ayang, ini part dua

303 125 136
                                    

2. 3G (Galau, Gengsi, Gelud)

Jadi, mengakui ‘menyesal’ di depan gebetan mantan---eng... alasan putus, sebenarnya---ke mantan lebih baik ajak baku hantam! Bila perlu kirim ‘si pho’ ke neraka jahanam sekalian!

Mudeng?

•••

love

|sayang, kita bisa bicarain baik-baik kalo ada salah satu diantara kita yang keliru, pleasee

|kamu gak bisa ambil keputusan sendiri dirga. tolong

|sayang

|bales pesan aku

|kalo ada masalah, cerita, jangan ngajakin putus dengan hal yang gak jelas begini. kamu lihat aku sama dimas tidur berdua bukan hanya satu kali ga, dan kamu percaya-percaya aja kalo aku nggak ngapa-ngapain sama dimas. tapi untuk semalem? aku yakin, ada masalah lain sampe kamu bilang putus-putus segala. please!

|dirga, kamu tau, ‘kan aku sayyyyang banget sama kamu. walaupun kadang ucapan aku pedes, tapi, kamu tau ini salah satu dari sekian banyaknya sifatku yang buruk, kalo ada masalah dari ucapan aku yang buat kamu sakit hati, aku minta maaf

|kita perlu ketemu. aku gak bisa didiemin kek gini dengan masalah yang gak jelas, dirga

|aku mohon, jangan bertingkah layaknya bocah, kita udah sama-sama dewasa. masalah apapun pasti ada jalan keluarnya, kamu gak bisa lari gitu aja. kita, harus, selesaikan, sama-sama! itu mau-nya aku!

Aku menatap nanar pesan yang terkirim centang dua namun nggak di baca.

Menghela nafas panjang, dengan berat tanganku meninggalkan aplikasi whatsapp itu. Dari video call, telepon, sampai chatting, nggak ada satu pun yang dibalas oleh Dirga. Aku nggak yakin hanya gara-gara sifatnya yang gak enakan dan prihal aku tidur berdua bersama Dimas dia ngajakin putus? Dulu-dulu juga dia begitu, ujung-ujungnya saling sharing dan bakal balik lagi ke situasi semula tapi kok kali ini berbeda?

Apa jangan-jangan emang bener kali yah, Dirga ada simpenan dan simpanannya itu udah nggak mau jadi selingkuhan, makannya Dirga putusin aku semalam?

Kam over thinking jadinya. Aduh Besttai pening palaku.

“Galau banget yah Bi?”

Aku hanya memaksakan senyuman ke Gheanita—teman kerja paling dekat di Galery Fashion. Yah... tempat aku mencari uang sebagai salah satu pelayan sederhana di sini.

For your information, aku hanyalah seseorang dewasa berumur 21 setengah yang tamatan SMA. Dari kalangan keluarga yang biasa-biasa saja yang tinggal di desa. Keluar dari zona nyaman, aku tertarik dengan zona yang lebih menantang. Yaitu... pergi dari desa dan menjadi anak rantau ke kota Jakarta.

Bisa bayangkan sepolos apa aku dulu dan sebejat apa aku sekarang? Aku tertawa miris tanpa sadar. Jakarta ini merubah semuanya, dari mindset dan fisik. Hidupku langsung berubah setelah aku mengenal Jakarta satu bulan lamanya. Jika bisa memilih kembali, mending aku hidup di kampung yang serba nggak tahu apa-apa dan sesuatu di dalamnya yang murni tanpa ada unsur buatan tangan manusia. Apalagi hasutan setan yang berbentuk manusia, seperti orang Jakarta. Namun, nggak semuanya sih hanya beberapa saja. Ibarat Jakarta itu mengenalkan arti dunia sebenarnya. Itu menurutku yang notabene anak desa.

FriendgameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang