11

790 188 6
                                    

Chika menaiki bus kota, dia mendudukkan dirinya di dekat jendela. Entah lah, mungkin itu adalah tempat favorit gadis itu.

Chika merasakan ada seseorang yang duduk di sampingnya. Ujung matanya melirik ke arah sampingnya. Zahran? Kenapa dia menaiki bus kota. Kemana mobilnya?

Chika terus mengalihkan pandangannya ke luar jendela, melihat kendaraan lain yang berlalu lalang.

"Lo pura-pura ga tau ya kalau gw ada di sini?"

"Iya"

"Kenapa? Takut gw bully di bus?"
Chika tak menjawab.

"Lo jangan ge'er kalau gw duduk di sini. Karena cuman tempat ini doang yang kosong"ucap Zahran. Namun Chika tak menghiraukannya.

Zahran menatap tajam ke arah Chika yang sedari tadi hanya mendiami nya saja.

"Lo mu bully gw ya karena pulang naik bus!"

Chika ingin sekali tertawa mendengar ucapan Zahran, namun ia tahan.

"Banyak kok mahasiswa lain yang pulang naik bus. Terus..."Chika menghentikan kata-katanya.

Zahran mengangkat alisnya.

"Aku ga mau jadi tukang bully. Aku ga mau nyakitin perasaan orang karena aku tau sakitnya kayak gimana"

Zahran terdiam. Ucapan Chika barusan sepertinya untuk menyindir dirinya.

"Lo nyindir gw?"

"Iya"ucap Chika singkat. Kemudian dia berdiri berjalan ke depan dan keluar dari bus itu.

"Woy! Gw belum bully lo, ngepain lo turun di sini!"sentak Zahran.

***

Kini Chika berada di tempat pemakaman umum. Ia berdiri menatap salah satu makam yang akhir-akhir ini jarang sekali ia kunjungi.

"Hai Aran..."panggil Chika, ia tersenyum manis. Lalu berjongkok mensejajarkan dirinya dengan makam Aran.

"Maaf ya, Chika akhir-akhir ini jarang kesini. Pasti Aran kesepian ya"ujarnya lirih.

Walaupun tidak ada jangan dari makam Aran, entah mengapa bercerita tentang suatu masalah di sana sangatlah menyenangkan.

Chika mengelus batu nisan Aran, kemudian ia kembali tersenyum.

"Ah iya, Aran tau gak. Chika daftar ke universitas Budi darma. Di sana elite banget. Chika suka kuliah di sana"ujar Chika menceritakan Minggu Minggu terakhir ini, dimana ia memasuki universitas Budi darma.

"Aran tau gak sih... Di kampus Chika juga ada loh yang mirip banget sama Aran. Kemarin Chika pikir itu Aran, eh ternyata buka"ujar Chika ia memanyunkan bibirnya.

"Mukanya aja yang mirip, tapi orangnya ngeselin. Suka gangguin Chika, dia juga orangnya juga datar banget kayak triplek"

Oke, sekarang seorang Yessica Harlan sedang melakukan acara gibah dengan makam Aran.

Jika kalian pikir Chika itu penakut. Yaps! Kalian benar, Chika hanya berani menjelek-jelekkan Zahran hanya di makam Aran. Jika di depan orangnya langsung, mungkin dia sudah kincep.

Chika berdiri dari jongkoknya. Kemudian ia menatap makam Aran lalu tersenyum.

"Kapan-kapan Chika ke sini lagi. Sekarang Chika harus pulang. Hari ini hari Jum'at pasti banyak anak-anak yang bakalan nungguin Chika"jelas Chika.

Gadis itu melangkahkan kakinya pergi dari makam Aran, dia menghentikan langkahnya kemudian kembali melihat ke arah makam Aran.

"Dada"ucap Chika. Kemudian gadis itu kembali berjalan keluar dari area pemakaman itu.

***

Zahran menaiki motornya, ia berkeliling mencari udara segar di sore hari ini.

Zahran menghentikan motornya, ia menatap ke arah taman, di sana terlihat Chika yang sedang membagi bagikan sekotak nasi kepada anak-anak jalanan, serta pengemis.

Zahran membuka helemnya, ia terus menatap apa yang di lakukan Chika. Senyum yang selalu terpancar, dan sesekali ia juga tertawa melihat tingkah anak-anak jalanan itu.

Seperti sudah sangat akrab. Apa dia sering membagikan sekotak nasi kepada mereka. Terlihat, hanya nasi serta lauk tahu dan tempe sambal, para pengemis dan juga anak-anak jalanan itu sudah tampak senang dan menikmati makanan yang Chika berikan.

"Kak Chika duduk di sini, ikut makan bareng kita"ucap salah satu anak jalanan itu.

Tiba-tiba, tak sengaja mata Chika melihat ke arah Zahran. Zahran mengalihkan pandangannya. Ia kembali memasang helemnya.

"Tunggu, kalau gw kabur, entar dia ngiranya gw ngikutin dia lagi"gumam Zahran.

Zahran kembali melepaskan helemnya, kemudian ia menatap ke arah Chika yang masih menatap ke arahnya.

"Kak Zahran, sini!"panggil Chika. Ia melambaikan tangannya, berharap Zahran menghampirinya.

"Gw ke sana gak ya. Entar dia ge'er lagi"gumam Zahran.

Mendengar Chika yang terus memanggilnya. Zahran turun dari motornya, kemudian ia berjalan menghampiri Chika.

"Jangan ge'er, gw bukan ngikutin lo, gak sengaja aja lewat sini"ucap Zahran, dia mengalihkan pandangannya dari Chika.

Chika tersenyum tipis, kemudian ia menganggukkan kepalanya."yang bilang kakak ngikutin aku siapa?"

Zahran tersentak. Ini siapa yang ge'er, dia atau Chika?.

"Udah deh diem, mending lo makan aja"ketus Zahran. Ia mendudukkan dirinya di ranting pohon.

Sedangkan Chika, ia hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum menatap ke arah Zahran.















TBC...

Crumbs Of Heart 2 [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang