🌺 DKP// Chapter. 18 🌺

348 10 0
                                    





          🍁 Happy Reading 🍁








Semakin larut acara pun bertambah meriah sepertinya banyak tamu undangan yang datang diluar ekspektasi. Itu semua karena om Jefry merupakan mantan kepala desa dan sesepuh didesa yang tentu memiliki relasi yang banyak.

Belum lagi kerabat mereka yang dari jauh maupun dekat karena Robinson memiliki keluarga besar. Relasi dari Johan teman-teman Kenzo dan saudaranya yang lain.ditambah lagi dengan warga desa Dukuh maupun desa sebrang.

Kalau perkiraan Renata sih bisa sekitar dua ribu tamu undangan. Untung saja Renata berinisiatif menambah tenda dan merubah ukuran menjadi lebih besar begitu juga properti seperti meja dan kursi.

Sehingga semua tamu tertampung didalamnya belum lagi hasil dekorasi nya dan penataan propertinya sangat rapi dan indah. Tak hanya itu juga susunan acara nya pun teratur.

Kalau bagian konsumsi sudah dibantu oleh ibunya kalau kata Renata sih semua yang ditangani ibu Teresa pasti beres. Bermodal pengalaman dari sering nya menerima catering acara nikahan atau perayaan panenan setiap tahun didesa itu.

Tentu membuat nya Paham betul berapa jumlah konsumsi yang harus dikeluarkan, dengan menimbang jumlah tamu undangannya sehingga tidak akan kekurangan makanan.

Saat renata berkeliling untuk memastikan tidak ada kesalahan dalam acar resepsi pernikahan itu sendiri. Tanpa sengaja berpapasan dengan beberapa gadis yang menatapnya iri.

" Wowww.... Ga nyangka ternyata kak Rena!" Seru seorang gadis dengan dandanan yang sedikit menor.

Renta hanya tersenyum tanpa niat untuk menanggapi bukannya sombong namun karena masih banyaknya urusan.

"Sombong banget sih Kak, merasa paling cantik ya?"

" Oh aku tau nih, pasti lagi berburu lelaki buat diajak ke pelaminan ya kak. Kayak nya sih udah ngebet tuh pengen dinikahin."

Para gadis itu tertawa mengejek mendengar ucapan bernada ejekan salah satu temannya itu. Dan Renata diam saja tidak menggubris mulut tak tau aturan itu.

" Iya dong pastinya, Perawan tua lagi cari mangsa tuh hahahaha."

" Jangan coba coba merayu Bang Johan kak, dan kalau kakak nekad kami ga akan segan segan buat kakak menyesal pernah tinggal di desa ini." Ancam seorang gadis muda

" Udah jangan gitu,kasian kalau dia nangis kan ga ada yang nenangin. Dia kan Jomblo ga laku soalnya." Ejeknya sinis

Sungguh jahat sekali mulut mereka, cantik sih gadis-gadis ini, tapi sayang ucapannya seperti orang tidak beretika.

Renata yang sedari tadi diam saja kini berbalik menatap tajam gerombolan gadis kurang kerjaan atau mungkin kurang belaian.

Renata maju selangkah kearah gadis yang dandanannya super wah itu. Gadis yang sedari tadi berkoar dengan mulut tajam dan kurang ajarnya.

Melihat Renata yang mendekati nya dengan tatapan intimidasi membuat gadis itu mundur seketika. Kebetulan sekali saat ini mereka berada di sebuah tempat yang agak jauh dari keramaian dengan lampu yang temaram.

Karena mereka sedang berada dibagian belakang panggung karaoke, kalau tidak mungkin akan jadi pusat perhatian tamu undangan.

"Saya memang belum menikah diusia ini,tapi saya tidak akan malu karena itu bukanlah aib. " Ucapnya sambil melipat tangan didadanya ."  Justru sebaliknya saya sangat bangga masih mempertahankan kegadisan saya, yang anda semua sebut dengan kata Perawan tua itu." Gadis yang diintimidasi Renata itu terkekeh mengejeknya,sepertinya ia belum tau makna dari ucapan Renata

Duda Kwalitas PremiumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang