[2-18] Protect The Sun

14.1K 2K 197
                                    

Langit jago dalam merakit

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Langit jago dalam merakit. Thalia punya bukti karena suaminya itu bahkan pernah membangun rumah kayu untuk Mochi dan Molli dulu. Sekarang dia melakukannya lagi. Tapi untuk Aksa. Merakit sebuah pagar-pagar kayu untuk bermain Aksa. Katanya, Aksa semakin pintar dan jago merangkak. Aksa akan pergi kemana saja tanpa sepengetahuan mereka. Pernah saat Langit dan Thalia jatuh tertidur di suatu malam. Aksa menghilang di antara mereka. Thalia panik setengah mati. Langit langsung belingsatan mencari.

"Lang, Lang, Akca nggak ada! Akca ke mana?! Lang..." suara Thalia merebak pagi itu, hampir menangis. "Tadi dia tidur di pelukan aku, Lang!"

Langit berlari kesetanan memutari rumah. "Akca! Caa! Akca di mana? Ca, jawab Papa! Akcaaa!" dan berakhir dengan bantingan frustasi. "Anak kita Thal ke mana?! Thal!"

"Aku nggak tahu, Lang!" Thalia mungkin hampir gila. "Lang, tadi dia di sini... Lang!"

Dan yang dicari-cari ternyata bermain di kamar mandi. Asyik menggigiti gagang shower yang terjatuh. Tangis Thalia merebak memeluknya. Aksa hanya menatap mamanya kebingungan.

"Sayang, Akcaaa! Akca nggak boleh begitu lagi, ya? Kalau pergi harus bilang-bilang dulu sama Mama! Nggak boleh pergi diam-diam lagi, ya, sayang? Nanti Mama dan Papa panik cari Akca kemana?"

Tapi yang ditangisinya masih kebingungan. Terus memainkan gagang shower ke telinga. Seperti asyik menelpon. Thalia menarik shower itu dan Aksa menangis.

"Hungh... Hungh..." isakan si gantengnya memenuhi ruangan. Tapi bajunya basah. Thalia jadi tidak tega membiarkan bayi gantengnya ini basah-basahan.

"Sayang kita main di dalam aja, ya?"

Tapi papa memang selalu berbanding terbalik dengan mama. Langit malah tertawa bangga. "Loh, Akca ngerangkak sendiri ke sini? Kok jauh banget? Akca hebat, iya? Anak siapa si pinter ini? Besok ya pasti bisa jalan sendiri, he eh?"

Thalia hanya menatap sinis. "Lang!"

Sejak peristiwa itu Langit memutuskan membuat rumah-rumahan untuk Aksa yang dibuat dengan sisa kayu. Lalu dicat ulang dan dijadikan pagar mini. Jadi, Aksa tidak akan pergi kemana-mana kalau main. Thalia tidak akan bingung lagi mencari. Thalia hanya perlu memasang pengait besi di belakang pagar, lalu Aksa akan bermain asyik di sana tanpa keluar batas.

"Jadi kalau kamu mau ke pantry nyambi masak, kamu nggak usah bingung lagi, Thal," ujar Langit sambil sibuk merakit potongan kayu itu. Sesekali suara pukulan palu dan gemerincing paku terdengar memenuhi ruangan. Langit akan memukul-mukul kayu. Sibuk sendiri dengan peralatannya yang tersebar di lantai.

Aksa menontonnya sambil tengkurap di karpet bulu. Asyik bermain dengan boneka baru rabbit dari mama. Kuping rabbit yang panjang dia gigiti. Lalu tiap suara ketukan, Aksa akan mendongak, melihat papa sibuk di sana dengan kayu-kayu berserakan. Tiap tubuhnya akan merangkak mendekat, mama melarang.

"Ca, nggak boleh dekat-dekat paku," lalu Thalia akan memperingatkan, menyeret tubuh Aksa kembali ke karpet, "jangan main sama Papa dulu, Ca, bahaya. Main sama Mama saja, ya?"

Into The SkyWhere stories live. Discover now