Gempa x Reader

171 28 10
                                    

Anak
15+, Romance-Slice of Life.

You, female reader as [Y/N], Gempa's wife.

[Y/N] = Your Name
[YL/N] = Your Little Name (nama kecil, contoh Putri --> Put)
[E/C] = Eyes Colour
[F/Fl] = Favorite Flavor

===

Pernikahan adalah sebuah ikatan yang harus dilakukan sekali seumur hidup bagi perempuan. Setidaknya, itulah tanggapanku.

Menikah atas dasar cinta serta restu orang tua. Mempunyai anak, lalu merawat dan mendidiknya sampai akhir hayat.

Siapa sangka, hal sekecil itu sebenarnya adalah hal paling rumit dalam kehidupan. Bertanggung jawab besar, jika melakukan sedikit saja kesalahan, maka akan fatal.

Sebagai seorang perempuan, sudah harus mempersiapkan mental untuk semua itu. Untuk menjadi seorang anak, seorang istri, dan juga seorang ibu.

Sejak aku SMP, aku sudah dijodohkan dengan salah satu senior OSIS di sekolahku. Dia si Ketua OSIS, Gempa.

Aku tidak menolak. Toh, dia memang anak baik. Aku juga tidak akan menentang Abi. Terlebih, pilihan Abi sudah benar-benar mutlak.

Meski aku sempat protes karena akan dinikahkan setelah lulus SMA, aku tetap diberi pilihan untuk meneruskan pendidikan sampai ke perguruan tinggi, atau tidak. Aku memilih untuk beristirahat selama dua tahun dari jenjang pendidikan dan melakukan kursus bahasa.

"[Y/N]? Kamu ada masalah? Kenapa melamun?"

Ah, dia membangunkanku dari lamunanku. Iya, suamiku, Gempa.

"A- ah, maaf."

Dia tersenyum lembut, lalu menyodorkan tangannya. Aku yang mengerti langsung mencium tangannya.

"Kamu memang selalu cantik dalam keadaan apapun, ya, [YL/N]? Apalagi saat memakai mukena seperti ini." ujarnya yang membuatku malu.

Kami baru saja menyelesaikan ibadah solat Isya berjamaah. Itu alasan mengapa aku memakai mukena.

"Jangan menggodaku!" Gempa terkekeh, "Aku memujimu."

Gempa mengelus kepalaku setelah bangkit dari posisi duduknya. Ia membuka sarungnya dan melipatnya, lalu menaruhnya kembali ke dalam lemari. Aku juga ikut menaruhnya setelah melipat mukena milikku.

Tanpa permisi, Gempa segera menarikku ke ruang keluarga. Dia duduk di sofa dan menarikku lagi untuk masuk ke dalam pelukannya.

Mode manja Gempa sudah aktif. Bisa-bisa aku akan mati dalam posisi seperti ini.

"Kau mau menonton film?" tanyanya.

"Boleh, memang kamu mau nonton apa?" jawabku, dia pun mengotak-atik televisi untuk mencari film yang ia inginkan.

"Aku sedang ingin menonton film romantis."

"Oh, aku curiga dengan isi otakmu sekarang." Aku segera melepaskan tangan Gempa yang memelukku.

Namun ia tidak membiarkannya, ia malah lebih mengeratkan pelukannya.

"Bukan! Bukan yang seperti itu!"

My BoyWhere stories live. Discover now