🌺 DKP// Chapter. 8 🌺

609 12 0
                                    

🍁 Happy Reading 🍁




🍁Flash back on🍁

21 Tahun yang lalu,

Seorang pemuda tampan namun urakan turun dari sebuah mobil bus tumpangannya. Ia berjalan santai dengan tas ransel besar dipunggung menyusuri jalanan Desa.

Sepanjang perjalanannya menuju rumah kedua orang tuanya,tampak mata para gadis remaja tidak berhenti menatap dengan pandangan memuja layaknya ia adalah seorang idola.

"Siapa tuh? ganteng banget."

" Kayak pernah lihat?"

" Eh bukannya itu anak Pak Kades ya?"

Bisik-bisik para gadis remaja bahkan juga tetangga mereka terdengar jelas ditelinga pria itu,pemuda itu hanya tersenyum tipis selalu seperti itu jika dirinya kembali pulang ke tempat kelahirannya.

"Pagi Bi...."

" Pagi Mang..."

Sapanya dengan ramah, kala dirinya sempat berpaspasan dengan para tetangga yang usianya jauh lebih tua dari dirinya.

" Eh nak Johan...., ya ampun pangling bibi. Habis makin ganteng dan gagah." Pujinya membuat Johan tersenyum malu."Tadi bibi sempat mengira nak Johan itu anak kuliahan loh,yang mau magang dikantor Desa kita."  Ucapnya sambil terkekeh pelan

" Ah bibi bisa saja,masa lupa sih sama Johan yang sering manjatin pohon rambutannya Bibi." Ujarnya dengan senyum sumringah

" Habisnya makin ganteng aja." Ucapnya  salah satu perempuan itu dengan malu malu, yang kebetulan juga adalah tetangga mereka.

" Iya tu, sampai mata anak gadis kampung kita ga berkedip." Canda mamang Aldi suami bibi Tini.

Setelah bertegur sapa Johan pun melanjutkan perjalanan nya. Didepan sebuah rumah yang luas dan tampak asri itu,sosok wanita yang sangat ia cintai itu berdiri dengan senyum yang mengembang menyambut nya tepat didepan pintu rumah.

Johan Robinson si pemuda nakal, namun baik hati yang tampan  menurut gadis gadis desa tempat ia tinggal, kini pemuda tampan idola mereka sudah kembali pulang.

Gosip itu beredar setelah beberapa hari ia berada di desanya. Ya Johan memutuskan pulang tahun ini karena sekarang kuliahnya yang baru semester tiga diliburkan.

Kali ini ia mau merayakan tahun baru bersama keluarga dan juga teman-temannya yang sudah lama tidak ia jumpai.

Tak banyak yang dibicarakannya terutama sang ayah yang memang hanya diam mendengarkan anak-anak nya bercerita. Hanya sesekali ia bertanya tentang kuliah putra sulungnya itu.

Sekarang Johan sedang berada  disebuah sungai,yang letaknya agak dekat dengan kampung mereka lebih tepatnya diujung Desa. Rencana nya ia mau menangkap beberapa ikan hias  yang rencananya akan diberikan pada adik perempuannya yang bungsu.

Namun tidak sengaja Johan mendengar suara berisik seperti buah matang yang jatuh dari pohonnya.

Bugh.....

Bugh.....

Srakkk....

"Arghkhhhhh...." Teriakan kesakitan anak kecil terdengar ditelinganya, dan tak lama kemudian suara tangis kencang pun terdengar.

Johan mencari sumber suara itu berasal,dan didapatinya lah seorang gadis kecil sedang berkacak pinggang menantang tiga anak lelaki. yang pada saat itu sebenarnya ada empat,namun satunya sudah terduduk ditanah dan menangis.

Duda Kwalitas PremiumWhere stories live. Discover now