langsung otomatis terbuka menatap isi pesan dari notifikasi WA dibalik layar kunci beranda.

Isinya...

Pe'a

“Bagus dikit kenapa kasih nama grup, jelek banget namanya,” gerutuku. Aku melanjutkan membaca isinya yang ternyata sesuai banget dengan nama grupnya.

anjer mentang-mentang anak bos Zionisme Groups si Dimas ngoroknya kebangetan, telatnya aduhay!

deadline udah seabrek dapet tim marketing nggak solit memang neraka dunia ini mah namanya.

woi perkumpulan tipu muslihat pendosa jangan pada koar nggak guna urusin noh deadline jancuk didepan mata daripada gue yang keburu ngebakar nih perusahaan.

adooy maboook gue liat tingkah lo semua. mati ajalah.

“Temen Ayang kok pada nggak waras semua yah? Kebanyakan perkumpulan otak setengah sudu, goblok sampe ke saluran terdalam epidermis!” tanganku melempar ponsel Dimas ke sembarang arah. Ini si pemiliknya ke mana yah?

“Mas... ” panggilku lesu.

Karena teringat kejadian insiden tengah malam yang lalu, dikontrakan sederhana ini aku nggak tidur sendirian melainkan bersama seseorang. Gak mungkin kanjeng Ayang meninggalkan aku sendirian... apalagi tidur sendirian—semalam—mengingat kondisiku yang tidak memungkinkan.

“Dimas!” teriakku. Ini orang tuli atau bagaimana sih? Suaraku terlalu indah jika dilewatkan begitu saja. “Aku tau engkau sangat dipuja mereka bagai bintang yang bersinar. Aku tau ini semua jalanmu tapiku... na na na na!” Kepalang lupa sama lirik lagu Geisha itu aku berhenti daripada merusak karya seseorang karena udah terlanjur mengarang. Kan, nggak lucu kalo nyanyi asal-asalan apalagi ditambah volume suaraku yang agak datar dikit.

“Mas di—”

“Udah bangun, tuan putri?”

“Lo dari mana?” tanyaku. Aku meneliti dari ujung rambut sampai ke ujung kaki.

FriendgameWhere stories live. Discover now