🌺 DKP// Chapter. 1 🌺

1.9K 24 0
                                    


Orang bilang cinta itu tanpa syarat tak perduli duda ataupun bujangan, kaya ataupun miskin, tua ataupun muda jika sudah cinta semua sekat itu akan hilang tak berbekas.

             🍁 Happy Reading 🍁

Disebuah desa  ditengah lahan pertanian yang luas,seorang pria dewasa sedang mengelap keringat yang mengucur deras didahinya.

Cuaca siang ini agak terik tubuh pria tinggi tegap itu mengkilap oleh keringat dan paparan matahari.
Ia meraih cangkulnya dan segera melanjutkan aktifitas menggembur tanah untuk disiapkan menabur benih.

" bang Johan .... Udah siang nih, kita berhenti dulu udah waktunya makan siang." Seru seorang bapak-bapak dari kejauhan memanggil bosnya dan pekerja yang lain.

" Ah... ia pak duluan aja, saya nanggung nih." Serunya juga dengan sesekali menyeka keringat yang menetes dengan baju yang ia kenakan.

" Udah bang... Istirahat aja dulu ini udah jam 12 loh." Sahut Daniel pekerja yang usianya lebih muda.

Ia mengangguk mengerti dan segera merapikan peralatan bertaninya dan segera keluar dari ladang bersama pekerja yang lain nya.

Johan Robinson pria usia 41 tahun seorang duda tampan bertubuh tinggi tegap, dengan otot yang kuat disekitar perut dan lengannya.kulitnya yang mengkilat karena sinar matahari dan berwarna kecoklatan menambahkan kesan seksi.

Johan pria memiliki sejuta pesona dan sangat berkharisma, rahang yang kokoh dan ditumbuhi bulu-bulu halus sisa dari bercukur. menimbulkan kesan berbeda bagi perempuan yang melihat nya.

" Wah...ada dek Yanti ternyata." Celetuk salah satu pekerja Johan saat melihat gadis bernama Yanti yang juga anak dari pak Andi salah satu Mandornya Johan.

" Eh... Iya bang Edi." Ucapnya tersenyum malu- malu dengan mata yang melirik kearah Johan.

" Ekhmm.... Dek Yanti kesini mau bawa bekal makan siang buat bapak atau bang Johan nih." Goda Herman  yang sedari tadi mengamati tingkah laku gadis itu yang sedang mencuri pandang pada bos mereka.

" Buat bapak, tapi karena makanan nya banyak,bisa untuk yang lainnya juga." Ucapnya salah tingkah karena kepergok sedang mengamati duda dua anak itu.

Sedangkan Johan hanya tersenyum tipis menanggapi ledekan para pekerja nya itu. Ia sudah terbiasa dengan segala perhatian dari perempuan berbeda dan sikapnya sama, tidak terlalu menanggapi selalu santai dan tampak tenang.

Beberapa perempuan baik itu janda, ataupun gadis perawan yang masih muda mencoba menarik perhatian nya. Ga tanggung-tanggung perempuan yang naksir Johan cantik dan bohay.

Namun yang membuat aneh Johan tampak tak terpengaruh sama sekali meski sudah digoda terang-terangan.
Bukannya belum move on dari mendiang istrinya seperti gosip yang beredar. tapi Baginya sekarang ia hanya harus berfokus pada kedua anaknya saja yang sekarang ini sudah semakin besar dan butuh perhatian dari nya sebagai orang tua tunggal.

" Eh...dek Yanti udah ada calon belum?" Tanya Edi yang emang sedari awal naksir gadis yang berusia 25 tahun, yang ditanya hanya tertunduk malu.

"Ekhm....ekhmm...." Ledek para pekerja lainnya

" Wah bang Edi lagi modus ni, hati-hati dek Yanti sama playboy." Celetuk Dion membuat Edi melirik tajam kearah nya.

" Aku yakin nih dek Yanti kesini pasti tujuannya mau ketemuan bang Johan kan?" Tebakannya tepat sasaran gadis itu semakin memerah malu.

" Yah dek sama Abang aja ya,masih orisinil soalnya." Celetuknya Edi masih usaha aja buat modus ke gadis muda itu.

" Jangan mau dek, pacar nya aja ada dua, orisinil dari mana tuh. kalau dek Yanti sama bang Johan sih aku dukung." Dion memanasi Edi yang sedari awal kerja memang tak pernah akur, entah ada masalah apa diantara keduanya.

Duda Kwalitas PremiumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang